i.

1.8K 156 3
                                    

Sanggrada dan wooyanagra menikah pada tanggal 31 maret tahun 20XX dan memiliki anak kembar pertama bernama junius dan juliana. Keduanya adalah anak yang cerdas sehingga sering kali loncat kelas. Jujur saja keuangan keluarga ini cukup buruk. Waktu awal-awal sanggrada bekerja. Tapi krisis itu dilewati dengan tenang.

Awal dia bekerja sebagai office boy disalah satu perusahaan. Iya, perusahaan ayahnya. Hal ini dilakukan oleng sang ayah untuk melihat kerja keras sang putra sebelum mengambil alih jabatan.

Beberapa tahun kemudian dia naik pangkat dan bekerja dibagian kantor bersama pradipta. Sohibnya dari masa perjametan. Krisis uang masih terjadi saat itu tapi keluarga narendra tidak ingin turun tangan. Sanggrada memilih untuk bekerja sampingan sebagai pelayan caffe dekat kantor.

Sanggrada kembali naik pangkat pada saat junius dan juliana naik ke kelas 7 SMP dimana wooyanagra juga sedang hamil tua anak kembar kedua. Krisis keuangan mulai teratasi dan sang ayah sangat menghargai keputusan putranya dan akhirnya sanggrada mulai memegang perusahaan saat kembar kedua mereka lahir.

Cuma, dia masih suka mengobrol dengan pekerja lain yang ada dikantor sehingga tidak banyak pegawai yang canggung dengan bos baru yang terkenal absurd itu. Pradipta menjadi sekertaris sanggrada karna ia tidak mau memiliki sekertaris perempuan ataupun sembarang orang.

Bertahun tahun lamanya perusahaan sudah dalam kondisi terbaik dan sanggrada bisa sedikit bersantai. Ditambah istrinya sedang hamil muda sekarang. Sanggrada menyandarkan kepalanya pada kursi kerja sebelum menatap ponselnya yang berdering diatas meja.

Pip

"Halo? Dad, juni didepan."

"Ngapain?"

"Tanya papa deh, cepet turun dad! Pegel!"

Sanggrada mematikan telepon dan membuka roomchatnya dan sang istri. Ah, bekalnya ketinggalan rupanya. Sanggrada beranjak keluar ruangan dan semua pegawai menyapanya dengan hangat.

"Siang pak."

Sanggrada tersenyum lalu keluar area kantor mencari sang putra yang berdiri tidak jauh dari kantor dengan sekotak bekal ditangannya.

"Kamu kesini naik apa biar daddy ganti uangnya?"

Anak kuliahan itu memasang wajah seimut mungkin pada sang daddy saat ia mengeluarkan dompetnya. Sanggrada hanya terkekeh dan mengeluarkan dua lembar uang kertas berwarna merah.

"Jangan bilang papa kalo daddy kasih segitu, jangan di habisin."

Anak itu mengangguk lalu mencium pipi sang daddy sebelum mencium tangannya dan pergi dengan bahagia ke tukang cilok sebelah kantor. Sanggrada kembali kedalam kantor dan masuk ke ruangannya. Ia membuka kotak bekal dan tersenyum saat melihat ada sticky note menempel disana.

"Semangat kerjanya ya daddy, papa sama anak-anak nunggu daddy dirumah~"

. letih - sanwoo / / woosanWhere stories live. Discover now