Guanlin memperhatikan Renjun yang sedang makan hingga ia mengucapkan sesuatu yang ngebuat pria manis di sampingnya tersedak.
"Lu lucu ya kalo lagi makan"
"Uhuk!" Renjun tersedak makanannya, ia refleks mengambil air milik Guanlin dan di teguknya hingga sisa setengah.
"Eh, maaf" ucap Guanlin sembari menepuk-nepuk punggung Renjun dan mengusapnya.
"Iya, nggak apa-apa" balas Renjun dengan menyingkirkan tangan Guanlin yang berada di punggungnya.
Keadaan menjadi canggung akibat ucapan Guanlin tadi. Renjun maupun Guanlin tidak ada niatan ingin mencairkan suasana membuat teman-temannya juga mau tak mau harus diam karena bingung harus melakukan apa.
Hingga piring Renjun tersapu bersih barulah dirinya bangkit dan berterima kasih kepada Guanlin karena mau mentraktirnya makanan. Renjun dengan cepat pergi hingga tubuh mungilnya sudah tak terlihat lagi di kegelapan malam barulah Guanlin bersuara.
"LAI GUANLIN BEGO!" Rutuknya sembari memukul meja kencang.
"Emang bego, baru nyadar?" Sindir Daehwi.
Guanlin menatap Daehwi nyalang dan menjitak kepalanya. Yang di jitak hanya bisa misuh-misuh sembari mengelus kepalanya. Sakit juga ternyata.
"Samperin gih" suruh Baejin yang di setujui Woojin.
Guanlin menggeleng lalu menunduk. "Biarin dia pergi, mungkin emang lagi pengen sendiri" katanya lalu bangkit dan membayar semua tagihannya.
『•• KAKAK ••』
"Pokoknya aunty nggak mau tau, kalian harus cari Renjun sampe ketemu!" Ten menggebrak meja makan karena saking emosinya dengan si kembar.
"Kenapa nggak aunty aja yang cari? Kan itu keponakan yang paling aunty sayang!" Balas Jaemin.
"Yang ngusir kalian jadi kalian yang harus cari!"
"Nggak! Jaemin nggak mau cari anak pungut sialan itu!"
"JUNG JAEMIN! Jaga bicaramu!" Gertak Johnny saat Jaemin memanggil Renjun dengan sebutan tak pantas.
Jaemin terlonjak kaget akibat gertakan dari unclenya, dia membanting gelas ke lantai hingga pecah dan pergi gitu aja dari ruang makan. "Sampai kapanpun Jaemin nggak akan pernah mau cari anak pungut itu! Gara-gara dia bunda sama ayah nggak sayang lagi sama Jaemin!"
Johnny memijat pelipisnya tak habis pikir dengan sifat kasar Jaemin. Jeno yang melihat Jaemin pergi ke kamar izin ke aunty dan unclenya untuk menyusul Jaemin.
"Biar Haechan aja mom yang cari Renjun" Haechan mengajukan diri tapi di tolak oleh mommynya.
"Jangan, mommy ingin si kembar yang cari biar dia merasakan apa itu arti tanggung jawab dan konsekuensi" kata Ten dengan membereskan piring bekas si kembar.
Bibi Ais membersihkan pecahan kaca yang di akibatkan oleh Jaemin di bantu oleh para maid yang lain. Johnny di bantu Haechan berjalan ke kamarnya karena migrainnya kambuh. Biasa, faktor u.
Di kamar si kembar, Jeno melihat Jaemin tengah menangis sembari memeluk boneka kesayangannya, Ryan. Ia mendekat dan mendekap tubuh Jaemin sembari mengelus punggungnya perlahan.
"Nggak baik ngomong kaya tadi ke aunty Ten sama uncle Johnny" tegur Jeno.
Jaemin menatap Jeno dengan mata berairnya dan di taboknya dada Jeno kencang. "Jadi sekarang lu lebih ngebelain dia dari pada gw?!"
"Nggak bukan gitu"
"Pergi!"
"Jaem-"
"Gw bilang pergi ya pergi!"
YOU ARE READING
Kakak | Norenmin ✓
Fanfiction❝ Jangan panggil gw kakak, gw bukan kakak lu! ❞ Started : 07-05-2021 ✄┈┈┈┈┈┈┈┈ Ending : 08-07-2021
「 Two 」
Start from the beginning
