Last Hello.

255 36 7
                                    

ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ; ʜᴇʀᴇ'ꜱ ʏᴏᴜʀ ᴘᴇʀꜰᴇᴄᴛ-ᴊᴀᴍɪᴇ ᴍɪʟʟᴇʀ

ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ; ʜᴇʀᴇ'ꜱ ʏᴏᴜʀ ᴘᴇʀꜰᴇᴄᴛ-ᴊᴀᴍɪᴇ ᴍɪʟʟᴇʀ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini turun hujan lagi. Musim hujan sudah masuk begitu pula sendu.

Dengan kabar baru lagi dari para relawan maupun tim sar semua menemukan titik terang. Mark dan Hyunjin ditemukan. Tapi semua pencarian ini berakhir dengan jasad keduanya di area terpencil di atas gunung sana, dalam penyelidikan hyunjin di duga telah lebih dulu terjatuh dan mengalami pendarahan parah di kepala belakangnya, membuat nyawanya tak tertolong sejak terjatuh. Sedangkan Mark, suhu dingin di puncak gunung terlebih lagi hujan yang terus menerus menyebabkannya mengalami hipotermia tanpa tanganan apa apa.

Dan hari ini. Dirumah duka Mark, Rose berdiri dengan setelan hitam melekat pada tubuhnya, menatap sendu pada jasad yang ditangis-tangisi hampir seisi rumah. Ia tak mungkin menyembunyikan air matanya lagi, rasanya kemarin harapan dan keyakinannya kuat sekali bahwa Mark pasti selamat, dan sekarang..

Semesta seolah mematahkan berulang kali keyakinannya, lalu ia semakin di tusuk dengan pemandangan ini.

Sesekali ia datang mengusap pundak ibu Mark mencoba menguatkan, begitu juga pada dirinya sendiri, Mark memang sangat baik. Sangat.

Rumah yang minimalis itu kini rasanya remuk, ia dapat merasakannya kuat. Rumah ini harus tetap kokoh memeluk orang orang dengan mata sembap yang tengah dirundung duka yang menampar, dan Rose berjanji akan membantu mengokohkan sampai nanti. Mark pantas ia bantu sampai akhir.

Dengan upacara pemakaman Mark maupun Hyunjin yang berada di titik penutupan, menjadi akhir dari rangkaian duka hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan upacara pemakaman Mark maupun Hyunjin yang berada di titik penutupan, menjadi akhir dari rangkaian duka hari ini. Lagi-lagi hujan kembali mengguyur kota, seakan menjadi ucapan perpisahan dari mereka yang sudah kembali.

Hanya saja hujan yang menutupi jalanan jalanan kota pasti menambah sendu yang tengah dirasakan semua orang yang kehilangan. Begitu pula Yeri,

Dengan mata yang masih berair bahkan sejak semalam, ia dengan kosong menanggalkan tatapannya pada jalanan jalanan yang mulai sepi, meski sesekali manusia berpayung dengan ceria menerobosnya. Yeri tidak dapat memastikan benar perasaan apa yang di alaminya detik ini dan kebelakang, entah duka atau kesal.

Yeri. Jelas merasa kehilangan. Mereka berdua sahabat yang jauh dari buruk, tapi..

Kecewa Yeri tidak pernah luntur. Egois memang.

Cukup enam tahun sudah dia terjebak dengan Mark, tanpa berani menyatakan perasaan apa apa dan hari ini rasanya mengecewakan. Setelah dipatahkan harapannya lalu terpatahkan lagi bahagianya, dan pelakunya manusia yang sama. Sangat menyakitkan.

Adakah sebuah kotak telepon untuk berbicara dengan Mark? Bahkan jika harus mengatakan ini terakhir kalinya? Adakah?

Jika ada berikan Yeri alamatnya, segudang hal yang ingin yeri sampaikan sudah menumpuk, di ubun-ubun dan di ujung matanya.

"Yer?" Mama muncul dari balik pintu, tepat setelah air mata Yeri berhenti

Segelas susu hangat yang jadi kebiasaan serta kotakan dengan ukuran sedang berada pada tangan Mama.

"Nih. Susunya jangan lupa di minum, sama ini..katanya dikasih Mark"

Matanya haru menatap lekat kotak karton itu. Satu yang menarik perhatiannya,

Segel biru yang dia dan Mark buat berapa tahun silam. Lantas mama pun keluar menyadari bahwa Yeri perlu sendiri membuka itu.

"Yer, atas kecewanya lo gue minta maaf! Gue tau lo pasti ngerti gak akan ada perasaan yang bisa di paksakan. Dan satu! Maaf gue gatau kalau enam tahun kita itu, terjebak."

Di atas kalimat Mark pada pembuka surat lantas Yeri menangis, menjadikan kertas itu satu satunya hal yang bisa ia peluk, mewakili Mark.

Di atas kalimat Mark pada pembuka surat lantas Yeri menangis, menjadikan kertas itu satu satunya hal yang bisa ia peluk, mewakili Mark

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mereka siapa?Where stories live. Discover now