Knock My Heart, Nantha! - 3

48 9 0
                                    

"Nanth laper, ayo makan bubur."

Nantha menoleh pada Raya dengan pandangan menyelidik. "Belum ada setengah jam dan lo udah laper?"

Raya mengangguk-angguk, kemudian menepuk-nepuk pelan perutnya. "Laper! Banget! Ayo beli, lo yang bayarin ya. Gue gak bawa duit. Ayok Nanth." Gadis itu langsung menarik tangan Nantha.

Nantha tertegun, tangan mungil berkulit kuning langsat itu begitu halus di telapak tangannya. Sayang sekali, ia tak bisa menggenggamnya. Hanya gadis itu yang bisa sesuka hati menarik-narik tangannya.

"Ya ampun, yang ada perut buncit gue balik lagi." Cibir Nantha saat melihat dua porsi super bubur ayam di mangkok.

"Laper Nanth!" Raya memamerkan deretan giginya, kemudian dengan lahap memakan buburnya.

Suasana juga agak dingin, jadi makan bubur merupakan hal yang sangat tepat. Nah, apalagi buburnya gratis. Kan Nantha yang bayar!

Setelah ini, ia akan memeras uang di dompet Nantha. Itu balasan karena laki-laki itu saat di kampus gemar menyomot makanannya. Raya bersorak dalam hati.

Saat makan, tak ada perbincangan apapun antara Nantha dan Raya. Karena mereka sama-sama fokus makan bubur. Yah, mereka tidak mungkin bertengkar saat makan makanan.

"Nanth, nggak mau kacang." Raya tiba-tiba meletakkan kacang di mangkok Nantha.

"Lo kayaknya emang sengaja bikin gue buncit lagi." Nantha melahap buburnya dengan sadis saat melihat Raya.

"Nggak lah, Nanth! Gue emang nggak suka kacang, lagian kacang gitu doang nggak bikin lo gendut lagi." Ucap Raya, setelah itu ia merasa tiba-tiba kenyang. "Duh, kok gue tiba-tiba kenyang ya. Mana masih makan setengah lagi." Gumamnya.

Gumaman Raya terdengar jelas di telinga Nantha, laki-laki melirik Raya. "Habisin, tau gitu 'kan pesan yang porsi biasa. Ngapain sih pesen porsi jumbo?emang lo tong apa? Badan juga kayak anak kecil."

"Diem ih!" Raya cemberut, kemudian menjauhkan mangkoknya. "Beneran kenyang sumpah." Rengeknya.

"Lo aja yang habisin gimana?" Tanya Raya saat melihat mangkok Nantha yang hampir kosong.

"Dih ogah, gue gak mau buncit lagi." Nantha menolak mentah-mentah. "Ayo pulang, mandi sana. Bau keringet. Gue mau main video game."

Mata Raya seketika berbinar. "Ikut dong Nanth!"

"Gak! Gak! Disana bakal ada Sandy sama Febrian! Lo main aja sendiri di rumah!" Tolak Nantha, enak aja ini bocah mau ikutan waktu para laki-laki.

"Di rumah sepi tau Nanth! Ikut dong, mau minta temenin!" Raya sok-sokan sedih.

"Nggak!" Tolak Nantha lagi, ia bangkit dari duduknya dan membayar pesanan mereka.

"Ayo Nanth, ayo!" Raya menggoyang-goyangkan tangan Nantha.

"Sekali nggak, tetep nggak!" Nantha memaksa Raya melepas tangannya. "Sana pulang."

"Ishh, Nantha Anggara! Janji nggak akan ganggu kalian! Pleaseeeee, pleaseeee! Sepi tau Nanth di rumah, nggak ada orang yang biasa diajak ngomong!" Mata Raya berkaca-kaca, semoga Nantha luluh dengan air mata buayanya.

Mata Nantha menyipit, astaga! Raya memang sangat keras kepala!

"Ck, iya-iya! Awas lo gangguin gue sama temen-temen. Inget, lo cuma nonton." Mau tak mau Nantha menyetujui keinginan gadis ini.

"Yes asik!" Raya meninju udara dan memeluk lengan Nantha secara tiba-tiba. "Lo emang musuh terbaikk!"

"Mana ada musuh terbaik," Nantha melepas tangan Raya di lengannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Knock My Heart, Nantha!Where stories live. Discover now