23

2.3K 230 8
                                    

Mentari pagi menyapa kamar apartemen Ian. Suara alarm yang terus berdering terdengar bising di telinga Ian. Setelah mematikan alarm, Ian diam sejenak mengumpulkan nyawanya yang masih diambang kehidupan. Ia menyebarkan pandangannya dan tak sengaja melihat kotak kado yang terletak di atas meja. Seketika ia mengingat bahwa hari ini adalah ulang tahun Aga, sahabatnya.

Setelah peregangan, Ian langsung turun dari tempat tidur. Langkahnya seret menuju kamar mandi. Jam sudah menunjukkan pukul 7:15. Ian harus pergi ke kantor.

Nanti malam juga dia harus ke pesta ulang tahun Aga. Sayangnya, dia belum beli baju. Walaupun di lemarinya banyak pakaian yang pantas, tapi dia mau beli yang baru. Sekalian buat nambah stok. Ian tak suka kalau datang ke acara penting tapi malah pakai baju yang biasa saja. Pokoknya, dia harus lebih terlihat tampan dari Aga yang notabennya tampannya gak manusiawi.

Ian selesai mandi dan berpakaian. Ia pun langsung bergegas keluar dari apartemennya. Saat membuka pintu, ia dikejutkan dengan sosok pria yang berdiri tegak dengan senyuman yang sering dia lihat. Siapa lagi kalau bukan Aga.

"Kaget!" ucap Ian.

"Naik apa?" tanya Aga.

"Naik mobil, ngapain ke sini?" Ian menutup pintunya lalu lanjut jalan bersamaan dengan Aga.

"Gakpapa pengen lihat kamu aja, gak boleh?"

"Aga, ini masih pagi."

"Ya emang pagi, yang bilang siang siapa?"

Ian tak lagi meresponnya. Dia tetap melanjutkan langkahnya dengan diam. Sementara Aga, dia terus melihat Ian. Seperti ada yang aneh. Padahal, tujuannya ke sana ingin melihat respon Ian. Ingin Ian yang mengucapkan 'selamat ulang tahun' yang pertama. Tapi, apakah anak itu lupa? Aga terus bertanya-tanya.

Aga berdehem. Tak ada respon dari Ian. Kini mereka berdua telah berada di lift. Tapi, Ian sama sekali tak merespon Aga.

"Hari ini, hari apa sih?" tanya Aga memberikan kode.

Ian mengambil ponselnya terus melihat layar. "Hari sabtu," jawab Ian.

Aga mengangguk-angguk. Dia masih belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Tanggal berapa sih, aku lupa," tanyanya lagi.

Pintu lift telah terbuka, Ian langsung keluar dan diikuti Aga dari belakang.

"Hp mu kan ada, Ga!"

"Ketinggalan di rumah."

Ian menghembuskan nafasnya kasar. Dia mengambil ponselnya lalu menunjukkan layar ponsel itu ke hadapan Aga. "See?"

Tanpa ada jawaban, Aga menatap layar ponsel milik Ian kemudian tak sengaja melihat wallpaper lockscreen -nya. Seketika itu juga senyum Aga mengembang dan ia menatap sahabatnya itu dengan penuh bahagia. Baru saja ia melihat fotonya dan Ian sedang mengenakan pakaian SMA. Mereka duduk di taman sekolah dan foto itu diambil oleh teman mereka. Ia juga membaca tulisan yang ada di sana.

"Happy Birthday to my beloved bestfriend"

Hal yang membuat Aga tersenyum adalah, tradisi itu selalu mereka gunakan setiap kali mereka ulang tahun. Mereka akan mengubah lockscreen ponselnya dengan foto mereka berdua dan memberikan ucapan di sana. Aga senang Ian tak melupakan tradisi mereka itu.

Di lobby apartemen, Aga memeluk Ian dengan sangat erat. Membuat Ian terkejut dan langsung melihat ke sekitar. Untuk waktu saat ini, lobby sudah ramai oleh penghuni apartemen. Ian sedikit memberontak untuk melepaskan pelukan Aga, tapi sangat susah, tetap saja kekuatan Aga lebih besar.

Ian & Aga ✔️Where stories live. Discover now