ENAM

4.4K 365 14
                                    

"Huh, aku izin ke kelas sebentar buat ambil air minum ya, sumpah gak kuat," Ucap Meysha seraya mengatur napasnya. Praktik olahraga kali ini adalah satu persatu murid harus berlarian selama sepuluh menit hingga mendapatkan dua puluh lima poin dan Meysha berhasil mendapatkannya. Namun, karena itu dada menjadi sesak dan tenggorokannya menjadi kering.


"Mau gue antar?" Tawar Rere.

"Gak usah, Re. Kamu habis ini kan praktik!" Seru Meysha. Rere menganggukkan kepalanya dan pada akhirnya Meysha berjalan seorang diri menuju kelas.

Sela-sela berjalan kaki seorang diri menuju kelas, Meysha berpapasan dengan Zendra yang kebetulan baru saja keluar dari ruang guru. Meysha mengumpat dalam hati, berniat untuk kabur dari sana dengan membalikkan tubuhnya. Namun, tangan kekar Zendra berhasil menggenggam dan menahan pergelangan tangan Meysha.

"Kak please, jangan dekat-dekat sama saya! S-saya malu kak," Ucap Meysha memohon dengan nada bicara ragu-ragu.

"Saya gak deketin kamu, handuk kamu jatuh," Zendra mengambil handuk kecil milik Meysha yang terjatuh dan memberikannya kepada Meysha.

Meysha mengigit bibir bawahnya, lagi-lagi dia melakukan hal yang konyol di hadapan Zendra. "Makasih kak," Ucap Meysha seraya mengambil handuk kecil yang biasa di bawanya saat dia berolahraga.

"Ini roti yang kamu pengen beli,"

Meysha melohok melihat roti yang sempat di perebutkan nya dengan Zendra barusan. "O-oh? Gak apa-apa kok kak, lagian juga kakak kan lebih tua daripada aku, jadi harus menghargai yang lebih tua," Tolak Meysha dengan pelan-pelan.

"Tua? Saya setua itu?" Zendra tertawa konyol mendengar ucapan asal Meysha.

"Gak gitu kak. Maksud saya, kakak kan lebih tua daripada saya," Balas Meysha.

"Kamu kenapa lari kalau ketemu saya?" Tanya Zendra membuat Meysha bungkam. Di koridor hanya ada mereka berdua sekarang, karena jam pelajaran masih berlanjut.

"Kamu dengar pertanyaan saya, kan?" Zendra tersenyum, menatap Meysha menggoda.

Zendra tersentak mendengar tawaan keras Meysha, Meysha tiba-tiba saja tertawa tanpa sebab. "Ah, perasaan kakak aja kali itu mah," Ucap Meysha.

"Udah ya kak, saya mau ke kelas dulu! Rotinya buat kakak aja, okay?" Ujar Meysha dengan senyuman lebar lalu berlari pergi dari sana untuk menghindari Zendra.

"Meysha, stop asbun kalau di depan kak Zendra!" Peringat Meysha kepada dirinya sendiri.

Dan terus terjadi pada hari-hari berikutnya, jika berpapasan dengan Zendra Meysha selalu memilih untuk menghindar dan berlari.

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

Dua minggu kemudian....

Dengan hati yang berdebar-debar, Meysha dan teman-temannya berjalan menuju mading sekolahan yang berada di dekat ruang guru. Di sana banyak sekali murid-murid yang berkumpul untuk mengetahui siapa saja murid-murid yang berhasil lolos menjadi anggota Osis.

"Mey, kita pasti lolos. Percaya sama gue," Ucap Putri seraya menggenggam tangan Meysha yang sudah tremor.

"Put, aku gak yakin. Apa lagi..."

Harapan Meysha menjadi anggota Osis sudah pupus setelahMeysha berkali-kali melakukan hal konyol saat bertemu dengan Zendra, bersikap tidak sopan di hadapan Zendra dan sempat menuduh Zendra ingin melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.

"Jangan lemes Mey, kita yakin lo pasti masuk Osis," Kata Rere berusaha menyemangati Meysha.

"Udah sana cepetan cek, nama kalian ada gak di mading!" Seru Lia yang sudah penasaran dengan hasil coba-coba dan keberusahaan Meysha serta Putri selama berminggu-minggu ini melewati beberapa tes untuk masuk menjadi anggota Osis.

Putri menarik tangan Meysha untuk berjalan mendekati kertas yang menempel pada mading sekolah, keduanya berjalan mendekati kertas pengumuman itu. Putri mencari-cari namanya dan nama Meysha sedangkan Meysha yang sudah pasrah hanya bisa melamun.

"AAAAAAAA LO SAMA GUE LOLOS!"

Meysha tersentak mendengar jeritan keras Putri yang tengah melompat-lompat kegirangan di hadapannya dan langsung di hampiri oleh Rere, Edel dan Lia.

"Lolos?" Tanya Rere.

"LOLOS!" Jawab Putri dengan sangat bersemangat.

Meysha yang tidak percaya dengan ucapan Putri langsung mengecek, mencari namanya apakah tertulis di sana. Dan, betapa terkejutnya Meysha waktu melihat namanya yang tertera di kertas itu. Meysha sampai melangkah mundur sangking terkejutnya. "B-beneran aku lolos?"

"ANJIR, MEYSHA LOLOS!" Teriak Rere senang. Saking senangnya, Meysha, Putri, Rere, Lia dan Edel berpelukan sembari melompat-lompat bersama.

Walaupun memang Rere, Lia dan Edel tidak mendaftarkan diri menjadi anggota Osis, tapi rasanya kebahagiaan yang Meysha dan Putri rasakan bisa mereka rasakan juga. Ikut bahagia mengetahui kedua temannya lolos.

Di sisi lain, ada Zendra yang tersenyum melihat kebahagiaan Meysha dan teman-temannya karena telah berhasil melewati lika-liku menjadi calon anggota Osis dan pandangan keduanya bertemu saat Meysha tak sengaja menoleh ke arah lain. Senyuman Zendra langsung luntur dan Zendra berjalan pergi dari sana, sedangkan Meysha yang masih merasa bahagia hanya bisa tersenyum melihat tingkah aneh Zendra.

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

Meysha tak henti-hentinya tersenyum menatapi notifikasi pesan pada handphonenya. Baru saja, Zendra menambahkannya masuk ke dalam group chat khusus untuk para murid-murid yang berhasil lolos menjadi anggota Osis. Sangat senang namun ada rasa ketakutan dalam diri Meysha. Senang bisa terpilih menjadi anggota Osis di antara banyaknya siswa-siswi yang sangat ingin menjadi Osis. Takut juga bila organisasi yang dia harapkan tak sesuai dengan ekspektasinya.

Di parkiran motor, Meysha yang kadang-kadang tersenyum dan juga memasang wajah cemas membuat Mahen kebingungan.

"How are you today girl? Wajahnya berseri-seri banget sih, ada apa nih?" Tanya Mahen dengan senyuman jahil.

"Baik, baik banget kak. Soalnya, aku lolos dan keterima jadi anggota Osis," Jawab Meysha dengan senyuman sumringah.

"Dek, kamu hebat banget. Dari puluhan murid yang ikut kamu bisa menjadi salah satunya yang keterima. Selamat ya adik ku yang cantik," Ucap Mahen merasa bangga seraya mengelus-elus rambut Meysha.

"Aaa, makasih kak," Sahut Meysha merasa senang mendapatkan pujian dari Mahen.

"Sama-sama, mau beli seblak? Kakak beliin," Tawar Mahen.

Tidak menolak, Meysha langsung menganggukkan kepalanya. "Boleh banget kak, aku gak nolak."

Mahen tertawa dan menaiki motornya di susul oleh Meysha, keduanya bergegas untuk membeli makanan kesukaan Meysha sebelum mereka benar-benar pulang ke rumah.

Tbc

Yuk vote untuk hargai penulis!!!

 NAZENDRA (Romantic With Ketos Galak)Where stories live. Discover now