16. Cerita di Dusun Binaan

936 151 11
                                    

Setelah event olimpiade selesai, manusia proker abyakta disibukkan dengan program kerja kolaborasi kementerian pengabdian masyarakat dan sosial masyarakat. Event kali ini berbentuk dusun binaan dengan berbagai rangkaian kegiatan sosial yang dilakukan di dusun tersebut. Beberapa program kerja sosial sudah dilaksanakan, hanya tersisa program kerja Hima Mengajar dan donor darah.

Kun dan Xiaojun memimpin jalannya rapat pada sore hari ini. Mereka akan berbagi jobdesk selama proker berlangsung dan menyusun rundown acara untuk kegiatan tersebut.

"Buat Hima Mengajar ada usulan ga dari temen-temen?" tanya Xiaojun

"Kita buat mirip periode kemarin aja gimana? Bedanya kali ini temanya ga tentang mata pelajaran, tapi kayak sekolah umum gitu." usul Chenle

"Gue setuju sama Chenle. Karena nanti kalo dibagi berdasarkan mata pelajaran dan kelas bakal ribet banget. Soalnya ini di satu tempat doang. Jadi lebih efektif kalo sekolah umum," tambah Jaemin

"Iya, gue setuju juga."

"Oke untuk hasil akhirnya, Hima Mengajar dilaksanakan seperti periode kemarin tapi dalam bentuk sekolah umum disepakati."

"Untuk donor darah akan kita laksanakan bersamaan dengan Hima Mengajar. Nanti kepanitiaannya kita bagi jadi dua, biar ga ada yang gabut pas hari H."

"Udah itu aja mungkin dari Penmas dan Sosma. Untuk rundown akan segera dikirim ke grup minimal besok pagi setelah rapat sore hari ini."

"Semangat untuk setengah periode akhir yang penuh proker, teman-teman."

¤¤¤¤¤

Setelah rapat kemarin sore, manusia proker abyakta disibukkan dengan persiapan menuju hari H. Setengah periode akhir ini mereka habiskan di sekretariat. Hampir tiap minggu mereka mengadakan rapat proker-proker periode akhir. Sampai sekretariat bak rumah dan kos kedua bagi mereka untuk makan, minum, gabut, tidur dan nugas.

Meyla mendudukkan dirinya di dekat pojok sekretariat. Disampingnya ada Jaemin yang sedang sibuk dengan desain media. Semua orang terlihat sibuk, kecuali dia. Karena proposal proker udah naik ke fakultas dan ga di acc, akhirnya proposal cuma naik sampai jurusan. Sisi positifnya mengurangi tugas mondar-mandir gedung fakultas dan menghemat kertas revisian.

"Jae, belom selesai ya desainnya?" tanya Meyla

"Tinggal ini sih. Yang lain udah finishing sama staf media gue." jawab Jaemin

"Trus abis itu dikasih ke Ten?"

"Iya, buat di post ke berbagai sosial media." jawab Jaemin dengan mata masih fokus ke laptop.

"Ohh gitu."

"Lo gabut ya?" tanya Jaemin

"Iya, kok tau?"

"Taulah. Bentar ya."

Jaemin berdiri dan masuk ke pojok sekretariat. Lima menit kemudian, Jaemin keluar dengan membawa sosok Jaehyun. Entah apa yang dibicarakan yang pasti setelah itu Jaehyun mengambil jaketnya.

"Yuk" ajak Jaehyun pada Meyla

"Hah?"

"Ayo keluar, katanya gabut." ajak Jaehyun yang membuat Meyla semakin bingung.

"Udah ikut aja. Bang Jaehyun mau survey ke dusun binaan. Daripada lo gabut di sini mending ikut aja." kata Jaemin memberi penjelasan.

"Berdua doang?" tanya Meyla

"Iya, ayo."

Jaehyun menarik tangan Meyla keluar dari sekretariat hima. Tangan Jaehyun terus menggandeng tangan Meyla sepanjang koridor kampus sampai ke parkiran. Jaehyun melepas genggaman tangannya dan berjalan menuju salah satu motor yang terparkir di sana.

ABYAKTA ✔️Where stories live. Discover now