carry on

5 0 0
                                    

in my life, "carry on" has a big meaning.

aku tahu aku lebih lemah dibandingkan siapapun yang ada dihidupku. aku hanya lebih pintar berpura-pura dibandingkan yang lain. dan yang membuat dari hari ke hari terasa semakin berat adalah hal itu.

berpura-pura bahagia, berpura-pura mampu, berpura-pura tidak tahu padahal tahu, apapun itu dengan kata pura-pura didalamnya sangat mudah dilakukan tapi sangat berat bebannya untuk hati.

semua beban berat itu bisa membunuhku. aku lemah, aku banyak menangis, aku mudah tersesat.

apa yang akan orang lain katakan kepadaku jika kubilang aku kesulitan melakukannya?

apa yang akan pria itu lakukan jika kubilang aku masih mencintainya jadi tetaplah mencintaiku?

apa yang akan ibuku rasakan jika kubilang aku sangat sedih dan aku butuh pelukannya? apakah beliau akan menganggapku manja dan kekanakanakan?

apa yang akan Allah lakukan jika kubilang aku benar-benar ingin mati?

aku selalu memaksakan diri menjawab semua keresahanku sendiri dan berakhir menjadi semakin lemah karenanya.

ada begitu banyak perasaan dan pikiran yang kutekan dan aku menjadi semakin lemah karenanya.

seperti,

aku sangat tahu bahwa aku masih mencintai pria itu tapi aku selalu berteriak bahwa aku sudah tidak peduli lagi dengan cinta, aku menekan perasaan itu dalam-dalam sampai pada akhirnya aku melihat dia mencintai perempuan lain dan meninggalkanku. berakhirlah dengan aku yang sendirian, terluka, dan menjadi semakin lemah.

atau seperti ketika setiap malam kucoba meminum obat tidurku berharap esok pagi tidak ada lagi kehidupan yang kujalani, tapi ternyata Tuhan tidak mengabulkannya. lalu kemudian salah seorang temanku bilang kepadaku bahwa dia ingin bunuh diri, kujawab dengan "kamu tidak sendiri, ada aku disini. semua akan baik-baik saja"

padahal jauh didalam hatiku, aku pun ingin ada orang yang berkata seperti itu kepadaku.

dari ke hari, semua kepura-puraan ini membuatku semakin lemah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

semakin orang tahu betapa lemahnya aku, semakin aku dicap sebagai orang yang tidak tahu rasa bersyukur, banyak mengeluh dan munafik.

semakin mereka berkata seperti itu kepadaku, aku menjadi semakin lemah.

ada hari-hari dimana aku benar-benar ingin mati karena semua ini.

satu-satunya yang membuatku tetap hidup adalah senyuman ibuku dan Allah.

banyak orang bilang kepadaku bahwa aku hidup seperti tidak mengenal Allah. aku benar-benar terluka mendengarnya, aku harap Allah lebih mempercayaiku daripada mempercayai mereka. karena sejak dulu, sejak ayahku sering memukuliku dan aku benar-benar ingin mati, kuurungkan semua perasaan itu dan bilang kepada diriku sendiri bahwa Allah sudah menyiapkan sesuatu yang indah untukku nanti. aku benar-benar mengenal Tuhan dan percaya kepada rencana-rencana-Nya.

dan berbicara tentang ibuku, beliau benar-benar membuatku merasa ingin terus hidup dari hari ke hari. setidaknya aku ingin beliau bilang bahwa dia bahagia sebelum aku mati.

aku pernah bilang ke beberapa orang bahwa hal yang ingin kulakukan sebelum mati adalah mengunjungi kebun binatang dan seaworld serta melakukan skydiving... benar aku ingin melakukannya tapi aku mengatakan semua itu hanyalah karena aku merasa malu dan sedih sampai diusiaku sekarang aku masih tidak bisa membahagiakan ibuku. aku ingin ada hari dimana ibuku mengatakan kepadaku bahwa dirinya bahagia memiliki anak sepertiku dengan wajahnya yang benar-benar tersenyum dan memelukku dengan erat.

sebuah harapan sederhana mengapa aku masih carry on sampai didetik aku menulis ini. aku yang lebih lemah dibandingkan orang lain.

beforedeathWhere stories live. Discover now