Prolog

184 73 418
                                    

Murid perempuan yang hobinya bolos, selalu tidak tepat waktu datang ke sekolah, dan hukuman baginya sudah seperti makanan sehari-hari, dimana lagi  kalau bukan di SMA Nusa Bangsa. 

Hari ini Tara baru saja tiba di sekolah ketika jam pelajaran sudah memasuki jam ke dua. Untung saja gerbang terbuka dan lebih beruntungnya lagi satpam yang kerap di panggil mang Mamat itu sedang tidak ada, entah kemana yang terpenting sekarang ia bisa bernafas lega. Tapi Tara harus memikirkan cara bagaimana untuk bisa masuk ke kelas tanpa ketahuan guru.

Ya sudahlah itu kita pikirkan nanti. Perempuan itu melenggang semakin jauh lalu belok kanan.

"Shut shut woy." Tara mengintip dari celah pintu dan terus memanggil kepada teman kelasnya.

"Ada guru gak?" Tanyanya sepelan mungkin. Cowok culun berkacamata itu menggeleng geleng. Syukurlah akhirnya murid yang teladan ini bisa masuk kelas.

"UTARA HARTA RAHARJA! SINI KAMU!?"

Semua murid yang ada di seluruh ruangan menoleh heboh dan gadis yang dipanggil oleh Ibu Edah meneguk ludahnya kasar. Sepertinya hari ini akan sangat berat di lalui oleh Tara.

Gadis bercardigan hitam itu lari menjauhi Bu Edah. "IYA BU! SAYA GAK AKAN TELAT LAGI!" 

"MAU KEMANA KAMU,HAH!? JANGAN LARI DARI HUKUMAN." Bu Edah lari dengan kesusahan mengejar murid teladannya. Larinya tidak sekencang dan seringan muridnya karena berat badan dan tubuhnya lebih besar berkali-kali lipat.

"IBU JANGAN NGIKUTIN SAYA, ISTIRAHAT AJA YA BU!?" Teriak Tara disela berlarinya.

"MURID KURANG AJAR KAMU YA!?"

Gadis itu memegang kedua lututnya setelah jaraknya sudah jauh dari Bu gendut alias Bu Edah, bahkan batang hidungnya sudah tidak terlihat lagi. Syukurlah.

"Capek banget, huuh." Tara melirik kebelakang lalu mengawasi sekitar takut tiba-tiba ibu gendut itu datang. Kakinya terus melangkah mundur. Gerak geriknya seperti orang maling.

Beginilah murid yang teladan telat ke sekolah dan sering mendapatkan hukuman.

"TARA! Sini kamu!?"

"Mampus!" Kata Tara kaget.

"Ibu kenap-

Bruk

Jidatnya tiba-tiba membentur sesuatu yang keras ketika Tara membalikan badan hendak berlari.

"Pak Uus" Tara cengir sudah tidak bisa berkutik lagi.

"Mau kemana kamu?" Tanya pak Uus datar sambil berkacak pinggang.

"Mau...em gak mau kemana-mana pak." Tara menggaruk tengkuknya. Pasrah kalau sudah begini.

"Ayo ikut Saya."

"Pak Uus! Tolong saya, saya capek." Sahut Bu Edah yang sudah duduk di lantai.

"Kamu tunggu di sini." Kata Pa Uus memperingati Tara agar tidak kabur.

Bukan Utara Harta Raharja namanya kalau mematuhi ucapan guru."Lain kali aja ya pak di hukumnya!?" Tara berlari tidak mendengarkan apa kata guru itu.

"TARA!!!"

"Anak itu kelakuannya lebih parah dari murid lain yang suka telat. Capek saya harus bagaimana lagi mendidik tuh anak." Pak Uus menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan anak didiknya.

"Kalau saja tidak memberikan penghargaan dan prestasi untuk sekolah ini berkat dia, sudah pasti tuh anak di keluarkan saja dari sini. Buat saya naik darah terus, gak dia gak temen-temennya sama aja." Omel Pak Uus.

"Pak, pak Uus." Sahut Bu Edah pelan.

"APA!?" Pak Uus spontan membentak akibat masih terbawa emosi oleh kelakuan muridnya.

"Eh Bu Edah maaf, sini saya bantu." Pak Uus merasa tak enak hati karena tidak sengaja membentak Bu Edah. Pria itu mengulurkan tangannya membantu wanita dihadapannya.

*****

Tara membuka lokernya yang beberapa Minggu ini tidak ia buka. Namun begitu terkejut ketika banyak amplop dan lembaran kertas yang dilipat persegi panjang dengan ukuran kecil tampak memenuhi isi lokernya dan berserakan di lantai.

Tara menatap bingung almpop dan kertas kertas itu. "Gue kira tukang pos kali ya?" Dia membuka amplop berwarna pink lalu membacanya

Dear you
Utara Harta Raharja

Surat ini ku tulis dengan ketulusan cinta. Lengan ini tak hentinya ingin menuliskan kata-kata yang indah untukmu seperti indahnya parasmu bagai sang Dewi. Kamu itu bagaikan rembulan yang menerangi dikala gelap bla bla bla......

Surat berikutnya

Untuk Kamu yang selalu singgah di hatiku

Kamu tahu perbedaannya kamu dengan batu bata? Kalau batu bata untuk membangun rumah kalau kamu untuk menjadi istriku di rumah tangga aku.

Dear You

Kamu tahu siapa yang bisa membuat saya jatuh sejatuh jatuhnya? Itu karena kamu. Saya sampai gak bisa pergi dan menoleh ke wanita manapun karena mata saya sudah terkunci olehmu...

Reza Gustavino

Tara memijat pelipisnya pusing. Entah ini harus bersyukur atau bersorak riang atau apa karena begitu banyaknya laki-laki yang menyukainya sampai - sampai lokernya tidak pernah kosong sehari pun oleh surat-surat cinta yang menurutnya sangat alay sekali.

Surat ini untuk cintaku

Tara maukah kamu menjadi istriku?
Bla bla bla.....

Atau yang ini

Tara sepertinya kita memang ditakdirkan untuk bersama maukah kamu jadi pacarku? Please :(

"GILA! Bisa-bisa gue gila baca surat kayak gini! ALAAAAYY!?" Tara menggaruk kepalanya frustasi sampai semua murid yang ada di sana menoleh aneh.

Brak

Perempuan itu menutup lokernya dengan kasar lalu menyobek kertas yang ia genggam dan melenggang begitu saja sambil mengepal-ngepal kertas yang berada di genggamannya.

Diedit 20 Sep 2022


Ada gak cewek yang kayak gini di sekolah kalian? Kalo ada sini kasih tau 😂😂

ADMIRED GIRLWhere stories live. Discover now