Chapter 17

10K 1K 111
                                    

Jisung kembali mencium bibir Donghyuck. Melumat bibir bawahnya lembut dengan tangan yang masih merengkuh pinggangnya.

Mata Donghyuck terpejam, mencoba menikmati tekstur bibir Jisung yang bergerak sambil membalas tiap lumatan dengan lembut juga. Tangannya masih melingkar apik di leher sang dominan. Menautkan keduanya dengan kepala yang sengaja dimiringkan.

Jisung turun ke bawah. Menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Donghyuck. Menyesap seluruh aroma yang terkuar di sana. Baunya menenangkan dan Jisung suka.

Hingga ia menyesapnya kuat, meninggalkan bekas kemerahan di kulit sewarna madunya. Dihitung dari satu tanda. Membuat lagi. Lagi. Hingga rasanya Jisung ingin menandai semuanya agar semua orang tahu, Donghyuck mutlak miliknya.

"J-jisung..."

Donghyuck membuka mata. Meremat bahu Jisung kala dirasa pria itu terlalu banyak membuat tanda.

"Jisung jangan begini..." Donghyuck membujuk. Namun sepertinya Jisung sudah menulikan pendengarannya.

Tangannya turun hingga tepat di bongkahan sintal yang selalu membuatnya gemas. Meremasnya kuat hingga menimbulkan lirihan dari sang empunya.

"J-jisung kita akan rapat sebentar lagi."

Donghyuck mulai gelisah. Jam terus berdetak dan jarumnya terus berputar mendekati dua. Sebentar lagi Mark pasti akan datang untuk mengingatkan Jisung perihal rapat mereka. Mark bisa saja mendengar lirihan Donghyuck di sini.

Mungkin Donghyuck lupa. Ruangan Jisung itu kedap suara.

Sibuk dengan pikirannya sendiri membuat Donghyuck tak sadar kalau tangan Jisung sudah menyelinap masuk ke celana dalamnya. Celana panjang katunnya sudah jatuh di bawah kakinya, entah sejak kapan.

Jisung meraba dengan tangan kasarnya sampai ke belahan. Menggerakkan jari telunjuknya di sana. Donghyuck kalut. Ia menikmati ini tentu saja. Selagi itu Jisung. Namun Mark bisa datang kapan saja. Ia tak mau jadi pembicaraan orang banyak.

"Jisung aku tak mau jadi pembicaraan orang karena tak bisa berjalan benar!"

Jisung berhenti. Memandang Donghyuck yang bersemu kemudian menundukkan kepalanya. Helaan napas terdengar. Ia menjauhkan tubuhnya dari Donghyuck, membiarkan pria manis itu segera merapikan kembali pakaiannya dan memakai celananya lagi.

"J-ji.." Donghyuck berujar pelan, masih dengan kepala menunduk. Ia jadi merasa tidak enak. Kalau boleh jujur, Donghyuck juga menginginkannya.

Tak ada jawaban. Donghyuck resah, namun tak berani mendongak. Hingga suara nyaring terdengar, tapi bukan dari ruangan Jisung asalnya.

"Mark-ssi, tolong batalkan rapat hari ini." Jisung berujar tenang. Ia sedang menyalakan intercom rupanya.

Jisung melirik Donghyuck, tersenyum licik melihat Donghyuck yang masih menunduk.

"Atur ulang jadwalku hari ini. Aku ada urusan penting sekarang."


































"Akhh Jisung!" Donghyuck mendesah keras. Lubangnya digempur habis-habisan, badannya berkali-kali terhentak tak karuan.

Setelah selesai menghubungi Mark, tanpa bicara apa pun Jisung langsung menarik Donghyuck. Membawanya masuk ke dalam mobil dan menuju apartemennya dengan kecepatan tinggi. Persetan dengan aturan lalu lintas! Ia kepalang tegang.

Maka berakhirlah keduanya di sini. Di apartemen Jisung. Di ruang tamu tepatnya. Lantaran Jisung yang tak sabar langsung mencium bibir Donghyuck ketika baru saja masuk dalam apartemen.

Baby? || JihyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang