[MY LOVELY SWEET CÈLINE]
Jam 11:00 malam...
"Papah mau cari mamah. Makan!" Tegas Yuda berdiri tegap."Ga mau. Hiks. Ga mau mamah. Hiks."
Yuda membeku terkesiap, bibirnya membuka tipis. Pandangannya terhadap cermin kian berpaling menuju sang anak yang duduk meringkuk diatas sofa ditemani Surti.
"Bilang sekali lagi!" Titah Yuda dengan suara besar dinginnya.
"Ga mau mamaaah! Ga mauuu!"
"Kenapa? Kenapa ga mau?" Tanya Yuda serius.
"Hiks. Hiks. Ga mauuu." Cèline berbalik menelungkup memeluk bantal di atas sofa. Tangisannya begitu menyedihkan.
"Nanti mamah bakalan papah marahiin. Hiks. Hiks. Mamah telaat. Huu. Papah keburu maraaah." Cèline semakin menangis juga terisak pedih. Cèline tahu bagaimana ayahnya, sedari kemarin Cèline tak jarang mendengar Yuda marah dan terus menyebut Sara dengan geraman penuh emosi.
"Nanti mamah dipukuuul. Huuu." Celine membuat Surti menitikan airmata. Ternyata memang Cèline terlalu sayang.
"Ekhem!" Dehan Yuda salah tingkah dengan ekspresi menyeramkannya. Ia berkacak pinggang, pikirannya gusar mempertanyakan dimana kah wanita penyihir itu.
"Aaaa! Huuuu! Mamaaah! Huuu!"
"Cèlina! Kalo kamu gini terus, papah kasih bius total aja. Biar kamu ga nangis! Ga berisik! Ga bikin banyak ulah! Mau?!" Teriak Yuda melotot dengan urat kentara di sisi wajah.
"Hiks. Hiks." Cèline terisak, bibirnya melengkung takut kala mata mereka berdua saling menatap.
"Hiks. Cèline mau kabur. Hiks. Cèline mau kejar mamah." Cèline terduduk lemas. Tatapan matanya begitu menyedihkan.
"Papah suka mukul. Hiks."
"Tapi papah ga pernah pukul kamu, Cèlina. Kapan papah mukul princess? Hmm?" Rayu Yuda perlahan mendekat. Bahunya masih begitu tegap.
Yuda membeku kala menelisik wajah sang anak. Bibir Cèline begitu kering, menuju biru, lemas, rambutnya teramat berantakan akibat tiga hari kemarin tidak ingin mandi.
"Mana biusnya? Hiks. Sini," cicit Cèline dengan bibir mencebik, melengkung sedih.
"Papah ga bakal pukul mamah, kok. Papah sayang sama mamah, pasti ga bakal mukul." Yuda perlahan berjongkok tepat dihadapan sofa yang Cèline duduki.
Yuda terpejam mengecup punggung tangan sang anak. Yang penting anaknya bisa tenang, Yuda pastikan akan mencari Sara sampai ada, sampai kembali kesini, sampai menjadi miliknya.
"Papah sayang sama princess, papah ga pernah mukul. Sama juga sama mamah, papah ga bakal mukul mamah." Yuda mengangkat kedua sudut bibirnya dengan sabar.
"Yang ada kalo princess ga makan, mamah bakal marah ke papah. Mamah pasti nangis lihat princess sakit lagi."
"Mamah bukan tukang marah, bukan kayak papah. Apa alesannya mamah kabur? Jawab Cèline," ucap Cèline menatap mendesak sabar pada Yuda.
Yuda memutar bola mata kala berpikir. Harus berbohong jika begini. Sungguh hati Yuda sudah tak sabar tuk menemukan Sara, memarahi Sara yang berani kabur. Jika tidak kabur, kenapa tidak memberi kabar?
"Alesan mamah kabur? Enggak, mamah ga kabur."
"Eergh! Tukang bohong!" Teriak Cèline mencakar wajah Yuda dengan sekuat tenaga. Sontak ayahnya membuang muka. Yuda melipat bibir, darah-darah mulai mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Celine
General FictionKisah cinta Sara Kamelia (23) dan Yuda Pratama (35) yang secara tidak langsung diperasatukan oleh seorang gadis kecil menggemaskan bernama Celina Anggun Pratama (5). Yuda Pratama si pemilik hati sekeras batu itu berujung tersentuh dengan segala per...