↬ Strategi

11 1 0
                                    

"pak slamet, berangkat sekarang aja yuk

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


"pak slamet, berangkat sekarang aja yuk."

sedih rasanya saat harus menarik paksa lengan pak slamet. padahal beliau baru saja ingin menikmati secangkir kopi hitam panas buatan ibu.

"mba mela berangkat pagi gini, mau nyalin pr nya mba wanda ya?"

duh, pak slamet... pake dibongkar segala kebiasaan burukku dulu saat di bangku sekolah menengah pertama.

"bukan pak.... hari ini kan mela piket." kataku menjelaskan.

setelah mendengarkan alasanku, pak slamet dengan sigap menuangkan kopinya ke dalam termos kesayangannya, lalu menyambar kunci mobil yang ia letakkan di atas meja teras.

_______

di sepanjang perjalanan, pikiranku melayang entah kemana. bohong kalau aku tidak memikirkan bagaimana canggungnya aku dan nabil setelah kejadian kemarin sore. sesekali aku menoleh kearah pak slamet yang kini sibuk berdendang langgam jawa favoritnya.

kubuka kembali sebuah catatan yang sudah kubuat kemarin malam, sebuah rencana untuk enyah dari hadapan nabil dan juga tugas wakil kelas.

🐭 yan

tukar tempat duduk ? memangnya kenapa mel ? oh, i see .... perkara susu coklat ya ?


heh, kamu tau darimana ? nabil bocor banget emang !!! (deleted)
dih sok tau !

kak nabil bilangnya begitu :D

kulempar ponselku ke dashboard mobil dengan tiba-tiba, membuat pak slamet yang sedari fokus menyetir agak tersentak kaget.

"aduh mba mela, mbok ya pelan-pelan to. bapak kaget loh ini."
aku mengacak rambutku sambil ngedumel gak jelas. nabil, bisa-bisanya dia bilang kalau aku marah karena gak dibeliin susu coklat ? wah gak tau diri emang !

_______

karena tiba di sekolah pukul 06.10, keadaan kelas tentu masih kosong. aku yang kebagian jadwal piket hari ini, mendengus kesal dan mengambil sapu malas-malasan.

sayup-sayup kudengar derap langkah sepatu mendekat. tetapi setelahnya, langkah itu terhenti tepat di depan kelas.

kulihat sosok yang terpaku di depan kelas, sepertinya ia ragu-ragu masuk ke dalam kelas.

nabil.

aku yang sedari tadi masih memegang sapu, pun ikut terdiam juga. lima detik kami habiskan untuk menyawang satu sama lain.
"belum di pel kok, masuk aja." kataku memecah kecanggungan yang terbentuk sejak kemarin sore, lalu kembali melanjutkan kegiatanku.

pelan-pelan ia melangkah masuk. saking pelannya, aku sampai kaget saat sepasang sepatu hijau norak itu menghadang laju sapuku.
"saya mau minta maaf sama kamu, mel. saya yang salah tempo hari."
"minggir, gak liat aku lagi nyapu?"
"tapi saya mau minta maaf dulu."
bukan nabil namanya jika...... ah sudahlah.
"iya iya aku maafin, udah sana jangan ngalangin jalan."
"makasih mela hehe."

belum genap 10 detik ia pergi dari hadapanku, nabil kembali membuka suaranya.

"tas kamu kok di atas mejanya wanda, mel ?"

"mulai hari ini, aku duduk bareng yan. kamu duduk sama wanda."

dan, rupanya ia tidak mau ambil pusing soal keputusan sepihakku karena ia langsung keluar kelas. syukurlah akhirnya rencanaku berhasil.


_______

disela-sela menunggu guru datang ke kelas, aku ngobrol banyak dengan yan.

"mela, jangan galak-galak dong sama kak nabil. dia semaleman galau loh." kalimat terakhirnya sengaja dia bisikkan ke telinga sebelah kiriku.

"halah gak percaya, dia tuh galau karena kalau aku marah, gaada yang mau bantu dia ngurus kelas."

"nah itu kamu tau, ayo makanya pindah." aku terperanjat kala nabil sudah berdiri di sampingku lalu mengambil paksa tas milikku yang sedari tadi kudekap.

"hih, kalian berdua tuh ngerepotin banget tau gak !" dumel wanda sesaat setelah ia diusir dari bangkuku oleh nabil.

selama pelajaran, kami tidak berinteraksi sama sekali. Kupikir rencanaku kali ini berhasil, tapi ternyata zonk.

sesekali aku melirik sinis saat ia meminjam tip-ex ku dengan wajah sangat terpaksa.

"gak mampu ya beli tip-ex... kebanyakan beli susu coklat sih." ujarku dengan nada super duper ngeselin. nabil hanya merespon dengan melirik kearahku sekilas. wajahnya merah padam menahan kekesalan.

nabil vs mela. satu sama.

selama 2 jam mata pelajaran tadi, aku merasakan kemenangan berpihak padaku. nabil menciut dan tak banyak tingkah setelah ku keluarkan jurus julidku tadi.

memang, aku paling jago kalau soal sindir menyindir. tapi kemenanganku rasanya tak berlangsung lama saat aku harus membuka mulutku dengan terpaksa.

"bil, misi dong aku mau ke toilet." kali ini aku menyesal mengapa aku memilih duduk di bawah jendela.
"ganggu."
bedebah satu ini memang paling jago kalau soal balas dendam.
"bil, gak lucu ya. aku butuh ke kamar mandi. SEKARANG !"
"gamau."
"oh jadi kamu mau aku keluar lewat atas meja gitu? oke, siapa takut !"

tanpa pikir panjang, aku mendudukkan tubuhku ke atas meja, lalu perlahan beringsut melewati atas meja nabil.
tapi mendadak nabil berdiri dari kursinya dan memberhentikan aksiku. posisi kami berdua kini berhadap-hadapan.

"turun."
"lagian sih kamu—"
"kamu gak sadar? kamu itu cewek, pake rok !"
"ya tau—"
"kamu juga wakil ketua kelas. kasih contoh yang baik dong."

kalian kalau di posisiku sekarang, mana mungkin gak emosi. terlepas dari wajah nabil yang lumayan tampan.

_______

disepanjang perjalanan menuju toilet, fokusku tak beralih dari jaket milik nabil yang kini melingkar di pinggangku.

"kenapa pake acara nembus segala sih?!" gumamku sambil mengacak rambutku frustasi.

selama di dalam toilet pun, aku masih terbayang bagaimana wajahnya menunjukkan rasa bersalah,
kemudian dengan rela meminjamkan jaket yang ia kenakan.

👿 ababil

mel, saya sudah izinin kamu ke bu santika buat istirahat di uks.
take your time. hari pertama pasti sakit banget kan?
sekali lagi saya minta maaf ya :(

iya gapapa.
makasih juga 😐 (deleted)
ok.

Jilid 1│Nabil.Where stories live. Discover now