PROLOG

688 51 38
                                    

Seorang anak perempuan sedang menari - nari di bawah rintik hujan. Gerimis yang turun kala itu membuat tanah Bandung menjadi basah. Sesekali anak itu menghentakkan kakinya pada kubangan air, membuat air yang tergenang melonjak ke atas. Anak itu tertawa, tawa bahagia anak - anak pada umumnya.

Kemudian anak itu berlari ke hamparan bunga Dandelion. Ia menangkup bunga itu dengan tangan mungilnya, kemudian meniupnya, membuat kelopak bunga tersebut berterbangan dimana-mana. Tawa ceria nya membuat seseorang tersenyum.

Wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu tersenyum. Melihat tumbuh kembang putrinya yang sangat ia sayangi. Ia bersyukur, tuhan begitu baik memberinya putri yang sangat cantik dan pintar. Dengan melihat putrinya tersenyum, sudah cukup membuat hatinya bahagia.

"Seana." gadis kecil itu menoleh ke arah ibunya. Lalu berlari penuh semangat sambil merentangkan tangannya.

Di peluknya wanita paruh baya itu dengan erat, seakan menyalurkan kebahagiaan tiada tara yang tuhan berikan. Dia bahagia, memiliki keluarga yg sangat menyayanginya.

"pulang yuk, udah mau sore. Baju kamu basah karna kena hujan, nanti sakit loh." wanita paruh baya itu dengan senyuman tulus mengusap rambutnya. Membuat nya nyaman berada di dekat sang Mama.

"ayoo. Sea juga udah laper." ucap gadis itu sembari menunduk dan mengusap perut ratanya. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat tingkah putrinya.

Lalu mereka berjalan beriringan, dengan jari yang saling ditautkan, dengan senyum yang terbentuk di bibir mereka. Yah, keluarga yang bahagia.

Sesampai nya di gerbang rumah mereka, ibu dan anak itu berhenti. Di tatap nya seorang perempuan dengan putrinya sedang berdiri di depan pintu. Perempuan itu menyunggingkan senyum nya, sedangkan anak kecil yang turut bersamanya sedang bersembunyi ketakutan di belakang perempuan itu.

Clara di buat bingung dengan kehadiran mereka, mengenalnya saja tidak. Tapi ia tetap memberikan senyum yang tulus untuk menyambut mereka. Mungkin perempuan itu adalah teman suaminya, pikirnya.

Kemudian seorang laki-laki dengan perawakan tegas berjalan dari dalam rumah mewah tersebut. Laki-laki bersetelan jas yang rapi itu menghampiri wanita tersebut lalu merangkulnya. Membuat Clara tersentak kaget.

Clara menatap tajam laki-laki yang status suaminya itu, seoalah meminta penjelasan lebih atas perlakuannya. Dengan langkah gontai Clara menghampiri suaminya itu, menatapnya dengan penuh keterbingungan, lalu beralih menatap perempuan yang sedang dirangkul oleh suaminya.

"siapa dia Mas?!"

"ini istri kedua aku." jawab Demitra santai. Sedangkan Clara terkejut bukan main. Apa maksud yang di katakan suaminya itu?

"apa maksud kamu Mas?!" tanya Clara sedikit berteriak.

"dia istri kedua aku Clara." bagai petir di siang hari, pernyataan tak terduga yang keluar dari mulut Demitra menghantam hatinya.

"kamu udah gila Mas!! Kenapa kamu tega sama Aku?! Kamu gak sayang sama Seana?!" pertanyaan beruntun terucap dari mulut Clara.

Matanya memanas, hati nya hancur. Seperti ada belati putih yang menusuk hatinya. Ia tidak pernah mengira bahwa suaminya setega itu menduakan nya. Apa dia sudah tidak sayang pada anak mereka?

VENUS [ON GOING] Where stories live. Discover now