👸1. Pentol Pembawa Sial👸

2.7K 277 21
                                    


Aku bergegas keluar dari ruang kelas dan menghampiri sahabatku di area parkir

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Aku bergegas keluar dari ruang kelas dan menghampiri sahabatku di area parkir. Hari ini aku merasa benar-benar lelah. Dari pagi mengikuti kelas dengan mata kuliah dosen killer yang menguras otak dan daya hidupku. Resiko mahasiswa tingkat akhir ya gini, belum lagi nanti siang aku harus konsul dengan dosen dan sorenya aku harus bekerja.

Kalian tau kenapa aku bekerja? Itu karena aku harus menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk biaya hidupku. Karena sejak aku keluar dari panti asuhan, aku sudah bertekad untuk hidup mandiri. Rasanya memang tidak mudah, ya mau bagaimana lagi aku tidak ingin terus-terusan menjadi beban di panti dan jalan inilah yang aku pilih. Tapi aku masih bersyukur setidaknya aku diberkati dengan otak yang di atas rata-rata sehingga aku bisa melanjutkan pendidikan dengan bantuan beasiswa.

Arin melambaikan tangannya saat ia melihatku. "Lama banget sih Ra, sampe gue bisa namatin novel gue," Gerutuk Arin, aku merasa bersalah karena membuat dia sering menungguku. Arin ini satu-satunya sahabat yang selalu ada untukku. Oiya aku hampir lupa memperkenalkan diriku, namaku Rara. Ya hanya Rara tidak ada sambungannya singkat bukan namaku hanya ada empat huruf. Itu nama yang diberikan oleh Almarhum ibu ku sebelum ia meninggalkan aku untuk selamanya setelah ia melahirkanku.

"Sorry Rin, maklum biasa dosen killer emang sering makan banyak waktu. Itu novel baru lagi?" tanyaku sambil masuk ke dalam mobil.

"Ooh novel 'True Love' lagi? Gak bosan apa baca novel itu mulu?" sambungku saat melihat dengan jelas sampul novelnya. Aku sering mendapati Arin membaca novel itu hingga mataku bosan melihatnya.

"Jelas gak bakalan bosan baca novel ini, lagian novelnya bagus tau. Lo aja tuh yang gak mau baca soalnya lo terlalu sibuk."

"Kalau gitu sini novelnya gue pinjam, jadi penasaran gue sama ceritanya," ucapku sambil mengambil novel dari tangan Arin.

"Nah keputusan yang tepat gue jamin lo gak bakalan rugi bacanya, kalau gitu sekarang kita pulang!"

Arin mengantarku sampai ke tempat kosan ku. Sesampainya aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur yang tidak empek lagi, pukul 2 siang nanti aku harus kembali ke kampus. Tidak butuh lama, aku langsung hanyut dalam dunia mimpi.

.

.

.

Assalamu'alaikum..

Kalian nungguin aku gak..?

Iih gak mau, gak suka gelay~

Assalamu'alikum..

Kalian nungg—

Aku mematikan alarm dari HP ku. Secepat kilat aku berlari ke kamar mandi saat menyadari bahwa aku terlambat. Ck bisa-bisanya aku lupa kalau hari ini ada jadwal konsul.

I'm Not An AntagonistDonde viven las historias. Descúbrelo ahora