8. Renjun

2.3K 233 11
                                    


"Apa apaan Kalian HAH?! Tidak bisa mengerjakan tugas kalian dengan BAIK?!"

"Tuan, ini bukan salah kami bahwa dia pergi."

"Jaga mulut kalian. Dia sudah di rumah sakit. Keadaannya kritis. Perhatikan pengunjung kalian lain kali."

"CIH! Tidak berguna!"

*
*
*
*
*

Terbaring beberapa minggu di rumah sakit. Iya lah! Dia terjun dari tebing, lompat ke sungai dengan kepala terbentur batu, untungnya ada warga yang segera menolongnya.

Jika tidak? Jeno akan kehilangan kebahagiaannya.

Jeno dibuat bingung. Apa Renjun tertekan bersamanya? Artinya dia harus melepas Renjun setelah ini? Setelah semuanya?

Berawal dari gang sempit, cintanya tumbuh begitu saja.

Sebagian dirinya tidak menginginkan Renjun pergi. Merasa Renjun begitu indah, terlalu indah untuk ia lepas.

Hanya Renjun yang bisa membuatnya tertawa bahagia. Bukan tawa palsu atau apa pun. Tapi jika bukan Jeno yang membuat Renjun bahagia, Jeno bisa apa?

"Drrt. Drrtt."

"Ya."

"..."

"Terima kasih, hyung. Aku akan segera kesana."

"Tut."

Jeno memasukkan HPnya ke saku celana, mengambil kunci mobil. Emosinya tak karuan.

Semuanya.

Sampai di rumah sakit, Renjun sudah melewati masa kritisnya. Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup dan Jeno harap Renjun tidak menyiakannya kali ini.

"Renjun, kapan dia bisa pulang?"

"Wow.. Tenanglah, Jeno. Dia baru pulih, kamu harus menunggu."

"Apa aku boleh masuk?"

"Aku sungguh tidak peduli tentang urusanmu yang aneh, Lee Jeno. Tapi kali ini dia berhasil menarik perhatianku. Kapan kamu mau menceritakan nya?"

Tiba tiba ada orang lain memegang bahunya. Jeno cepat menoleh, sial.

Itu Mark.

"Jangan kira kamu bisa menyembunyikan ini dariku, Jen."

Ya... Kemudian si Haechan masuk dengan wajah paniknya. "Kalian mengganggu. Pergi dari sini."

Haechan hampir melayangkan tinjunya untuk sang adik ipar. "Jen, tenangkan dirimu."

Yang diajak bicara oleh Mark hanya duduk di kursi dengan kasar. "Bagaimana aku bisa tenang?!"

"Mark, aku ingin pergi dari sini. Aku tidak suka melihat Jeno yang tidak stabil seperti ini." Balas Haechan tak kalah marah.

"Hyung! Dia terjun dari tebing setinggi cabang gedung perusahaanmu! Dia koma berminggu minggu dan kalian baru datang sekarang?! Kemana saja kalian?!"

Jeno menutup matanya menghela nafas. "Maafkan aku, Haechan. Aku minta maaf." Katanya tanpa membuka mata.

Dia bisa mendengar suara isakan istri kakaknya itu. "Jen, kami pergi dulu." Ucap Mark menggandeng Haechan pergi dari sana.

*
*
*
*
*

Renjun harap dia mati.

Tapi kembalinya dia hidup, membuatnya yakin bahwa Tuhan ingin masalahnya selesai.

Jeno memang selalu ada di sisinya. Tapi mereka tidak pernah mengobrol sama sekali. Jeno hanya diam. Seakan membiarkannya, apa pun yang Renjun lakukan.

NoRen: YouWhere stories live. Discover now