Hug

236 26 1
                                    

Aku bersama Five dikamarnya, entah apa yang dia lakukan, dia terus menulis formula. 'Oke, aku rasa aku menemukan sesuatu, [y/n]. Ini lemah tapi menjanjikan.' kata Five tanpa menoleh ke arahku dan terus memandang tembok yang penuh dengan formula.

'Apa ini?' tanya Luther yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar.

'mungkin peluang matematika' jawab Five.

'peluang apa?' tanya Luther lagi.

'kematian siapa yang selamatkan dunia. Sudah ku jadikan empat.' Jelas Five.

'Maksudmu salah satu dari orang ini menyebabkan kiamat?' tanyaku pada Five.

'Oh come on [y/n] kau berada disini denganku dan sudah mendengarkan penjelasanku.' Five menjawab dengan ekspresinya yang khas.

'Oh sorry. Aku tidak mendengarnya tadi' jawabku tanpa merasa bersalah. Aku tahu Five kesal padaku tapi dia tidak pernah marah padaku.

'Tidak, maksudku kematian mereka mungkin mencegahnya.' Jawab Five dengan sabar.

'Aku tidak mengerti' timpal luther.

'Waktu itu tak tetap Luther. Sedikit perubahan  kejadian bisa mengakibatkan perbedaan besar rangkaian waktu. Efek kupu-kupu. Yang harus ku lakukan adalah menemukan orang dengan peluang terbesar untuk memengaruhi rangkaian waktu, dimana pun berada dan membunuhnya.' Jelas Five.

Luther melihat tembok yang penuh dengan peluang matematika yang ditulis Five. 'Milton greene. Siapa dia, teroris atau semacamnya?' tanya Luther.

'Aku yakin dia tukang kebun.' jawab Five singkat. Aku dan Luther terkejut mendengar jawaban santai dari Five.

'Kau bercanda Five. Come on ini tidak lucu.' kataku pada Five.

'Tunggu, inu kegilaan, Five.' timpal Luther. Five mengeluarkan sebuah senapan dari bawah kolong kasurnya.

'Dari mana kau dapatkan itu?' tanyaku pada Five.

'Kamar ayah. Kurasa ini digunakan untuk menembak badak. Modelnya seperti yang biasanya kupakai. Pas di bahu dan sangat andal.' Jawab Five sembari mengotak atik senapannya.

'Tapi kau tidak bisa, Milton tidak bersalah' Kataku padanya.

'Ini matematika dasar. Kematiannya berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa. Jika aku diam saja, ia pun mati dalam empat hari. Kiamat takkannmenyelamatkan siapapun.' jelas Five sedikit emosi.

'Kita tak melakukan itu' Kata Luther pada Five.

'kita takkan melakukan apapun. Hanya aku.' kata Five emosi pada Luther.

'Takkan kubiarkan kau membunuh orang tak bersalah, Five.' Jelas Luther.

'Semoga berhasil mencegahku' jawab Five. Luther mendorongku ke arah Five dan menyuruhku untuk menahannya.

'Why always me?' kataku dalam hati. Aku memeluk Five dari belakang.

'Five don't go' kataku padanya. Sepertinya emosi Five mulai mereda saat aku memeluknya.

'Aku tau kau masih orang baik Five. Jika tidak, kau takkan pertaruhkan semua untuk kembali selamatkan kami. Tapi kau bukan lagi dirimu.' Kataku sambil terus memeluk Five. Five perlahan melepaskan senjatanya dan Luther langsung mengambilnya.

'Ada satu cara. Tapi itu hampir mustahil.' kata Five padaku.

'lebih mustahil dari yang membawamu kesini?' tanyaku padanya. Fife membalikkan badannya ke arahku dan langsung memelukku.

Five membawaku dan Luther pergi menggunakan mobil. 'Aku tak pernah menikmatinya' kata Five membuka pembicaraan.

'what?' tanya Luther pada Five.

'Kill. Maksudku, aku ahli dalam pekerjaanku dan aku bangga akan hal itu. Tapi takkan pernah menyenangkan. Bertahun-tahun sendirian. Kesepian bisa lakukan hal lucu yang di pikiran.' Jelas Five sedikit sedih.

'Kau pergi cukup lama. Aku hanya menghabiskan empat tahun di bulan, tapi itu sudah cukup. Kesepianlah yang menghancurkanmu.' Timpal Luther. Aku berusaha duduk di depan diantara Five dan Luther.

'What are you doing?' tanya Five padaku.

'Kau menangis?' tanya Luther padaku. Aku menggenggam tangan mereka berdua.

'Aku tidak bisa bayangkan bagaimana rasa hidup tanpa ada seorangpun dan merasa kesepian sangat lama. Aku memang tinggal sendirian di apartemen tapi Diego, Klaus dan Allison selalu datang hanya untuk sekedar tau bagaimana keadaanku. Aku masih bisa bercerita pada mereka tapi kalian hanya bisa memendamnya sendiri. Aku merindukan kalian saat kalian pergi. Semua orang pergi dari Academy dan pada akhirnya aku juga meninggalkan Academy karena terus menerus merasa kesepian, selalu mengingat setiap kenangan di Academy. Aku berjanji sekarang kalian tidak akan merasa kesepian lagi. Kalian bisa memanggilku jika butuh bantuanku. Panggil saja Number Eight.' kataku menyemangati mereka berdua. Luther mengusap rambutku dengan kasih sayang dan tersenyum. Sedangkan Five mengusap punggung tanganku.

'Thanks' kata mereka berdua bersamaan. Aku membalasnya dengan senyuman.

'menurutmu mereka percaya?' tanya Luther sembari mengusap koper yanh dibawanya.

'Yang ku tahu adalah mereka putus asa. Seperti polisi yang kehilangan senjata. Jika commision tahu, mereka dalam masalah besar. Belum lagi mereka harus terjebak di sini hingga mendapatkan kopernya.' Jelas five.

'Aku harus mempercayainya. Jika mereka mendekatimu.' kata Luther.

'Oke Luther, jaga [y/n] dan berhati-hatilah. Maksudku, aku sudah lama hidup, tapi kalian masih muda, masih ada masa depan yang menunggu kalian. Jangan sia-siakan.' kata Five santai. Aku dan Luther saling menatap dengan ekspresi yang aneh.

Kami bertiga melihat sebuah mobil menghampiri kami. Kami bertiga keluar dari mobil, tentu saja aku berada dibelakang dua lelaki ini. 'Jika keadaan berbalik. Tolong katakan pada Eight tentang itu. Kau pasti tahu apa Luther.' kata Five pada Luther.

'Kenapa tidak katakan sekarang bodoh! Aku berada disini' kataku pada Five. Tapi dia tidak menghiraukanku.

Aku dan Luther berdiri jauh dibelakang Five dan menunggunya kembali. Entah apa yang mereka bicarakan tapi tak lama Five kembali kepada kami. Aku dan Luther langsung menghampirinya. Kita menunggu seseorang dan tiba-tiba muncul sebuah mobil. Kami bertiga terlihat bingung. Saat mobil itu melintas didepan kami aku melihat Klaus melambaikan tangan.

'Klaus!!!' Teriakku senang melihatnya.

'Apa yang dia lakukan disini?' tanya Five. Tapi mobil itu mengarah pada Hazel dan Cha-cha. Mereka langsung menembaki kami. Luther menjaga kami di depan.

Entah mengapa tapi waktu seperti berhenti dan Five sudah menghilang. 'Luther! Five menghilang!' teriakku pada Luther.

Aku dan Luther berlari ke arah Diego dan Klaus lalu membawanya masuk ke dalam mobil.











Hei-Hei Mimin Comeback nih!
Mimin mau beri tahu Mimin jual kaos distro yang bisa desain sendiri! Kalian bisa pakai foto Number Five, atau juga bisa pakai foto karakter Harry Potter. Kalian juga bisa pakai nama kalian loh. Langsung check aja di Shopee.

Toko : Parkjisung__

Thanks💚🌼

Number Five x Readersजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें