SINGLE PARENT (1)

1K 101 8
                                    








~PANCAKE~














"ayah, aku mau pancake nya lagi" hoseok mengangkat piringnya dan mendekatkan pada seokjin.

Seokjin sadar tanggung jawabnya menjadi orang tua tunggal memang tidaklah ringan, anak-anak terkadang begitu menggemaskan tetapi terkadang juga sulit diatur. Belum lagi beban pekerjaannya yang tidak ringan, sebagai pegawai biasa ia pasti memiliki tanggung jawab yang sama seperti pegawai lainnya. Tetapi dibalik itu semua, sebenarnya ia cukup bersyukur karena Tuhan berbaik hati mempercayakan tiga anak sekaligus padanya.

Memiliki tiga anak dengan tiga karakter yang berbeda membuatnya harus semakin membuka pikiran, berusaha menjadi ayah dan ibu dalam satu waktu, bahkan terkadang ia harus memposisikan diri sebagai teman mereka. Terkadang anak-anak memang sulit sekali ditebak, ada saja yang membuat seokjin geleng-geleng kepala keheranan.

"Pancake nya sudah habis, kan tadi hobi sudah makan dua" nasihat seokjin pelan,

Ia bisa saja membuatkan lagi dihari libur, tetapi saat hari kerja seperti ini waktunya sangat terbatas dan ia tidak bisa membuang waktu. Seokjin melirik yoongi yang asik dengan pancakenya sendiri dan namjoon yang terlihat melirik-lirik hoseok. Seokjin seperti nya sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan putranya jadi dia berusaha melihat kebaikan-kebaikan kecil yang terkadang menjadi pemandangan indah di pagi hari.

"Aku sudah kenyang, ini untukmu saja hobie" namjoon menggeser piringnya dan menyerahkannya pada hoseok.

Seokjin masih melihat tatapan ragu hoseok yang memandang namjoon dan dirinya seperti meminta persetujuan, dan ia mengangguk setuju. Diliriknya lagi lelaki sulungnya yang terlihat acuh tak acuh, ia berusaha maklum karena putra sulungnya juga belum sedewasa yang ia kira.

"Aku ada kuis pagi" jelas yoongi singkat.

"Ah, benarkah? Kakak tadi malam sudah belajar? Kenapa tidak bilang ayah-"

"Sudah, ayah saja yang lupa"

Seokjin lekas menggaruk kepala, otak kecilnya ini memang benar-benar sulit fokus akhir-akhir ini. Baru saja seokjin ingin mengutarakan permintaan maaf, tetapi yoongi sudah beranjak dari tempat duduknya.

Yoongi itu tipikal anak yang dingin, tidak banyak bicara dan lebih banyak bertindak. Terkadang seokjin harus memutar otak untuk dapat berbicara dengan yoongi. Tak ingin membuang waktu seokjin lekas menyahut tas kedua putra kembarnya dan menggiring mereka semua untuk segera masuk ke mobil, sebelum meninggalkan rumah seokjin memastikan tak ada yang tertinggal.

"Pakai seat belt nya anak-anak" perintah seokjin pada ketiga anaknya.

*************

"Kim namjoon, silahkan kedepan"

Namjoon mengangguk, melirik teman-temannya yang menatapnya tajam. Ia tahu ia memang tidak punya banyak teman, padahal ia selalu berbuat baik pada mereka. Terkadang hati kecilnya iri melihat hoseok memiliki banyak teman, sedangkan ia tidak.

"Selamat ya nak, nilainya sempurna lagi" puji ssaem pada anak berperawakan tinggi itu.

Namjoon tersenyum sesaat dan menunduk mengucapkan terimakasih. Ia kembali ke tempat duduk, sesekali menghindari kaki temannya yang sengaja ingin menjatuhkannya.

"Tidak boleh takut, kak yoongi bilang tidak boleh takut"

Namjoon menggigit bibirnya sesaat, mencoba menahan tangis merasakan tekanan dari teman-temannya. Ia tahu tidak masalah untuknya menangis karena ia masih juga masih sekolah dasar. Tapi ia harus tahan, ia merasa tidak boleh menangis dan membuat ayahnya merasa terbebani. Mereka bertiga sering melihat ayah pulang kelelahan dan akan sangat jahat jika ia membuat ayah kesulitan. Jadi terkadang yoongi sering menegur mereka jika terlalu manja pada ayah.

Drabble Namjoon Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin