Sekarang, sosok Papa itu benar-benar terasa nyata. Liam adalah pahlawan, sosok yang akan selalu ada, setia menemani Asa bahkan saat Asa sendiri berada di titik terendahnya dan seakan-akan tidak memiliki harapan lagi.

"Maaf, Pah." Asa semakin menangkupkan setengah wajahnya ke dada berlapis kemeja satin putih milik Liam. "Maafin Asa, Asa nakal--"

"Shttt," Liam mengusap punggung Asa. "Menyesali hal yang sudah terjadi, tidak akan merubah apapun. Belajar dari hal itu, dan coba perbaikan diri sendiri ya?"

"Sekarang, Asa punya tanggungjawab yang besar. Jadi kalau Asa mau melakukan sesuatu, Asa harus berpikir dua kali. Asa harus pikiran calon anak Asa, dan pikirin Papa juga, hm?"

"Asa nggak hidup sendiri, Papa akan selalu ada di sisi Asa. Kalau Asa pergi, Papa akan jadi orang yang sangat kehilangan. Kamu harus inget itu, Nak."

"Maafin Asa, Pah...,"

"Pasti ada jalan, Asa. Kamu nggak usah ketemu sama pacar kamu lagi, Papa nggak rela kamu disakiti sama orang lain."

Iya, Asa sudah menceritakan semuanya pada Liam, termasuk saat Elvan menginjak perutnya secara kasar waktu itu. Hanya saja, Asa tidak berani memberitahu jika itu adalah Elvan.

Dengan bodohnya Asa masih mencintai Elvan, gadis itu bahkan tidak mau melapor ke polisi. Dia berasumsi jika mereka sama-sama mau, hanya untuk melindungi lelaki bejat seperti Elvan.

***

"Ah, anak-anak jaman sekarang emang pada ngeri banget ya kalau pacaran," buka Acil ketika wanita itu duduk di meja makan bersama putranya yang duduk berhadapan.

Elvan yang baru saja meneguk air minum itu perlahan meletakkan gelasnya di atas meja.

"Ehehee, iya, Mah." Elvan mengusap sisa air minum di bibirnya yang selalu tampak basah setiap saat.

"Tadi, masa ada anak cewek yang hamil muda periksa ke Mama. Mana minta diaborsi segala lagi, padahal kandungannya udah besar."

"Dan dia itu masih SMA loh, seusia kamu kalau nggak salah. Seharusnya jangan sampai kayak gitu, orang tuanya terlalu bebas pasti, bisa-bisanya mereka sampai main sex."

Acil menggelengkan kepalanya sambil menghela napas pendek, menanggapi masalah Asa. Tanpa tahu jika penyebab semua yang ia bicarakan adalah anaknya sendiri.

"I-iiyaaa, Mah!" Elvan mengerling ke samping, seperti ingin kabur dan menyudahi percakapan semacam itu.

"Kamu nggak gitu kan, El?" Acil menatap putranya intens seraya meminum teh di mug putih.

"Huh?" Elvan menurunkan tangannya dari atas meja. "Eng-Enggak kok, Mah. Elvan nggak kayak gitu."

"Jangan gitu ya! Jangan bikin Mamah malu! Mamah kan Direktur Rumah Sakit Camelia nih, apa lagi Mama dokter kandungan juga. Kalau sampai kamu hamilin anak orang, bisa-bisa Mama jantungan lagi nanti."

Elvan menggeser piring bekas makan malamnya ke depan. "Iya, Mah," katanya dengan nada lemah, seolah terpaksa mengiyakan ucapan Sang Ibu.

"Apa lagi Mama kan single parent, kalau ada berita kayak gitu mencuat di rumah sakit, Mama pasti bakalan dihujat habis-habisan."

"Ah!" Acil memegangi kepalanya seakan-akan sedang pusying. "Mama nggak bisa ngebayangin bakalan sehancur apa nanti, mendingan mati aja--"

"Maaah!" tegas Elvan karena Acil menyinggung tentang kematian.

Acil tersenyum dan membelai pipi putranya. "Mama cuma nggak mau denger berita tentang kamu yang aneh-aneh kayak gitu,"

"Iyaa, Mah. Enggak kok."

Elvan memasuki kamarnya, menutup pintu rapat-rapat, lalu menghempaskan diri ke ranjang dalam keadaan tiarap.

"Hufft," Pikiran Elvan kini bercabang, antara Asa dan Mamanya sendiri.

Jika seperti ini, Elvan semakin takut untuk bertanggungjawab.

Pria itu menarik celana abu yang tergeletak di lantai, lalu mengambil ponsel yang masih tersimpan di dalam saku.

Dua bungkus pengaman berwarna merah mencuat bersamaan dengan ponselnya yang berhasil keluar.

"El!" panggil Acil membuka pintu kamar anaknya.

Elvan langsung menggeser kondom tadi ke kolong kasur. "I-iya, Mah?"

"Baju kotornya jangan lupa ditaruh kranjang, besok Mpok Ijah ke sini ngurus cucian."

"Iya, Mah."

TBC.

Vote dulu jangan lupa, dan ramein kolom komentar ya biar update setiap hari. ♥

Ada yang nunggu next?

Share cerita ini ke temen-temen/ sosmed kalau kalian suka dan layak dibaca ya.

Btw, hari ini double up.
Baru tadi siang up terus kutinggal bobo siang, tau-tau udah 2k gitu aja. Makasih ya, antusias kalian bikin aku semangat nulis. ♥

1,5k view + 2,5k komen ya, nanti aku update lagi. Mau bener-bener nyantai dulu. ♥

Spam next dulu boleh »

Makasih banyak yang udah baca dan aktif komentar di lapak ini.
ILYSM Dash ✨

DASA (END)Where stories live. Discover now