1. Mau spatula atau panci?

102 27 4
                                    

Salam,

¤¤¤

Bunyi ketikan keyboard milik Mella begitu riuh terdengar. Sepasang mata indah menatap layar laptopnya. Mengesampingkan semua riuh ricuh dibelakangnya.

Mella mengetik dengan semangat disaat ide gilanya tercipta dengan hebatnya. Dalam hitungan menit, ribuan kata terpampang nyata didepan Mella.

"Hah!.. Akhirnya! ..."

Mella memejamkan mata indahnya itu dan mengistirahatkan pikirannya sejenak. Lalu, tangan mungilnya meraih laptop didepannya dan memasukkannya kedalam tempatnya. Setelah itu, Mella bangkit dari duduknya dan menatap pemandangan diluar kamarnya itu.

Mella tersenyum kecut saat ia tak sengaja melihat bingkai foto yang ada disampingnya. Ya, dimana ada dirinya, kedua kakaknya dan Mamanya. Mella hanya berfikir,

'Tak terasa, sudah hampir 2 tahun aku tidak melihat kedua kakakku itu. '

Mella menghela nafas berat lalu berbalik, tunggu...

Mella melihat sepasang mata yang sama sepertinya, yang juga sedang menatapnya. Lalu disusul dengan suara berat milih seseorang yang sedang Mella rindu.

"Lagi ngapain? "

Yin, berdiri lalu bersandar di dinding dan melihat adik kesayangannya itu sedang tertegun. Lalu, tubuh mungil gadis itu segera menerjang dan memeluk erat kakak kesayangannya itu.

"P'Yin, mengapa tidak memberitahuku? "

Mella mendongak melihat wajah acuh tak acuh dari kakaknya. Lalu tangan mungil Mella dengan sengaja mencubit pinggang milik Yin.

Seketika wajah sang empunya memerah dan menatap Mella dengan tajam. Tak hanya Yin, Mella pun menatap kakaknya itu dengan tatapan tak bersahabat.

"Ekhem... "

Lalu terdengarlah suara lembut nan manis ditelinga mereka berdua. Refleks Yin dan Mella menoleh menuju sumber suara itu.

War tersenyum dan mengusak rambut Mella. Oh, tungguu...

Lagi-lagi Mella menerjang tubuh ramping milik War itu. Mendongak dan mendapatkan tatapan penuh kasih sayang. Mella semakin mengeratkan pelukannya.

Disamping itu, Yin yang seolah-olah muak dengan perilaku Mella, berbalik dan meninggalkan War serta Mella tanpa ucapan yang bermakna..

"...Alay.. "

¤¤¤
INTRO
¤¤¤

Yin duduk disofa dengan malajah exemplit ditangannya. Kedatangannya dengan War kali ini disambut biasa saja dengan penghuni rumah.

Terlebih lagi Mamanya, hanya memeluk dan memberikan kecupan manis dikening Yin, setelah itu berlalu begitu saja.

"Ayin.. Ada apa? " War mendekati Yin dan duduk disampingnya.

"Ami, kenapa Mama terlihat biasa saja? Padahal kita sudah lama tidak bertemu.. " Yin membuang muka dan menatap lukisan disampingnya. War mengerutkan keningnya dan menatap Yin.

"Mungkin.. Mama sedang sariawan? " War hanya memberikan apa yang ada dalam pikirannya. Alhasil, Yin berdiri dengan muka buruknya dan bergegas menuju kamarnya.

"Ayinn.. Mau kemana? " War seketika berdiri, tapi..

"Ami diam sana saja, Ayin ingin berkultivasi.. " War kembali mengerutkan keningnya. Diam-diam War sedikit mulai lupa akan pelajaran sejarah.

"Berkultivasi itu apa? " War bergumam dan mengingat akan kata itu. Namun, setelah berusaha keras untuk mengingat War sama sekali tidak tahu apa itu berkultivasi.

SCHOOL LOVER [YINWAR] MUSIM KE-2Where stories live. Discover now