29

1.8K 232 27
                                    

Lun masukkan BGM dari drakor kalau mau alternatif membaca sembari mendengarkan lagu, karena menurut Lun, ini mendukung adegan melankolis di part ini, jika ada yang punya lagunya, bisa putar.

Cakrawala menyemburat jingga kekuningan, burung merpati menggepakkan sayap diatas langit biru, bersiap kembali ke rumah kecilnya. Jalanan yang seharian padat dan panas oleh ratusan mobil, terasa agak hangat, air danau memantulkan warna keemasan, dan rumput hijau bergoyang pelan. Anak-anak masih asyik bermain bola di lapangan, ada tawa dan tangis di dalamnya. Naruto melihat hal itu semua saat dirinya mengayuh sepeda, ia selalu menikmati hal sederhana yang selalu terlewat dalam hidupnya. Dimana kesenangan tulus dan murni itu terenggut, tak akan bisa ia raih kembali.

"Bukankah menyenangkan melewati waktu seperti anak-anak itu? Mereka tidak memikirkan beban apa yang harus di hadapi ke depannya," ucap Naruto, sedangkan Sasuke yang duduk di belakang, mendengarkan.

"Lebih baik belajar dewasa dari dini, semua anak-anak akan meninggalkan kepolosannya, dan hidup dengan banyak emosi, mereka harus berjuang keras, hanya demi bisa bertahan hidup." Jawab Sasuke dengan serius, suara kayuhan sepeda terasa ringan di dengar.

Naruto tersenyum mendengarnya.

"Benar, aku hidup sebagai anak yang polos pada awalnya, tapi akhirnya, semua masalah akan datang, membawa rangka dewasaku sampai saat ini."

Mereka memasuki kawasan distrik, dan Naruto menuju minimarket, lalu memakirkan sepedanya disana. Saat ini sudah malam, ia harus bergegas kembali untuk membersihkan diri, lalu berangkat kesini untuk bekerja lagi.

"Ayo jalan saja, aku tidak bisa menanjak dengan beban berat."

Sasuke memgangguk, ia ingin melangkahkan kakinya, tapi terhenti ketika melihat Naruto sedikit terengah-engah, ada keringat tipis di dahinya.

"Lelah? Ingin istirahat sebentar?" Tanya Sasuke.

"Tidak, tidak apa-apa, shift ku sebentar lagi, ayo lanjut." Naruto memaksakan kakinya untuk tetap berjalan, tapi kelelahannya tidak bisa disembunyikan. Sasuke bisa melihat dengan jelas.

Sasuke melepas jaket Naruto yang bertengger di bahunya, dan memakaikannya pada badan Naruto, lalu berjalan maju dan berjongkok, memunggungi Naruto.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Naruto.

"Cepat naik ke punggungku," jawab Sasuke.

"Aku bisa jalan sendiri, lagian–"

"–Apakah menurutmu, aku ingin repot-repot menyeretmu jika kamu pingsan di tengah jalan nanti? Cepatlah."

Maka Naruto dengan ragu-ragu maju, dan menempelkan tubuhnya, menyerahkan semua beratnya pada Sasuke, dan pria itu berdiri, lalu berjalan perlahan.

"Kamu yakin bisa menggendongku sampai apartemen? Kita berjalan menanjak," ucap Naruto, kata-katanya sedikit teredam, karena dagunya bersandar di bahu Sasuke.

"Aku tidak selemah itu."

Sasuke membawa Naruto dipunggungnya, dan ia harus berjalan perlahan. Jalanan menanjak itu sepi, gang di kiri dan kanannya hampa, mereka hanya bertemankan lampu yang hidup, ada serangga kecil yang berkerumun di sekitar lampu, angin malam berdesir lembut, menggoyangkan kertas robek di dinding. Saat ini, hanya nafas keduanya yang bisa didengar, ringan, tanpa ada emosi di dalamnya.

"Terimakasih," ucap Naruto perlahan.

"Untuk?"

"Untuk empat bulan yang terjadi, aku tidak optimis bahwa kita bisa bersama, sangat mengejutkan, orang sepertiku, cukup menikmati hal-hal ini, aku mudah bosan dan juga berpikir simpel, jika tidak ingin, maka akan kutinggalkan, tidak akan ada penyesalan,"

TIME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang