៚42𖤓

1.7K 123 5
                                    

Happy Reading


Sekarang bram sedang mendudukkan diri di kursi panjang tepat di depan ruang operasi transplantasi ginjal.

Bram berkeringat dingin.

Ia sangat takut gadis nya kenapa-napa
Padahal dokter sudah memberitahui nya,bahwa operasinya akan berjalan dengan lancar di karena kan ginjal yang akan gadis itu gunakan begitu cocok.

Sudah 4 jam diri nya menunggu,bram menyeka keringat nya yang sudah membanjiri pelipis nya.

Bram beranjak dari tempat nya saat melihat dokter yang menangani atha telah keluar.dengan peluh yang membasahinya.

"Gimana dok?"

"Operasi berjalan dengan lancar.si penerima ginjal sempat pendarahan tetapi kami dari pihak rumah sakit sudah menangani nya dengan cepat.sekarang si penerima ginjal sudah baik baik saja."jelas sang dokter.

"Pindah kan ke ruang VVIP."

"Baik,saya akan memindahkan nya di Ruang VVIP Nomor.5,kalau begitu saya permisi."merasa tidak ada balasan dari bram,sang dokter langsung meninggal kan nya begitu saja.

"you are mine!!,tidak akan ku biarkan orang lain menyentuh mu!!"

Gumam bram sembari mengusap kaca ruang yang sedang atha tempati.

Setelah itu,ia langsung meninggal kan tempat tersebut dan berjalan menuju orang terdekat sang pemberi ginjal tersebut,untuk memberikan uang yang sudah ia janjikan.

***

Setelah atha di pindah kan ke ruangan lain,bram langsung menduduk kan diri di sofa panjang yang sudah tersedia.

Bram meregangkan lengan nya, sebelum melanjutkan tugas kantor nya yang hampir selesai.

2 jam kemudia,

Bram masih pada tempatnya.sesekali menyesap kopi hitam yang sempat orang suruhan nya yang membawakan nya atas perintahnya.

Panas matahari semakin menyengat dari arah jendela yang terbuka,

Hari semakin siang,bram baru saja menyelesaikan pekerjaan kantor nya.
Ia langsung menutup laptop di depan nya dan juga menyesap kopi yang sudah dingin untuk yang terakhir sesapan.

Diri nya perlahan melangkah menuju ranjang yang sedang di tempati oleh atha.ia langsung merangka dengan hati-hati,mulai merebahkan badan nya di samping atha yang masih setia memejamkan mata.

Sebelum tertidur,bram menyempatkan diri untuk mengamati pahatan wajah atha dengan intens.

Tangan nya mengusap bibir pucat atha dengan sangat lembut.setelah itu ia memeluk pinggang ramping atha posesif,dan langsung menjelajahi alam mimpi.

Hari sudah mulai petang,matahari sudah berganti bulan.hal itu sama sekali tak mengusik seorang lawan jenis yang sedang asik bergelut di alam mimpi.

Tengah malam pelahan gadis tersebut mengerjapkan mata berulang kali.menyesuaikan pencahayaan yang berada di ruangan nya.

Hal itu sama sekali tak mengusik bram yang tengah asik memeluk nya.
Mata bulat nya gadis tersebut menatap bram intens.

Perlahan tangan nya terukur untuk mengusap pelipis bram,tapi langsung ia tarik kembali saat menyadari bahwasanya bram sudah mulai membuka mata karena merasa terusik.

BLACK ORCHID [On Going]Where stories live. Discover now