sembilan belas ☘️

1.3K 45 2
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak
Happy reading ☘️

Sudah hampir satu Minggu pernikahan Revan dan Sinta kini mereka sudah kembali kerumah di mana Revan tinggal, tentunya juga dengan Sinta sebagai istrinya.

" Selamat datang di rumah barumu Sinta, semoga ini menjadi awal kebahagiaan mu" gumam nya saat ia tiba di rumah Revan, dengan perlahan Sinta mulai memasuki rumah yang dulu pernah ia singgahi sebagai orang asing, tapi kini ia bukan orang asing lagi melainkan ia datang sebagai nyonya Geonanda di rumah mewah yang kini ia tinggali.

" Non, sini biar bibik aja yang bawak tas nya" ucap bik Jum dtang tepat di hadapan Sinta

" Eh ga usah bik, biar Sinta aja ya, lagian ini gak berat kali ko bik" balas nya berusaha menolak dengan halus.

" Ya gak papa to non, lagian bibik juga sering kaya gini"

" Udah gak papa bik, biar Sinta aja ya" tambah Sinta lagi

" Yauwes ta kalo gitu, bibik tak kebelakang dulu , kalo non butuh apa2 tinggal panggil bibik aja ya" ucap bik Jum

" Iya bik" jawab nya sambil tersenyum manis

Bik Jum mulai meninggalkan Sinta sendirian di ruang tamu, kini Sinta dapat melihat2 lagi seisi rumah tempat yang akan ia tinggali.

"Loh kenapa masih disini,?" Tanya Revan tepat di belakang Sinta, pasalnya tadi Revan sudah menyuruh Sinta untuk ke kamar lebih dahulu ini malah masih di ruang tamu.

" Eh mas, iya rencana tadi mau masuk cuma pengen liat2 ruang tamu dulu" jawab nya masih dengan melihat2 seisi ruangan.

" Kan kamu juga udah sering kesini to dulu"

" Ya kan aku nya ga sempet liat2 mas, saru lah liat2 rumah orang tanpa izin kan" bela nya pada diri sendiri.

" Ooh, yaudah aku ke atas duluan" ucap Revan , setelah mengatakan itu Revan mulai meninggalkan Sinta sendiri lagi di ruang tamu.

" Hih kemaren aja pas di hotel manis nya bukan main, lah tiba di rumah udah kaya kulkas berjalan aja, " gumam nya kesal saat Revan mulai acuh terhadap dirinya.

Tak lama setelah ia melihat2 kini ia mulai berjalan meninggalkan ruang tamu dan menuju kamar nya dengan Revan, tentu ia sudah tau di mana letak nya pasalnya ia pernah masuk ke kamar Revan saat itu dengan tidak sengaja.

" Haah masuk lagi dong ya gue, huuuh tahan iman sin inget tahan iman oke" ujar nya sambil berjalan di tangga dengan pelan ,

Sebenar nya ia ada rasa gugup saat ini karena harus tinggal sekamar dengan laki2 yang belum ia cintai untuk saat ini,, rasa nyaman sudah mulai ada di hati Sinta tapi untuk mencintai dengan sepenuh hati ia masih ragu, ia ingin berjalan begitu saja sampai mereka benar2 saling mencintai .

Tapi Sinta saja tidak tau Revan masih di bayangi oleh alm istirnya ,, jadi saat sudah sampai di rumah ia hanya teringat dengan sosok istrinya.

Saat Sinta sudah sampai di depan pintu ia tidak jadi masuk, ia melihat suaminya memegang figura kecil yang terpajang manis di meja rias nya, tentu saja ia tau itu photo siapa, ya siapa lagi kalo bukan photo pernikahan suami dan alam istrinya.

Dalam hati Sinta berpikir mungkin suaminya hanya merindukan sosok istri yang dulu pernah ada dalam hidup nya. Ia menekan harus positif thinking dengan suajinya.

Sang Penakluk DudaWhere stories live. Discover now