#15 Cup Of Fire!

186 28 0
                                    

Berlari tak tentu arah, mendorong tubuh orang orang yang berjalan dihadapanku. Dilorong sepi, aku berhenti berjalan dan duduk jongkok menundukkan wajah yang derai air mata. Merasakan sakit, yang begitu dalam.

"Apakah muggleborn se-hina itu? Bukankah pureblood dan muggleborn sama?" Kataku pada diri sendiri. "Tak ada yang berbeda!"

Aku menangis tersedu-sedu, hingga mengundang perhatian satu anak laki laki yang aku kenal. Berjalan mendekatiku dan menyentuh pundakku. "What happened? Why cry?" Katanya.

Aku terkejut, aku segera mengusap air mataku. Dan berbalik untuk melihat siapa yang bertanya. "Cendric!" Ternyata laki laki itu adalah Cendric, yang pernah menyelamatkanku dari Death Eaters.

"Kenapa kamu menangis di sini?" Tanyanya. "Berdirilah, ayo duduk di sana."

Cendric menuntunku untuk duduk di hadapannya.

"Thank you, Cendric." Kataku.

"Coba ceritakan apa yang terjadi sampai kamu menangis seperti ini?" Tanya Cendric sambil menyibak rambutku yang terurai.

"Tak apa, Cendric." Kataku. "Aku tak ingin menceritakannya."

"Ouh, baiklah kalau begitu." Kata Cendric sambil menatapku. "Tapi, jika kau ingin bercerita apapun itu. Jangan sungkan untuk bercerita padaku. Oke?" (👍🏻)

Aku tak mengucapkan kata-kata dan hanya mengangguk.

"Baiklah, kalau kau tak ingin bercerita, bagaimana kalau aku yang bercerita? Boleh?" Tanya Cendric.

"Boleh." Kataku.

"Aku ikut turnamen Triwizard." Kata Cendric.

"Benarkah?" Kataku terkejut tak percaya.

"Iya." Kata Cendric sambil mengangguk mantap. "Nanti pergilah ke Aula, aku akan memasukan namaku di piala api."

"Siap, semoga berhasil." Kataku yang sudah hampir melupakan kejadian bersama Draco.

"Thank you." Kata Cendric. "Dan kau tau? Kaulah yang aku beritahu pertama kali tentang ini."

"Benarkah?" Kataku sambil menyipitkan mataku.

"Ya, kenapa harus berbohong." Kata Cendric tertawa disusul dengan tawaku.

***

Kini aku berada di Aula bersama Hermione yang sedang membaca buku. Aku menunggu Cendric, untuk melihat Cendric memasukan namanya dipiala api tersebut. Di aula minim cahaya dan hanya api biru yang berkobar di sana.

Yang kutunggu datang, Cendric datang bersama beberapa temannya. Kedua temannya mendorongnya masuk kedalam lingkaran usia yang berada di sekeliling piala tersebut. Aku melihat Cendric yang kini berada di depan piala api tersebut.

Cendric menatapku dengan lembut dan senyum yang manis, sama seperti Draco. "Ah, Draco lagi!" Umpatku dalam hati.

Cendric memasukan namanya dipiala api dan semua murid bertepuk tangan termasuk aku.

"Selamat Cendric!" Bisik ku yang terdengar oleh Cendric sambil menunjukkan ibu jariku (👍🏻)

Si kembar Weasley memasuki ruangan dan tentu saja kini aula menjadi sangat ramai. Mereka membawa botol kaca seperti berisi ramuan. Mereka berjalan mendekatiku dan Hermione.

"Hai, kalian!" Kata sikembar.

"Hai!" Sapaku.

"Kalian tau ini apa?" Tanya salah satu dari mereka yang sudah kupastikan itu Fred.

"Entahlah." Kataku menggeleng.

"Ini ramuan penua." Jawab Fred sambil tersenyum aku hanya mengerutkan kening.

"Mana bisa!" Kata Hermione sambil menutup bukunya. "Lihatlah lingkaran usia ini!" Kata Hermione sambil menunjuk lingkaran usia yang ia maksud. "Kalian tidak akan berhasil melewatinya, ini dibuat oleh Dumbledore."

Singkat cerita mereka pun berdiri dan mengocok ngocok botol tersebut dan membuka tutup botol tersebut.

"Siap, Fred?" "Siap, George?"

"Bersulang!" Mereka berdua meminum ramuan tersebut.

Mereka berhasil masuk kedalam lingkaran usia, dan memasukan nama mereka kedalam piala api. Tapi tiba tiba api tersebut menyeruak keluar menyambar tubuh Fred dan George dan membuat mereka terpental. Mereka menundukkan wajahnya yang mulai menua.

"Ini semua idemu!!" Mereka mulai bertengkar dan guling guling. Aku hanya terkekeh geli melihat mereka.

Seketika aula kembali hening, ada Viktor Krum dan pemimpinnya memasuki Aula dengan gagah, tapi bagiku Draco lah yang paling sempurna, "Ah, Draco lagi!"

Krum memasukan namanya kedalam piala api, sekilas menatap Mione dan pergi.

"Wah, kayaknya ada yang suka sama, Mione nih." Kataku sambil menyenggol lengan Hermione. Hermione memukulku dengan buku yang ada ditangannya.

***

Saatnya mengumumkan para juara dari masing masing sekolah. Dumbledore meredupkan cahaya merah yang tergantung di dinding Aula. Kini hanya ada api biru tersebut yang menjadi penerang Aula.

Api yang awal mulanya biru menjadi merah. Kemudian mengeluarkan secarik kertas dan dibaca oleh Dumbledore, "Juara dari Durmstrang, Viktor Krum!" Anak anak Durmstrang bertepuk tangan.

Kemudian api tersebut mengeluarkan kertas untuk kedua kalinya, "Juara dari Beauxbatond, Fleur Delacour!"

Lalu yang terakhir, "Juara dari Hogwarts, Cendric Diggory!"

Aku bertepuk tangan dengan keras, Cendric terlihat sangat semangat dan senang.

Dumbledore kembali berpidato, tetapi sebelum ia selesai piala api kembali mengeluarkan kertas, Dumbledore menangkap kertas itu dan membacanya. "Harry Potter!"

Seketika anak anak menatap Harry Potter yang Dumbledore sebut.

[Maaf guys, jika ceritanya kurang menarik. Pas bikin cerita itu author sakit. Jadi maafin aku ya! Dimaafin gak?😌]

{Tunggu cerita selanjutnya ya}

{Maaf jika banyak typo :( }

Love story {Draco × Reader}Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ