Adhesive Bandages

241 26 1
                                    

Aku membantu Five menjahit lukanya. Kami keluar lewat jendela dengan Five membawa kantung besar di punggungnya.

'Sial, dimana barang-barang ayah' kata Klaus mengobrak-abrik tempat sampah.

'Shut Up!' lanjut Klaus berbicara sendiri, tapi aku tahu dia sedang berbicara dengan Ben.

'Hi Ben, You are here?' kataku menyapa angin.

'aku mencoba melakukan apapun. Barang tak ternilai harganya dalam kotak agar Pogo melepaskanku!' teriak Klaus emosi.

'Aku akan tanya apa tujuanmu Klaus, tapi itu terjadi padaku. Aku tidak peduli.' kata Five sembari menuruni tangga.

'Hei kau tahu jalan yang lebih mudah keluar rumah, Mate' kata Klaus pada Five. Five menuruni tangga dan membantuku dari bawah.

'Hei, kau butuh teman lagi hari ini? Aku bisa mengatur jadwalku' tawar Klaus pada Five.

'sepertinya kau sibuk' jawab Five kepada Klaus.

'Ini? Tidak, aku bisa melakukannya kapan pun. Aku hanya salah menaruh barang. Itu saja. Oh my god aku menemukannya' Jelas Klaus pada Five dan memakan roti yang ia temukan di tempat sampah.

'itu menjijikan Klaus!' teriakku pada Klaus.

'Enak' kata Klaus memakan roti itu. Aku melihatnya dengan tatapan jijik

'Aku tak mau membiayai kebiasaan obatmu' kata Five pada Klaus.

'Come on, kau tak.. aku hanya ingin mengobrol dengan saudaraku. Bukan kau. Saudaraku!' kata Klaus. Aku dan Five mengacuhkan Klaus dan masuk ke dalam mobil.

Aku dan Five memantau di dalam mobil, kami berdua melihat Lance yang bersikap sedikit aneh. Five kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan satu botol bir dan juga Dolores.

'Maaf kau terlalu lama disana Dolores. No, aku tidak mabuk. Aku sedang bekerja' kata Five pada manekin itu.

'Ya tentang mata itu. Ini tempat pembuatannya' lanjut Five.

'Oh maaf seharusnya aku tidak ikut. Aku seperti mengganggu kencan kalian' kataku dan mencoba keluar dari mobil.

'Tidak! Kau tidak boleh pergi' kata Five sedikit berteriak.

'Oh oke' kataku menutup pintu mobil kembali. Aku duduk dikursi belakang tanpa berbicara apapun, begitu juga dengan Five.

'Five' kataku sembari menggoyangkan tubuh Five.

'Luther memanggilmu bodoh. Ada apa denganmu?' kataku padanya. Luther mencoba memasuki mobil yang kecil dengan tubuhnya yang berukuran besar.

'kau tak apa?' tanya Luther pada Five.

'Seharusnya kau tak... Bagaimana kau bisa menemukanku?' jawab Five pada Luther. Kami bertiga melihat ke arah bagasi

'Aaaaaaaaa' teriakku kaget melihat Klaus berada disana.

'Beri privasi sedikit. Kami baru benar-benar akrab.' kata Klaus sembari memeluk Dolores.

Five melemparkan sebuah kaleng ke arah Klaus

'Get Out! Kalian tidak boleh ada disini, aku sedang dalam urusan' teriak Five pada Klaus. Klaus berpindah ke arah tempatku duduk dan dia merangkulku.

'ada kemajuan mencari pria bermata satu?' tanya Klaus santai.

'Kau bicara apa?' tanya Luther pada Klaus.

'Apa penting? Ini Klaus. Dan kau lepaskan tanganmu dari [y/n]!' kata Five dan sedikit marah pada Klaus.

'Apa mau mu Luther?' lanjut Five.

'Grace mungkin terlibat dengan kematian ayah. kalian berdua harus kembali ke akademi, oke. Ini penting' Jelas Luther.

'Kau tak tahu konsep penting' jawab Five.

'Hei! Apa aku pernah bilang saat membersihkan pantatku dengan puding cokelat?' tanya Klaus pada mereka berdua.

'Shut Up!' teriakku pada mereka.

'Kenapa kau masih disini?' tanya Luther pada Klaus.

'Apa? Apa aku butuh alasan untuk berkumpul dengan keluargaku?' tanya Klaus balik.

'Tidak, kami hanya berusaha bicara serius' jawab Luther.

'Apa aku tak mampu serius, begitu maksudmu?' lanjut Klaus.

'Luther benar, kau harus keluar' timpal Five.

'Apa?' kata Klaus dan pergi keluar dari mobil.

'Apa tujuanmu sebenarnya Five? Dan kenapa kau membawa [y/n] dalam urusanmu?' tanya Luther pada Five.

'percayalah kau takkan mengerti. Dan [y/n] itu urusanku bukan urusanmu' jawab Five.

'Coba saja. Setahuku, aku masih pemimpin keluarga ini' Jelas Luther.

'Setahuku, aku 28 tahun lebih tua darimu' jawab Five.

'Apakah kita akan selalu bertengkar setiap bertemu satu sama lain?' kataku pada mereka berdua.

'Kau tahu apa masalahmu?' tanya Luther pada Five tanpa memedulikanku.

'Kuharap kau memberitahuku' jawab Five dengan senyum terpaksa.

'Kau pikir lebih baik dari kami. Selalu begitu, meski masih kecil. Nyatanya, kau juga sama kacaunya dengan kami. Hanya ada kami. Dan aku tahu itu.' jelas Luther panjang lebar.

'Aku tidak berpikir aku lebih baik darimu, Number One. Aku tahu itu. Aku lakukan hal yang tak terbayangkan, hal yang tak bisa kau pahami.' balas Five

'And Here we go again' kataku sedikit sinis dan mencoba keluar dari dalam mobil.

'Diam disitu dan jangan pergi' lanjut Five singkat padaku. Aku hanya menghela napas gusar dan memutar kedua bola mataku.

'Kembali kesini dan selamatkan kalian semua' Lanjut Five lagi.

Saat Luther dan Five masih asik berdebat, kami melihat orang yang sedang di kejar karena mencuri dan pencuri itu adalah Klaus.

'Oh, aku mulai berpikir apa itu keputusan yang tepat.' kata Five

Number Five x ReadersWhere stories live. Discover now