EXTRA CHAPTER.

18.4K 866 36
                                    


Sebelum baca nanya dulu, kamu pembaca lama atau pembaca baru?

Jangan lupa vote dan komentar ❤❤

Jangan lupa vote dan komentar ❤❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Daisy Isla Yudhatama.

Si cantik bermata bulat yang baru belajar berjalan sampai-sampai membuat orang serumah kelimpungan, terlebih jika kakek neneknya datang menjenguk cucu mereka yang paling menggemaskan itu, rumah seperti diisi manusia satu RT karena saking ramainya derai tawa.

Sayangnya, hari ini sedang tidak ada yang datang ke rumah karena kesibukan masing-masing, padahal Mya sangat membutuhkan orang lain karena berkali-kali bersin, dan hal tersebut tak bagus untuknya yang memang mengurus Isla seorang diri—mengingat Mya sama sekali tak ingin dibantu baby sitter—meski Dewa sudah menyarankannya berkali-kali.

Tidak, Mya ingin menyaksikan tumbuh kembang putrinya yang baru berumur sepuluh bulan itu setiap hari, ia ingin Isla mengenali ibunya dari hati ke hati—seperti sekarang, saat si kecil duduk di balik meja makan kecilnya yang lebih mirip terungku penjara karena Isla tak bisa bergerak ke mana-mana.

Mya full mengurus Isla 24 jam per hari tanpa embel-embel baby sitter, ia juga cukup selektif membiarkan orang lain yang ingin menyentuh putri kecilnya, tak semua orang boleh menyentuh Isla apalagi sampai menggendongnya, hal seperti ini diupayakan agar Isla tak terbiasa dengan aroma tangan—alias suka minta gendong, jadi Mya menekan agar Isla tetap di permadani, lantai atau baby walker yang bisa dipakai bayi itu ke mana-mana, tapi beberapa area sengaja ditutup Dewa demi menghindari kecelakaan kecil yang mungkin terjadi pada Isla seperti turunan tangga, pintu utama serta akses menuju teras yang mengarah pada kolam ikan.

Pokoknya banyak perubahan di rumah tersebut setelah Isla lahir, mengingat Mya mengurus si bayi sekaligus rumah sendirian, ia memang wonder women favorit Dewa yang super maksimal dalam mengurus segala hal.

"Isla makan ya, Nak. Bunda kasih nasi tim hati ayam nih," Mya sudah memegang mangkuk kecil berisi nasi tim yang dibuatnya sendiri, masih begitu hangat saat asap menguar di atasnya, ia berjongkok di depan Isla yang sudah siap di kursi makannya seraya menyentuh benda perangsang gigi nan sering digigit si cantik. "Hatchi!" Mya mengusap hidungnya, gatal sekali, ia sekadar takut kalau Isla sampai ketularan nantinya.

Ia lebih dulu menyuapkan sesendok mungil makanan Isla yang tak lagi menguarkan uap panas—sebelum beranjak mencari masker pada laci nakas di belakangnya, setelah memasang masker Mya kembali pada Isla dan melanjutkan urusan suap-suap makanan si kecil untuk sore ini tanpa takut Isla tertular bersin darinya.

"Ayah pulang." Suara Dewa menggema di ruang tamu, setiap harinya ia paling senang jika harus bergegas pulang demi melihat Isla yang semakin mirip dirinya dari segi wajah, benar-benar mirip Dewa.

"Hatchi!" Lagi-lagi Mya bersin tepat saat Dewa menghampiri mereka.

"Kamu sakit?" tanya sang suami, ia mulai cemas.

Jika, Mungkin (completed)Where stories live. Discover now