1. Awal

162 21 11
                                    


Tak!

Jivan terantuk pada pintu kamarnya saat ia membaca buku. Ia mengusap usap kepala nya sambil menyengir

Jivan memegang pintu knop pintu kamarnya sambil menarik nafas. Kali ini ia harus bisa 'berbaur' dengan keluarga kandung nya

Jivan pun membuka pintu dan berjalan menuju ruang makan keluarga dengan senyuman nya

"Pagi Pah, Mah, Sa." Sapa Jivan dengan senyun manis. 3 orang yang disapa itu hanya sibuk dengan diri mereka masing-masing tanpa ada niat membalas sapaan Jivan

Jivan hanya tersenyum getir, lalu mengambil duduk di depan Grace sang ibu

"Selamat pagi semua, kecuali si debu." Sapa saudara tiri Jivan, Visha

Visha merupakan anak panti asuhan yang diadopsi oleh keluarga Setiawan untuk menggantikan Jivan yang dulu sempat hilang

"Pagi, Visha." Jawab 3 orang di meja makan. Jivan tersenyum getir melihat bagaimana sifat keluarga kandung nya itu

Di sini Jivan lah yang anak kandung, tapi kenapa Visha yang lebih disayang? Sedangkan Jivan hanya dianggap seperti orang asing

Ia mengingat bagaimana ia bertemu keluarga Setiawan pertama kali

Flashback on

Jivan yang baru saja meniup lilin angka 15 tahun miliknya tersenyum manis saat ibu panti datang menghampiri nya

"Selamat ulang tahun ya nak." Ucap ibu panti sambil mengelus rambut Jivan

"Makasih banyak bu." Balas Jivan dengan senyum manisnya. Seharian ini Jivan tidak berhenti tersenyum

"Sebagai hadiah, ibu punya sesuatu untuk Jivan." Kata ibu panti. "Oh ya? Apa itu bu?" Tanya Jivan dengan semangat nya

"Nanti sore, ibu mau anterin Jivan ke rumah keluarga kandung Jivan."

"Beneran bu? Berarti Jivan udah bisa ketemu sama keluarga kandung Jivan lagi dong bu?"

Jivan benar-benar senang. Setalah menunggu lama, akhirnya keluarga kandungnya berhasil menemukan nya

"Tapi, Jivan gak tinggal sama ibu dan adik adik lagi dong." Ucap Jivan yang tiba-tiba menjadi lesu

"Gak apa apa dong, nak. Kan Jivan masih bisa dateng buat main main doang. Tiap hari juga boleh." Kata ibu panti yang berhasil membuat Jivan tersenyum lebar

Hari pun semakin sore. Jivan yang duduk sambil memegang tas nya tersenyum kecil

Ia tidak menyangka di ulang tahunnya yang ke 15 ini, ia akan pergi dari panti asuhan ini

Tempat dimana Jivan tumbuh, sekaligus menjadi rumah untuk Jivan

"Kak Jivan.." Panggil seorang anak perempuan menarik narik baju Jivan

Jivan pun menoleh ke bawah dan jongkok agar tingginya dengan anak itu sama

"Kenapa Kelly?"

"Kata ibu, kak Jivan mau pergi ya?" Tanya anak bernama Kelly sambil memasang wajah sedihnya

"Hehehe, iya dek. Kakak udah ketemu keluarga kakak, jadi kakak gak bisa tinggal sama kalian lagi." Jawab Jivan

"Jangan pergi kak. Entar siapa yang hibur Kelly dan teman teman?" Akhirnya, tangis Kelly pun pecah

"Eh eh jangan nangis. Kan kakak masih bisa dateng kesini buat ketemu Kelly." Ujar Jivan, lagi

GARVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang