02

399 64 4
                                    

War bersama Bonna membawa kopi menuju ruang meeting utama yang jarang sekali digunakan, setelah membersihkannya lebih dulu sejak pagi-pagi sekali.

"Punggungku rasanya pegal sekali." Keluh Bonna. "Aku penasaran mengapa kita harus menyiapkan ruangan ini sejak bertahun-tahun tidak pernah digunakan."

"Ketua akan datang untuk pertemuan direksi." Kata kepala kebersihan yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu.

"Tidak biasanya ketua datang. Apa terjadi sesuatu?" Tanya War penasaran.

Kepala kebersihan mengedikkan bahu. "Aku tidak tahu. Tapi dari apa yang ku dengar, nampaknya ketua berencana untuk menyerahkan kursi kepemimpinan kepada salah satu anaknya."

"Apa kau serius, kepala?" Tanya Bonna yang kini mendekat ke arah kepala kebersihan. "Itu artinya tuan Jay akan menjadi pimpinan baru kita, bukan?"

Kepala kebersihan menggeleng. "Aku tidak tahu. Sempat terjadi keributan bahwa anak bungsu ketua yang akan menggantikan posisinya, untuk itulah ia kembali setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri."

Bonna akan kembali berceloteh sebelum ia menyadari bahwa seseorang masuk ke ruang meeting itu, sehingga ia berpura-pura sedang mengerjakan sesuatu.

"Direktur," sapa kepala kebersihan. "Apa anda datang untuk mengecek ruangan ini? Kebetulan kami hampir menyelesaikan semuanya."

Direktur pemasaran yang tidak lain adalah Yin hanya mengangguk sebelum ia menoleh karena namanya dipanggil.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Yin pada seseorang yang mencoba merangkulnya, tapi ia tolak. "Jangan katakan-"

"Tentu saja aku akan menghadiri rapat direksi. Memangnya apa lagi?" Kata Prom, orang dengan setelan jas berwarna krem. "Ah, juga untuk melihatmu mendapatkan jabatan yang baru."

"Berhenti bicara omong kosong," kata Yin jengah. Pria itu tiba-tiba melangkah menuju pintu untuk menarik lengan baju seseorang yang akan pergi meninggalkan ruang meeting.

War yang begitu terkejut dengan perlakuan Yin menarik kembali lengan bajunya dari pria itu dan menatapnya bingung.

"Kau sudah baik-baik saja?" Pertanyaan Yin sukses membuat semua orang terdiam, termasuk War. "Maksudku, apa kau masih sering sakit kepala, kehilangan keseimbangan atau semacamnya?"

Dengan kerutan di dahi, War mencoba menjawab pria itu dengan, "Sudah dua bulan berlalu sejak pertama kalinya aku dibawa ke rumah sakit, tapi aku sudah baik-baik saja. Terima kasih atas pertanyaannya." Lalu War, Bonna dan kepala kebersihan pergi karena orang-orang sudah mulai berdatangan.

●●●

Prom meletakkan gelas kopi yang baru disesapnya. "Ada apa dengan pertanyaan itu?"

"Pertanyaan yang mana yang kau maksud?" tanya Yin.

"Pertanyaan; kau sudah baik-baik saja? Yang kau tujukan pada petugas kebersihan itu." Pria itu menatap Yin yang sedang membaca sesuatu di tablet miliknya. "Apa kalian saling mengenal?"

Yin mendongak, menatap balik Prom dengan wajah bingung. "Memangnya kau harus saling mengenal untuk sekedar menanyakan apakah orang itu baik-baik saja?"

"Tentu saja bodoh!" Prom ingin sekali melempar kepala Yin dengan gelas di hadapannya, namun ia menahan diri. "Kau akan dianggap aneh ketika menanyakan pertanyaan semacam itu kepada orang asing! Kau pikir berapa umur mu untuk tidak menyadari itu?"

"Tempo hari aku membawanya ke rumah sakit karena ia tiba-tiba kehilangan kesadaran. Lalu setelah dua bulan tidak pernah lagi melihat wajahnya, aku bertanya apa ia sudah baik-baik saja. Lalu dimana letak kesalahanku?"

UNTOUCHABLEWhere stories live. Discover now