[1] Pertemuan

11K 912 133
                                    

Seorang anak perempuan tengah duduk di salah satu dahan pohon, sambil memainkan gameboy dan menikmati angin yang berhembus.

Semua damai damai saja, sampai suara bising mengganggu ketentraman. Membuat si anak perempuan mengerutkan kening karena kesal, tidak bisa fokus pada permainan Mario brosh di tangan.

"Siapa sih?!" Si anak perempuan melihat ke bawah pohon, menaikkan sebelah alisnya kala melihat pemandangan di depan. "Mau gelud?"

Seorang anak laki-laki tengah di kelilingi sekumpulan remaja. Mungkin SMA, sekumpulan anak SMA itu tersenyum remeh, sekaligus merendahkan pada anak laki-laki tersebut.

"Hee, sepertinya akan ada hal menarik." Anak perempuan itu menatap pemandangan di bawah, tersenyum miring.

Pertarungan di mulai, salah seorang remaja maju melayangkan tinju nya. Sementara anak laki-laki itu bersiap dengan kuda-kuda nya, Menghindari tinju remaja tersebut dan membalas dengan tinju nya, saling adu pukul. Kedua remaja lain maju, melayangkan tinju, cara yang sama dengan remaja pertama tadi.

Anak laki-laki itu pun membalasnya dengan hal yang sama, namun. Dibelakangnya tanpa sadar, seorang remaja memegang batu bata lalu menghantamkan batu tersebut pada anak laki-laki yang sedang sibuk bertarung dengan dua remaja lain.

Seketika anak laki-laki itu jatuh tersungkur, pusing menerpa akibat dari batu bata yang menghantam kepala keras. Mata berkunang-kunang, kesadaran mulai menipis. Para remaja memanfaaatkan kesempatan tersebut, mulai memukuli anak laki-laki tak berdaya tersebut.

Anak perempuan yang sedari tadi melihat pertarungan menatap datar, menggeleng, mengeluarkan suara bernada miris. "Ya ampun, udah keroyokan, main curang pula."

Anak perempuan itu berdiri dari duduk nya, menatap tajam pada sekumpulan remaja di bawah pupil mata nya sedikit mengecil. "Akan ku hajar kalian."

Anak perempuan tersebut melompat dari pohon, langsung menapakkan kaki pada salah satu kepala remaja yang mengeroyok anak laki-laki tersebut. Kemudian menghantamkan lutut nya keras pada wajah remaja tersebut, seketika darah keluar dari hidung remaja malang itu, mungkin tulang hidung nya sedikit bergeser.

Anak perempuan itu menatap rendah remaja yang baru saja ia kalahkan, tersenyum creppy dengan sorot mata berkilat senang. "Satu tumbang-" gadis itu mengangkat jari telunjuknya, kemudian menunjuk sekumpulan remaja lain, sebari menatap mereka. "-selanjutnya kalian."

"Dasar bocah kurang ajar!" Remaja lain maju, melayangkan tinju namun dengan mudah anak perempuan itu menghindar. Kemudian balas meninju wajah dan perut remaja tersebut.

Dua tumbang, tinggal 2 lagi. Kedua remaja tersebut maju bersama, anak perempuan itu menghindar berlari di antara kedua nya. Kemudian berbalik, kedua remaja tadi terkejut kala melihat pergerakan cepat oleh anak perempuan yang telah menumbangkan teman mereka.

Anak perempuan itu menarik salah satu kaki remaja tersebut, mengayunkan nya di udara bagaikan tongkat baseball kemudian menghantamkan tubuh remaja tersebut pada teman nya, keempatnya tumbang.

Anak perempuan itu menepuk-nepuk tangan nya yang kotor, membersihkan bekas darah pada tangan serta meregangkan otot-otot tangan nya. "Jangan macam-macam kalian, pergi atau akan ku patahkan semua tulang kalian!"

Keempat remaja itu pergi, lari terbirit-birit dengan susah payah, akibat dari luka yang mereka miliki. Sementara sang anak perempuan tersenyum penuh kemenangan."makanya jangan macam-macam!"

Anak laki-laki tersebut menatap takjub semua peristiwa itu, antara takut, tak percaya, dan kagum. Seorang anak perempuan membuat sekelompok remaja SMA lari terbirit-birit.

Anak perempuan itu berbalik, menatap anak laki-laki yang masih terduduk di tanah. "hai apa lukamu sangat parah? Bisa berdiri?" Mengulurkan tangan, anak laki-laki itu kelihatan agak ragu walaupun akhirnya ia menerima uluran tangan si penolong tersebut.

"Terima kasih telah menolong ku." Ucap anak laki-laki itu, menepuk debu pada pakaian nya.

"Sama-sama, santai aja. Obatin tuh lukanya, nanti takutnya infeksi." Anak perempuan itu tersenyum cerah. Membuat wajah anak laki-laki dihadapan memanas, menyemburkan rona merah di wajah.

Wajah nya semakin memanas, kala menyadari wajah anak perempuan itu sangat dekat. Ekspresi fokus nya membuat jantung berdegup kencang, sementara anak perempuan itu tak menyadari perubahan wajah anak yang ditolong. Terus fokus membersihkan luka pada wajah anak laki-laki tersebut, sebisa ia dengan sapu tangan.

Setelah selesai, anak perempuan itu menjauhkan wajah nya. Tersenyum senang, setidaknya itu mengurangi kemungkinan infeksi.

"Namaku Mitsuya Takashi, kalau kau?" Anak laki-laki itu bertanya, penasaran dengan nama dari eksistensi yang telah menyelamatkannya. Setelah menormalkan ritme jantung.

"Nama ku Gi-"

- - - - - - - - - - - -

Mitsuya menikmati hembusan angin dari sepeda motornya, menatap mentari senja, mengagumi keindahan cahaya jingga indah menyinari langit.

"Sudah 6 tahun sejak hari itu," Mitsuya mengeluarkan sapu tangan dari kantung nya, sapu tangan bewarna putih bersih dengan bordiran cyan di setiap sisi, serta sulaman bunga Kamboja kecil di salah satu ujung nya."bagaimana kabarmu, Giandra?"

Sementara itu, seorang gadis yang baru saja tiba dari penerbangan jauh. Mengangkat sedikit topi hitam nya, ia tersenyum cerah menatap langit biru di luar bandara. Setelah 6 tahun pergi keluar negeri, guna menempuh pendidikan akhirnya ia kembali. "Jepang aku kembali!"

"Giandra!" Sang gadis menengok ke suara asal, masih dengan senyuman. Menarik koper ukuran medium bewarna merah, menuju ke arah si pemanggil.

"Ya!"

• × • × • × • × • × • ×

Bagaimana? Gaje? Maafkan tulisan ku yang gaje ini.

Tinggalkan Vote and coment jika kalian suka.

Oke

see you next chapter

Cʜᴀɴɢᴇ Tʜᴇ Fᴜᴛᴜʀᴇ { ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ }Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon