empat belas ☘️☘️

1.3K 62 2
                                    

Jantung Sinta masih berdetak tidak karuan, apa yang di katakan Revan barusan benar2 membuat pikiran dan hatinya bertolak belakang, mengapa si duda itu tiba2 ingin mengajak nya menikah, apa ini benar2 karena dia punya niat baik atau hanya karena anak nya saja ,,huuuh sungguh menyebalkan.

" Kenapa diam, apa kau menolak ku?" Tanya Revan pasalnya setelah ia mengatakan alasan nya Sinta tidak membantah dan ia hanya diam membisu.

Sinta melirik sebentar ke arah Revan, ia masih bingung dan masih mencerna apa yang Revan katakan barusan.

" Emm, begini okey saya menerima alasan nya cuma saya masih ragu," jawab Sinta sambil menekan kan kata ragu di akhir kalimat

" Apa yang membuat mu ragu? Apa perlu kita buat kontrak pernikahan??" Tanya Revan kembali dengan pertanyaan yang membuat Sinta bingung bukan main.

" Hee, kontrak pernikahan? Kau ingin bermain2 dengan pernikahan suci ya, ahaha gila Lo ya" skak Sinta yang sudah mulai jengah dengan perkataan lelaki di depan nya ini, apa dia sudah gila atau tidak waras.

Revan hanya tersenyum smirk mendengar jawaban Sinta.

" Heh ko bilang barusan kita buat saling kenal loh ya, ini kenapa malah harus pake acara pernikahan kontrak, kan aku dah bilang dari awal kalo aku tidak mau ada nya perceraian," ucap Sinta sambil emosi ia benar2 tidak habis pikir dengan jalan pikiran laki2 gila ini.

" Itu lah yg saya pertanyakan, kenapa kamu ragu menikah dengan saya, apa karena saya duda?" Papar nya sambil mencondongkan tubuh nya untuk melihat Sinta lebih dekat.

Sinta yang di dekati pun mulai menjauh dengan manjauhkan tubuhnya kebelakang.

" Bukan,, cuma disini saya merasa ga cocok aja sama bapak, secara bapak kan kaya ,bos lagi ya kali mau nikah sama pelayan caffe ,kan gak etis banget gitu di denger"

" Saya ga peduli omongan orang, yang penting saya dan anak saya bahagia ,no problem dong" jawab nya santai sambil mengetuk-ngetuk kan jarinya di meja.

" Baiklah, saya disni tidak menerima penolakan, dan nanti malam saya akan berkunjung kerumah mu, jadi persiapkan dirimu " ucapnya dengan percaya diri yang kuat,

Sinta yang mendengar pun langsung melotot tak percaya, apa dia bilang datang kerumah, wah udah ga waras ini orang, seenak jidat nya aja dia. Batinnya sebal

"Loh ga boleh gitu dong kan saya juga belum mau " balas nya cepat ,enak aja dia main ngatur2 aja huh

" Ucapan saya mutlak dan tidak bisa di ubah, "

"saya harus pergi karena ada meeting, " tambah nya sambil berdiri dan mulai meninggalkan Sinta yang masih cengo di meja tempat mereka berdua duduki.

Apa dia bilang, mau kerumah? wih udah gila itu orang, batinnya gusar

Sinta masih memikirkan apa yang tadi ia bahas dengan si duda itu, sampai pekerjaan pun ia tidak fokus sangking asik nya memikirkan hal yang benar2 membuat dia tak bisa bicara,, begitu banyak pertanyaan yang menggantung di kepalanya ,tapi dari sekian banyak pertanyaan ada satu yang benar2 ingin ia tau, kenapa tiba2 si duda itu ngajak nikah ? Why guys? ,

"Arrrgh, kenapa sih itu orang ngajak nikah, gue sih ga mau nolak cuma kan kalo gini gue disuruh mikir astagaah , mana beban hidup bnyak lagi ini disuruh mikir huh" erang nya frustasi sambil melangkah kan kaki nya masuk ke dalam rumah.

" Assalamualaikum " ucapnya malas dan lesu saat ia masuk ke dalam rumah.

" Waalaikumussalam, dih tumben kaga denger toa gue hari ni, kenape lu kak" tanya alam adek nya Sinta yang terheran2 saat ia tak mendengar toa dadakan saat Sinta masuk.

Sang Penakluk DudaWhere stories live. Discover now