Secret (2)

1.1K 117 17
                                    

All is well, Joonie

.
.
.
.
.
.
.
.





Namjoon mengikuti langkah tegap sang ayah yang berjalan menuju ruang guru. Beberapa orang terlihat menunduk sopan dihadapan ayahnya, itu juga yang membuatnya menjadi semakin sedih. Ayahnya adalah orang terhormat, disegani seantero Korea, tetapi ayah harus menanggung malu karena memiliki anak sepertinya. Langkahnya terhenti saat ayah menahan tubuhnya, memegang bahunya membuatnya menatap sang ayah tak mengerti.

"Namjoon disini dulu, ayah akan masuk dan berbicara dengan kepala sekolah. Ayah akan panggil jika sudah selesai" namjoon mengangguk dan menatap ayahnya yang telah melangkah menjauh didampingi beberapa orang guru

Namjoon memilin jas sekolahnya, saat teman lain sudah menikmati liburan ia justru masih terjebak di lorong sekolah. Namjoon menatap beberapa gerak guru yang hilir mudik di hadapannya, ia juga lihat bagaimana media ada di lobby sekolahnya. Hampir semua media tahu tentang masalah ini, tentu saja ini akan jadi bahan yang hangat untuk dibicarakan.

********

"Silahkan masuk tuan min" kepala sekolah mempersilahkan wali muridnya ini untuk duduk di ruang tamu.

Yoongi merasa diterima dengan baik, tentu saja ia juga akan mengingat pelayanan baik ini. Yoongi menarik nafas sesaat dan mulai berbicara pada kepala sekolah

"Senang bertemu dengan anda, Kang seonsaengnim" yoongi dengan ramah menjabat tangan kepala sekolah namjoon.

"Agaknya aku tidak bisa berlama-lama, aku telah menjelaskan pada Kim ssaem jika aku ingin putraku tetap dinaikkan kelas" jelas yoongi tegas,

Kang seonsaengnim menjelaskan faktor apa yang sebenarnya membuat sekolah tidak berdaya untuk menaikkan namjoon, hal itu tentu akan dimaklumi yoongi. Yoongi terlihat meminta berkas yang sebelumnya telah ia pesankan pada Kim ssaem lekas ia tanda tangani.

"Anggap saja sepuluh beasiswa untuk siswa ini adalah bagian dari amalku--dan ini" yoongi mengeluarkan cek nya dan menuliskan nominal yang cukup besar untuk diserahkan pada kang ssaem.

"Ada tambahan sedikit dariku--"

Kang seonsaengnim terlihat terperangah melihat besaran nominal yang yoongi tuliskan disini, yoongi sendiri merasa aneh, apa nominalnya belum cukup.

"Apa masih kurang?"

"Tidak tuan, tidak. Ini sudah lebih dari cukup, dana ini bahkan bisa untuk beasiswa lima puluh anak dalam satu tahun" sahut kepala sekolah itu.

Yoongi sendiri mengangguk mengerti, ia menghela nafas sesaat lekas kembali berbicara pada kepala sekolah di hadapannya itu

"Maaf sebelumnya tuan kang, aku sebenarnya tidak suka cara ini. Aku harap kau tidak berpikir jika kegiatan politik ku juga seperti ini. Tetapi aku hanya ingin membuat putraku tidak tertekan, aku rasa kau cukup mengerti masa kelam yang dialami putraku setahun lalu" kang seonsaengnim mengangguk mengerti.

"Aku harap kau bisa menjamin putraku disini. Dan aku akan mengusahakan putraku belajar dengan sungguh-sungguh"

Yoongi lekas beranjak dari ruangan kepala sekolah, didampingi kepala sekolah dan beberapa guru mereka mencari namjoon. Anak itu terlihat tertunduk, yoongi tahu namjoon mungkin merasa malu.

"Namjoon--"

Namjoon lekas berdiri saat ayah dan kepala sekolah serta wali kelasnya mendekat ke arahnya. Ia mendengar bagaimana yoongi menjelaskan semuanya, tentang ia yang bisa naik kelas dan sebagainya.

Drabble Namjoon Место, где живут истории. Откройте их для себя