12. Sepulang dari Jogja

917 170 13
                                    

Doyoung berlari di sepanjang koridor kampus, tidak peduli banyak pasang mata yang menatapnya. Yang dia pikirkan sekarang adalah menemui Meyla dan menanyakan banyak hal padanya.

Sepulang dari Jogja, Doyoung merasa sikap Meyla berubah. Tidak ada lagi chat random setiap hari dan tidak ada lagi voice call sampai jam 2 pagi. Meyla menjauh, entah apa sebabnya Doyoung juga tidak tau.

Kutub es yang tidak peka.

Kakinya berhenti di depan sekretariat, dia tau Meyla di sana berkat grup chat yang ternyata ada gunanya juga. Saat hendak masuk, matanya tidak sengaja terpaku pada sepasang sepatu yang berada di sebelah sepatu Meyla.

"Bang, kenapa ga masuk?" tanya seseorang yang membuyarkan lamunan Doyoung.

Sesosok manusia proker bernama Jaemin berdiri di belakangnya bersama Haechan, Renjun, Mark dan Jeno.

"Duluan aja, mau ke toilet dulu." jawab Doyoung kemudian berlalu meninggalkan manusia-manusia proker di sana.

Mark dan Jeno saling bertatapan. Merasa aneh dengan sikap wakahim-nya itu.

"Berdua doang, Bang?" tanya Renjun ketika memasuki sekretariat.

"Yoi, tadi gue cuma mau ambil buku aja trus nugas di perpus. Tapi, ternyata Meyla sendirian di sini yaudah gue temenin sekalian." jawab Taeyong yang masih berkutat dengan laptopnya.

Jeno melihat ke arah Meyla yang sedang tiduran di pojok sekretariat. Lantas dirinya mendudukkan diri di sebelah Meyla dan memainkan anak rambutnya. Meyla sontak menoleh dan ikut mendudukkan diri.

"Kemarin malem kenapa ga angkat telfon gue?" tanya Jeno pelan.

"Bosen gue telfonan sama lo" jawab Meyla asal.

Jeno menepuk pelan kepala Meyla yang membuat si empunya kesal.

"Gue ga akan maksa lo cerita kalo ga pengen cerita, Mey. Tapi, kalo lagi badmood lo bisa bilang ke gue biar gue cari cara supaya lo ga badmood lagi." kata Jeno yang membuat Meyla terdiam menatapnya.

"Nih, es krim. Dimakan, ya." lanjutnya sambil menyerahkan kresek putih pada Meyla.

Jeno hendak berdiri sebelum tangan Meyla menahannya untuk tetap duduk.

"Mau kemana? Temenin gue aja." kata Meyla dan dibalas anggukan pelan oleh Jeno.

"Jen, makasih ya udah selalu ada buat gue."

Jeno tersenyum.

¤¤¤¤¤

Doyoung merasa seperti orang linglung sekarang. Kakinya benar-benar melangkah ke kamar mandi dan berakhir dengan memarahi diri sendiri di sana.

Tangannya bergegas mengambil benda persegi panjang dari dalam sakunya. Mengetikkan beberapa pesan dan bergegas keluar untuk menemui orang itu.

Taeyong, orang yang dikirimi pesan oleh Doyoung, sudah menunggu di depan cafe kampus. Menatap lalu lalang kendaraan yang berada di sana. Dia tau apa yang akan Doyoung bahas.

Doyoung yang melihat Taeyong pun segera menghampiri.

"Lo tau, kan?"

Taeyong mengernyit, tidak paham dengan pertanyaan Doyoung.

"Jisoo suka sama lo dari maba. Lo tau, kan?" tanya Doyoung lagi.

Taeyong diam menunggu Doyoung melanjutkan kata-katanya.

"Dan lo pura-pura ga peka sama perasaannya dia. Dia selalu cerita ke gue, nangis ke gue malem-malem cuma karena lo."

"Sekarang dia pacaran sama lo, kan? Langsung intinya aja." jawab Taeyong.

ABYAKTA ✔️Where stories live. Discover now