09. Medan Punya Cerita

998 171 5
                                    

Suasana rapat ikatan mahasiswa berlangsung sangat serius. Selalu ada perdebatan di setiap pembahasan rapat. Argumen satu manusia dengan manusia lain semakin berkumandang seiring berjalannya waktu. Malam semakin malam, cangkir-cangkir peserta rapat sudah dipenuhi dengan kopi.

Meyla sedari tadi berkutat dengan penanya. Memutar dan menggambar kecil di buku catatan. Sedangkan manusia proker bernama Doyoung dan Winwin sudah sibuk mengeluarkan argumen-argumen menantang lawan debatnya.

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, tapi rapat masih belum menunjukkan tanda-tanda selesai. Sesekali Meyla membuka chatnya untuk membalas pesan dari Jeno, Mark dan beberapa manusia proker kabinet Abyakta.

"Lo ngantuk?" tanya Doyoung

"Iyalah, ini ga ada waktu tidur gitu?"

"Ada sih, kemungkinan habis subuh istirahatnya sampai jam 1 siang. Abis itu ada acara lagi." jawab Doyoung

Meyla menghela nafasnya sejenak. Kepalanya melihat ke segala penjuru, manusia-manusia di sana sepertinya tidak pernah merasa lelah. Masih tetap berargumen, masih tetap berdebat panjang lebar.

Satu jam berlalu, Doyoung dan Winwin masih setia berkutat dengan kertas-kertas. Jangan tanya soal Meyla, tentu saja kepalanya sibuk ke kanan kiri mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Ya, Meyla salah satu dari minoritas yang tidak kuat kalau harus rapat sampai dini hari.

Winwin sesekali merasakan pundaknya terasa berat pun segera menoleh ke arah kiri. Dilihatnya Meyla yang masih setia mencari posisi yang nyaman untuk kepalanya. Dengan hati-hati Winwin meletakkan kepala Meyla di pundaknya agar gadis itu bisa tidur dengan nyaman.

"Lucu banget tidur pas rapat." Winwin tersenyum melihat betapa damainya tidur Meyla. Dia pun kembali fokus berkutat dengan kertas-kertasnya.

Doyoung yang merasa aneh tidak mendengar suara bising dari sebelah kanannya pun menoleh. Matanya menatap ke arah Meyla yang sedang tertidur nyaman di pundak Winwin. Segera saja dialihkan fokusnya ke arah lain biar ga melihat keuwuan macam tai.

Rapat pun selesai pukul 4 dini hari. Beberapa manusia di sana segera meregangkan otot-otot mereka yang seakan sudah mati rasa. Beberapa obat tetes mata juga sudah mereka siapkan biar seger katanya. Oh, jangan lupakan salonpas yang sudah menempel di sebagian tubuh mereka.

"Mey, bangun udah selesai rapatnya." kata Winwin sambil menepuk pelan pipi Meyla.

"Lima menit lagi"

"Bangun dulu nanti dilanjut lagi tidurnya habis subuh," lanjut Winwin

"Bentaran"

"Belom bangun?" tanya Doyoung pada Winwin

Winwin hanya menggeleng pelan. Ditatapnya Meyla yang masih damai dalam tidurnya.

"Yaudah, gue mau subuhan dulu. Ntar gantian aja, biarin dia tidur dulu." kata Doyoung yang dibalas anggukan lagi oleh Winwin.

Meyla membuka matanya perlahan. Kepalanya masih dia sandarkan di pundak seseorang.

"Udah bangun?"

"Eh, kok lo disini? Kak Winwin mana?" tanya Meyla saat melihat Doyoung di sebelahnya.

"Subuhan, dah balik ke gedung. Gue mau rehat juga." jawab Doyoung sambil melangkahkan kakinya keluar.

"Dih, ga ditungguin"
.

Doyoung
Bangun belom lo?

Meyla
Udah, lagi siap siap


Doyoung
Oke, gue tunggu sama Winwin di aula

Meyla
Ya

ABYAKTA ✔️Where stories live. Discover now