Seleksi penyiar baru

214 42 3
                                    

Nσɯ ρʅαყιɳɠ :

Mყ ყσυƚԋ-Nƈƚ Dɾҽαɱ

Seleksi penyiar radio kampus dimulai 1 jam lagi, maka itu Rose serta yang lain termasuk mbak seulgi bersiap untuk menyambut peserta seleksi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seleksi penyiar radio kampus dimulai 1 jam lagi, maka itu Rose serta yang lain termasuk mbak seulgi bersiap untuk menyambut peserta seleksi

Rose tak habis pikir dengan kampus yang menolak usul pengunduran jadwal seleksi yang beberapa hari lalu diajukan panitia, alasannya juga kan cukup manusiawi, karena satu kampus masih bersedih atas kabar hilangnya mahasiswa disini yang juga peserta seleksi, alih-alih setuju, kampus malah meminta waktu seleksi dimajukan. Bedebah.

Rose sejak tadi juga memperhatikan mbak seulgi dan Karina yang masih terlihat sedih, Rose tau berita itu pasti cukup memukul Mbak Seulgi selaku kakak hyunjin, apalagi kasus semacam ini tak menjanjikan kepastian apa-apa, jangankan keluarga korban para tim sar saja mungkin tidak memegang kepastian apa-apa, Miris.

Manusia, forum, bahkan alam pun kadang tak bisa memeluk sesama dengan kepastian, hanya berkirim doa dengan tuhanlah yang setidaknya bisa menetapkan hati.

"Mbak, kami mulai ya?"

Tanya salah satu adik tingkat Rose selagi sibuk mengatur beberapa perangkat mic

"Iya, silahkan"

Rose lalu meninggalkan junior-juniornya dari ruangan depan menuju ke belakang, berencana melihat Mbak Seulgi yang ia dengar samar terisak tadi.

Rose lalu meninggalkan junior-juniornya dari ruangan depan menuju ke belakang, berencana melihat Mbak Seulgi yang ia dengar samar terisak tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mbak? Gapapa?"

Seulgi yang tadinya tertunduk mulai mengangkat kepalanya, matanya sudah berkaca-kaca, Rose menebak mungkin suara Seulgi akan berubah akibat tangisannya yang diujung tenggorokan

"Gak" Seulgi tak bersuara, hanya peragaan mulut sambil menggeleng kecil

"Mbak, mereka pasti selamat. Rose yakin"

"Seyakin itu?"

"Kenapa gak? Setidaknya kita tumbuhkan percaya dalam diri kita dulu aja mbak. Pasti, mereka gapapa" senyum Rose

Seulgi ikut tersenyum, meski ujung matanya mengalir air bening cukup deras setidaknya dia punya penguat lain sekarang.

"Makasih ya, aku gak tau..kalau gak ada kamu bakal sehancur apa aku, makasih Rose"

Mereka siapa?Where stories live. Discover now