Hampir semua orang yang pernah aku temui itu munafik dan serakah.
Demi harta, jabatan, kepopuleran, kekuasaan,dan lain sebagainya. Terkadang manusia akan kehilangan akal dan rasa empati dan simpati.
Rasa kemanusiaan makin hari akan semakin terkikis ketika manusia sudah mengenal yang namanya keserakahan.
Mereka rela menukar saudara sendiri demi satu nama yaitu kekuasaan.
Terkadang aku juga sering mentertawakan diri sendiri yang juga sama seperti manusia sampah lainnya.
Yang selalu jijik ketika melihat orang lain mengorbankan harga diri demi menjilat orang lain yang lebih tinggi kekuasaannya agar bisa mendapatkan sesuatu. Tetapi aku tanpa sadar juga melakukan itu agar mencapai sesuatu yang lebih tinggi lagi.
Ingin rasanya aku melepas diri dari semua hal menjijikan ini. Tetapi aku tidak bisa, karena aku juga hanya manusia biasa yang memiliki ambisi,dendam, dan tujuan hidup.
Semua ini akan terpenuhi ketika aku mempunyai yang namanya kakayaan dan kekuasaan.
Ya serakah... Aku juga mulai memunculkan sifat serakah semenjak masuk di SMA Wijaya. Banyak manusia kotor dengan topeng Malaikat menutupi bau busuk dengan parfume pujian dan sanjungan manis.
K
etika kamu hanya melihat sudut pandang hanya dari satu sisi, maka kamu hanya akan melihat apa yang hanya ingin kamu liat. Cobalah melihat sudut lainnya agar kamu tau bagian mana saja yang cacat dari setiap manusia serakah serakah itu. Maka kau akan melihat bagian terburuk yang tidak ingin kamu lihat yang akan mengancam hidup.
Coba tebaklah siapa iblisnya di SMA Wijaya ini. Aku? Sarah? Anggi? Ansel? Atau mungkin orang misterius lain yang memiliki keserakahan paling besar yang merupakan puncak penguasa sesungguhnya disini.
Warning!! Cerita ini penuh dengan plot twist, bagi yang tidak suka plot twist tolong jangan hujat cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Various Side Of Life
Fiksi RemajaAwalnya tujuanku adalah melanjutkan hidup dengan damai, setelah mengalami banyak hal menyakitkan di hidupku. Tetapi semenjak aku SMA, aku mulai menyadari bahwa aku berbeda. Aku suka melihat wajah mereka ketika berbohong, wajah ketika mereka mengara...
