「 Two 」

21.4K 2.6K 436
                                        

Renjun berjalan tanpa tujuan hingga akhirnya matahari tenggelam di gantikan oleh bulan yang berjaga. Renjun tidak membawa uang sama sekali, dirinya tidak bisa menyewa kontrakan manapun, untuk makan saja Renjun tidak bisa membelinya.

Renjun mendudukkan dirinya di pinggir jalanan dengan tubuh yang ia senderkan ke tiang. Di depannya banyak kendaraan berlalu lalang menghiasi jalan raya yang selalu penuh akan para pengemudi. Perutnya terasa sangat lapar sehingga tak memungkinkan Renjun untuk lanjut berjalan.

"Kehidupan ini yang seharusnya sudah Injun jalani sejak awal. Sejak mama papa meninggal seharusnya Injun hidup di jalanan, tapi dengan baik hatinya bunda Taeyong mengangkat Injun menjadi anaknya" setetes cairan bening keluar dari kedua sudut mata secantik rubah tersebut.

Renjun memejamkan matanya mencoba menghirup udara bebas di malam hari. Bunda Taeyong selalu melarangnya keluar lebih dari jam 7 malam tapi nyatanya sekarang larangan itu tidak berlaku lagi untuk dirinya. Ternyata ini adalah rasa udara yang Renjun tidak pernah hirup sebelumnya.

"Pantas saja bunda selalu melarang Injun untuk keluar lebih dari jam 7 malam, udaranya sangat tidak baik untuk kulit"

Pandangan Renjun beralih ke arah segerombolan remaja yang berjalan ke arahnya. Merasa tak ada masalah Renjun lebih memilih diam di tempat menikmati kendaraan yang berlalu lalang.

Saat gerombolan itu semakin mendekat, Renjun merasa namanya di panggil oleh salah satu dari mereka hingga satu nama membuat Renjun mengembangkan senyumnya.

"Guanlin?" Panggil Renjun dengan menghapus air matanya kasar.

"Lu kenapa ada di sini Ren? Bawa koper gede lagi" tanya Guanlin sembari berjongkok di samping Renjun.

"Ah ini, bukan apa-apa. Lu kenapa ada disini?" Tanya Renjun balik sembari menyingkirkan kopernya ke belakang.

"Biasa gw lagi nongkrong sama temen-temen, eh mereka mau makan yaudah kita ke sini, tuh motor gw di parkir di depan" jelas Guanlin sembari menunjuk motornya yang agak jauh dari tempatnya sekarang.

"Oh... yaudah sana makan" Renjun tersenyum dan mendorong Guanlin untuk segera makan bersama teman-temannya.

"Lu nggak mau ikut? Sekalian gw kenalin ke temen gw" tawar Guanlin.

"Nggak usah, jadi canggung nantinya" tolak Renjun halus.

"Nggak kok, iya kan bro?" Guanlin membalikkan badannya ke arah teman- temannya. Ia mengedip-ngedipkan matanya memberi kode.

Teman-temannya menerima kode tersebut dan mengangguk serta mengiyakan tidak apa-apa kalau Renjun bergabung dengan mereka.

"Iya nggak apa-apa"

"Nggak bakalan canggung, kita kan orangnya care"

"Welcome kita mah"

Seru teman-temannya Guanlin yang ngebuat senyum Renjun melebar.

"Ayo, keburu habis nanti makanannya"

Renjun menerima uluran tangan Guanlin dan di genggamnya erat. Dengan gerakan cepat koper yang tadinya berada di belakang Renjun kini sudah berada di tangan sebelah Guanlin dan mendereknya menuju warung Nasi Goreng.

"Btw, lu belum jawab pertanyaan gw yang tadi"

Renjun mengalihkan pandangannya ke Guanlin dengan alis mengkerut. "Pertanyaan apa?" Tanyanya sembari memasukkan sesendok nasi goreng penuh ke dalam mulutnya.

Kakak | Norenmin ✓Where stories live. Discover now