#12 The Quidditch world cup

269 29 1
                                    

Hari Sabtu tiba, aku berada di depan cermin dan sedang merapikan rambutku. Aku sudah tak sabar menunggu waktu ini.

Saat keluar dari kamar, secara tidak sengaja Bomby menabrak ku.

"Kau kenapa Bomby?" Kataku.

"Anu... Gak sengaja Nyonya." Kata Bomby sambil menunduk.

"Tak apa." Kataku.

"Nyonya, tuan Draco sudah ada didepan Manor, ia menunggu Nyonya." Kata Bomby.

"Benarkah, kenapa kau tak memberitahuku?" Kataku sambil berjalan keluar dari Manor.

"Gimana mo ngomong, ngomong aja belum udah ditabrak." Cibir Bomby.

Aku keluar dari Manor, aku melihat Draco sedang bersandar di mobilnya dan terlihat sangat tampan dengan memakai jas berwarna hitam. Aku berjalan menghampiri Draco,

"Hai, Draco!" Panggilku lembut. Draco menoleh kearah ku.

"Hai, Arabelle." Kata Draco. "Kita berangkat sekarang?"

Aku hanya mengangguk, Draco membukakan pintu mobil untukku dan kita mulai perjalanan.

"Oh, ya Arabelle." Kata Draco. "Nanti, Dad ikut dengan kita dan duduk bersama dikursi pribadi oleh para menteri."

Aku terkejut, "Apa?" Pekik ku.

"Iya, dan kita juga akan menginap di sana." Kata Draco.

"Kenapa kau tak bilang, Draco." Kataku. "Kalau aku tau, aku tak ingin ikut."

"Kenapa begitu?" Tanya Draco.

"Kita duduk di sebelah menteri, aku malu." Kataku menjelaskan.

"Tak perlu malu." Kata Draco.

"Bukan hanya itu, aku takut kalau ada menteri yang mengenalku, dan membuat ayahmu curiga, Draco." Kataku.

Draco mengelus pundak ku dan menenangkan diriku, "Tenanglah, semua akan baik-baik saja." Aku tak mengeluarkan kata-kata, dan hanya mengangguk.

****

Kita akhirnya sampai di tempat yang dituju, disana aku bertemu dengan ayah Draco. Langsung saja Draco menggandeng tanganku dan kami menaiki tangga menuju ke bangku penonton.

"Astaga, ayah. Berapa tingginya ini?"

Aku seperti mengenali suara mereka, aku Draco, dan Lucius Malfoy mendongak melihat siapa yang berbicara.

"Anggaplah seperti ini, jika hujan kau yang pertama kali tau." Kata Lucius dengan nada sombongnya.

Draco menarik tanganku, "Kami bertiga berada di kursi untuk kementerian." Kata Draco sedikit berteriak mengarah ke keluarga Weasley. Dan tentu saja ada Harry dan Hermione disana.

"Memenuhi undangan pribadi Cornelius Fudge." Lanjut Draco.

Bugh!

Lucius Malfoy menabrakkan gagang tongkatnya berjalan pada perut Draco, "Jangan membual, Draco. Dengan mereka tak perlu sombong."

"Nikmatilah benar², selagi kau bisa." Ucap Lucius sambil menarik pakaian Harry dengan tongkatnya dan berjalan pergi.

Aku hanya tersenyum kepada Harry dan yang lain dan berkata, "Maaf, Harry." Yang hanya dibalas dengan senyuman manis dari Harry.

Kami bertiga sampai di kursi mentri. Berkenalan dengan beberapa dari mereka. Saat berkenalan dengan meraka ada satu anak remaja laki-laki yang menatapku dengan lembut dan tersenyum manis.

"Kenalkan, ini putraku Cendric." Kata salah satu menteri.

"Hai, Cendric Diggory!" Katanya padaku sambil mengulurkan tangannya.

"Hai, Pri--" aku hampir lupa, hampir saja aku mengeluarkan nama marga ku. "Arabelle Alexa." Kataku sambil mengulurkan tangan membalas uluran tangan Cendric.

Lalu kami duduk bersebelahan, terlihat Draco sangat tidak suka aku duduk di sebelah Cendric walaupun dia juga duduk di sebelah kiri ku.

"Aku seperti mengenalmu dan wajahmu sangat familiar." Kata Cendric tiba tiba. "Oh ya, kamu anak Gryffindor itu kan?"

"Dari mana kau tau kalau aku berada di asrama Gryffindor?" Tanyaku. "Dan kau juga tau dong kalau aku bersekolah di Hogwarts?

"Tentu saja, apa kau tak tau?" Kata Cendric. "Aku juga bersekolah di Hogwarts, aku Hufflepuff."

"Benarkah?" Kataku tak percaya. "Aku tak pernah melihatmu." Cendric hanya tertawa melihat tingkahku.

Kini saatnya pertandingan Quidditch dimulai. Draco merangkul pundak ku dan setiap kali aku ingin melihat ke arah kanan, dengan cepat tangan Draco menyentuh wajahku dan membuatku menyenderkan kepalaku dipundaknya. "Sangat posesif." Kataku sambil menyandar di pundak Draco.

Tiba tiba Cendric menawari ku makanan kesukaanku, yaitu buah berlapis coklat. "Kau mau?"

Aku mengangguk dan hendak merai coklat buah tersebut, tetapi dengan cepat Draco menyambar tanganku dan dipeluknya, sambil berkata, "Nanti setelah pulang dari sini, akan aku belikan lebih banyak dari itu."

"Tapi.." aku tak melanjutkan kata kataku. Kini sekarang pembicaraanku beralih ke Cendric, "No Cendric, terima kasih."

"Ouh, baiklah kalau begitu." Kata Cendric sambil meletakkan coklat tersebut disebelahku. "Kalau mau ambil aja."

Aku hanya mengangguk. Sebenarnya aku ingin sekali makan coklat buah tersebut, beberapa kali aku melihat ke arah coklat tersebut sambil menggigit bibir bawahku dan Cendric menyadari itu.

"Sepertinya kau sangat menginginkan ini, kenapa kau tak ambil?" Tanya Cendric.

Aku tersadar dari lamunan coklat buah yang saat dimakan lumer di mulut, "Ouh tidak." Kataku menolak.

"Jangan ganggu, pacarku!" Kata Draco tiba tiba.

Cendric hanya tertawa menyeringai melihat Draco. Dan Draco terlihat sebal saat aku berbicara dengan Cendric.

"Jangan bicara dengannya." Kata Draco sambil memeluk tanganku.

"Iya, iya." Kataku sambil mengelus rambut pirang Draco.

"Wah, wah.." kata Amos Diggory-- ayah Cendric sambil tertawa. "Lihat anakmu Lucius, ia melarang pacarnya untuk berbicara dengan anakku."

Lucius menarik Draco sampai terlepas pelukannya dari tanganku dan menjewer telinga Draco, "Kalau mau pacaran jangan disini, nanti saja ditenda!"

Aku hanya terkekeh geli melihat anak dan ayah satu ini. Bisa jadi hari ini, adalah hari kebahagiaanku di tahun ini!.....

INFO DARI AUTHOR : AKU MAU NANYA NIH KEPADA KALIAN, BAGAIMANA KALAU AKU BUAT SPESIAL CHAPTER TENTANG KEGIATAN ANAK HOGWARTS KETIKA BULAN RAMADHAN? KALIAN SETUJU ATAU TIDAK? PLEASE KOMEN YAK! BIAR AKU TAU KALIAN SETUJU ATAU TIDAK! PLEASE KOMEN! (LOPE LOPE DARI AUTHOR 💓💓)

{Tunggu cerita selanjutnya ya!}

{ Maaf jika banyak typo :( }

Hai, Reader! Kalau kalian suka jangan lupa klik vote yaa!!!, Kalianlah sumber kebahagiaanku ( ˘ ³˘).

Love story {Draco × Reader}Where stories live. Discover now