[32] Uniform

1.2K 204 12
                                    

"Kau di minta kemari juga Raka-kun?" Raka mengangguk, ia saat ini duduk bersila pada aspal trotoar, tepat didepan sekolah. Capek berdiri katanya, maka dari itu lebih baik duduk. "Apa itu juga permintaan Mitsuya-kun?"

"Iya, pilihannya ada dua. Dateng dengan sukarela atau diseret Pehyan." Ujar Raka menatap sekolah tempat kapten divisi dua tersebut menuntut ilmu. Para siswa dan siswi berjalan keluar sekolah, lantaran bel pulang sudah berdering.

"Diseret Pehyan?" Tanya Takemichi bingung. Raka mengangguk singkat, mengacungkan jari telunjuk. Ia menunjuk siswa berbaju norak yang kini berjalan mendekati mereka dengan tatapan datar. "Tuh Pehyan."

"Oi Takemicchi! Mist!" Panggil Pehyan. Takemichi cukup terkejut melihat kedatangan salah satu anggota Toman tersebut. "PEHYAN-KUN!? Sial bajumu mencolok banget!"

"Sebentar kau masuk sekolah yang sama dengan Mitsuya-kun?! Kau tau ini Raka-kun?! Dan kenapa kau dipanggil Mist?" Tanya Takemichi menatap kedua orang tersebut bergantian.

"Mikey memanggilku begitu mulai sekarang, bukan hanya aku. Gandra, Ryuma dan Vans juga memiliki panggilan khusus." Raka berdiri, menepuk-nepuk debu yang menempel. Kemudian melakukan hal yang sama pada tangan nya.

"Iya, kuy masuk. Mitsuya lagi sibuk sekarang, sebagai gantinya aku datang menjemput kalian." Ujar pehyan menolehkan kepala pada kedua laki-laki tersebut. Sambil terus berjalan memasuki gedung sekolah "Maksudku, dia adalah kapten kita Takemichi."

'Oh ya... Aku anggota divisi dua sama seperti divisi nya pehyan kun.' Raka hanya diam, menatap pemandangan dari jendela. Memasang ekspresi bosan semi datar.

Cukup lama mereka berjalan, beberapa siswa maupun siswi melirik mereka. Lebih tepatnya Raka yang memasang ekspresi ala-ala badboy. Datar, congkak dengan tatapan mata tajam. Aura intimidasi bisa dirasakan beberapa murid disana.

'aku baru menyadari kalau Raka-kun cukup tampan.' Takemichi menoleh pada Raka, diam-diam. Menatap pemuda dengan surai sewarna dedaunan dengan manik secoklat pohon jati. Sayang sekali ketampanan nya tertutupi sifat bar-baric yang kental pada darah.

Sampai pada kelas, Pehyan tak segera mengetuk. Membiarkan beberapa sekon terlewatkan dengan berdiri di depan pintu masuk. "Hm? Ruang kelas EC?"

"Aku tidak tahan dengan cewek itu." Ucap Pehyan membuat Takemichi melirik nya bingung. "Cewek itu?"

Tiba-tiba pintu di geser kencang, menimbulkan bunyi cukup keras. Seorang wanita bersurai hitam dengan rambut terkepang dua, serta memakai pakaian olahraga. Berdiri tegak menatap kesal sekaligus penuh amarah pada Pehyan. "TUNGGU DULU HAYASHI-KUN!"

"Ah?" Pehyan seketika berkeringat dingin, ia tak bisa berkutik. Padahal preman. "KAU DATANG KEMARI UNTUK MENGAJAK KETUA KLUB JALAN LAGI!?"

"Tidak aku–" perkataan Pehyan sudah lebih dulu di potong oleh wanita tersebut. "DIA SEDANG SIBUK SEKARANG PERGILAH!!"

"Aku hanya..."

"LALU KEMEJA BODOH MU INI, APA-APAAN?! TAHU TIDAK PAKAIAN-PAKAIAN BODOH MU SELALU MEMBUAT PARA GURU CURIGA?!!" Takemichi hanya bisa terkejut diam pada tempatnya, sementara Raka melihat hal tersebut malah teringat adegan sinetron. Dimana sang istri menggerebek sang suami yang ketauan selingkuh sambil teriak-teriak.

"Kenapa ribut-ribut?" Suara seorang pria menginterupsi, berjalan mendekati keributan yang diciptakan oleh wanita yang sedari tadi berteriak. "KETUA!! GARA-GARA HAYASHI-KUN LAGI!"

Sementara Pehyan hanya pasrah ditempat, mau ngapain juga percuma. "Huh?! Mitsuya-kun?!"

Takemichi terkejut, mendapati Mitsuya yang kini berdiri menatap mereka. Pemilik suara yang menginterupsi keributan, dengan meteran untuk mengukur tubuh dikalungkan pada leher. "Hey Takemicchi, Raka!" Mitsuya menyapa ramah.

"Santai saja Yasuda-san aku meminta Pehyan untuk membawa kedua cowok itu kesini." Ujar Mitsuya menenangkan wanita tersebut. " 'ketua' Mitsuya-kun?"

"Iya... silahkan masuk." Ucap Mitsuya menoleh pada Takemichi. Kemudian memeriksa pekerjaan teman-teman satu klub nya. Mengoreksi serta memberi saran.

"Mitsuya itu memang ketua klub jahit, sudah dari dulu." Ujar Raka berjalan melewati Takemichi. Dengan kedua tangan dimasukan pada saku celana "Kau tau darimana Raka-kun?"

Ber-smirk tipis, kemudian menolehkan kepala pada Takemichi. Matanya menyipit, seringai terpatri pada wajah, jari telunjuk diletakkan pada bibir. "Jangan remehkan koneksi ku Takemichi, 'kami' selalu melihat serta mendengar dalam bisu."

Takemichi membatu ditempat, mendapatkan ekspresi ganjil pada Raka. Memang anggota Chetrye Shadows misterius. Tanpa rasa bersalah Raka tertawa kencang, terhibur melihat reaksi Takemichi. "Yo! Cepetan Takemicchi. Melamun nanti kemasukan setan."

'kau yang membuat ku melamun Raka-kun!' Takemichi berseru dalam hati. Kesal melihat Raka yang tanpa rasa bersalah berbicara seperti itu dan sekarang memasang ekspresi seperti semula.

"Tunggu sebentar Takemicchi, Mist. Semuanya akan siap sebentar lagi." Ujar Mitsuya Takemicchi menanggapi bingung sekaligus penasaran. "Apa yang disiapkan? Apakah dia sedang membuat sesuatu? Lagipula kenapa dia mau aku dan Raka-kun datang kemari?"

Sementara Raka kini sedang dilirik-lirik oleh beberapa wanita disana, berbisik-bisik kecil. Bahkan ada yang hampir menjahit tangan sendiri. Melirik wanita itu sekilas, menarik sudut bibir terkekeh kecil. Hanyut dalam pikiran. Hanya dia yang tau, mungkin sebentar lagi ia akan menggunakan 'koneksi' yang berada dalam genggaman.

"Seragam kalian?" Takemichi menyahut tak paham dengan ucapan Pehyan. "Hargai ya. secara pribadi Mitsuya sedang membuat seragam untuk kalian." Jelas Pehyan.

"Mitsuya-kun membuat seragam?" Tanya Takemichi lagi.

"Kau adalah salah satu pendiri nya kan, Mitsuya?" Pehyan menatap Mitsuya yang kini sedang menjahit menggunakan mesin jahit, menimbulkan suara khas. Seirama dengan suara mesin jahit yang lain, menciptakan sebuah melodi tersendiri.

"Bagi kami pakaian yang paling formal adalah... Seragam geng kami!" Jelas Mitsuya pandangan nya tak lepas dari kain hitam yang sedang ia jahit dengan teliti. "Ini adalah caraku untuk menunjukkan rasa terima kasih Takemicchi. Karena sudah menyelamatkan Draken dalam pertarungan 8/3 serta Raka yang menyelamatkan Baji saat melawan Valhalla. Jadi aku sangat ingin memastikan... Bahwa akulah yang membuat seragam kalian."

Takemichi yang mendengar nya tersipu tipis. "Terima kasih banyak."

"Ini bukan masalah besar... Aku melakukan ini karena mau." Jawab Mitsuya.

Sekilas pertanyaan yang baru ia sadari terlintas dalam benak. "Raka-kun kau juga anggota Toman!? Sejak kapan?" Takemichi berseru menatap Raka yang kini terduduk pada salah satu kursi.

"Huh? Dari kemarin, mau tau lebih jelas tanya Mitsuya sama Pehyan sana." Raka menunjuk kedua orang yang di maksud dengan dagu nya. Terdiam, mengalihkan pandangan serta menopang kepala dengan satu tangan. Dengusan pelan ia keluarkan tanpa sadar. 'lagipula bukan hanya 'kami' yang bergabung, namun 'mereka' juga.'

Raka menampilkan senyum sinis, kala mengingat 'Mereka'. 'Mereka' yang menari dibawah sinar sang rembulan nan agung, diantara gedung pencakar langit, dibalik hiruk pikuk masyarakat. Berbaur bagaikan orang biasa.

'Mereka' yang menyanyikan melodi penuh kebahagiaan namun bermakna menyeramkan.

Tetapi tak tersentuh oleh dusta dunia fana.




• ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷ • ÷

Silahkan vote dan coment, maaf jika ada kesalahan mohon dikoreksi.

Thanks Reader

See you next chapter

Cʜᴀɴɢᴇ Tʜᴇ Fᴜᴛᴜʀᴇ { ᵗᵒᵏʸᵒ ʳᵉᵛᵉⁿᵍᵉʳˢ }Where stories live. Discover now