06 - Kebenaran?

8.2K 1.1K 671
                                    

"Akhirnya, dateng juga makanannya." ujar Dion dengan mata berbinar saat waiters datang membawa makanan yang ia pesan. Satu piring jasuke alias jagung susu keju kesukaannya.

"Nah ini buah kesukaan gue selain melon, Za." celetuk Dion pada Reza dan Aldo yang duduk di sampingnya. Posisi Dion kini duduk di tengah-tengah Reza dan Aldo. Sementara Senan ada di ujung kanan samping Reza.

Kening Reza mengernyit. "Buah? Jagung maksud lo?"

Dion mengangguk sebagai jawaban. "Iya, jagung itu buah kan?"

Reza memasang wajah datar. "Jagung itu sayur, Pul!"

"Jagung itu buah, Adek Eja." timpal Dion, tak percaya.

"Jagung itu sayur," Reza memberitahu.

"Jagung itu buah anjir!"

"Mana ada buah jagung!"

"Coba lo ke toko buah terus bilang 'bu beli buah jagung' gak ada astaghfirullah!" balas Reza memelototi Dion.

Dion terkekeh melihat ekspresi Reza yang receh, ia sangat suka saat Reza melotot ke arahnya.

"Jagung itu buah, Za. Buah jagung."

"Jagung itu sayur!"

"Udah udah, stop! Jagung itu mamalia." sela Aldo menengahi keributan Dion dan Reza.

Di sela-sela keributan Reza dan Dion, Senan sedari tadi ternyata sedang memantau seorang pria berambut gondrong dan mulai memutih dengan gelagat yang mencurigakan dan menjijikan, karena pria itu terus memandang pantat para waiters wanita yang berlalu lalang di sini.

Senan berdecih jijik. Ia yakin pasti pria itu sedang memikirkan hal kotor di pikirannya. Hingga tak lama kemudian terlihat seorang waiters dengan seragam kerjanya dan juga topi yang menutupi wajahnya melangkah membawa nampan berisi 4 gelas dengan satu tangan.

Waiters itu melangkah mendekat ke arah pria mesum itu untuk mengantar pesanan, tak ayal waiters itu pun menjadi sasaran tatapan nakal pria tua itu.

Prang!

"Astaga, maaf.." lirih waiters saat gelas-gelas di nampan jatuh dan membasahi baju pria tua yang entah siapa namanya.

Brak!

Pria itu menggebrak meja tak terima, ia bangkit dari duduknya dan berdiri mendorong kasar bahu waiters.

"NIAT KERJA GAK LO?!"

"KALO LO GAK NIAT KERJA, YA GAK USAH KERJA!" bentaknya kepada waiters.

Sontak hal itu membuat semua pengunjung kafe menoleh dan menjadikan keributan ini sebagai tontonan. Waiters itu mendongakkan wajah, dan melepas topi yang dipakainya, membuat rambut hitam lurus panjang waiters tadi tergerai indah.

"Fira?!" pekik Dion dan Reza bersamaan.

"Anjir! Dia Fira, Nan." Dion heboh.

Senan mengangguk setuju, benar kata Dion. Waiters itu adalah Fira, ia pun baru tahu jika Fira ternyata bekerja sebagai waiters di kafe ini.

Satu alis Senan terangkat saat ia mendapati Fira tersenyum smirk dan menatap pria tua di hadapannya tanpa takut.

"Haha, Cokro Cokro. Lo itu udah tua, banyak utang tapi masih santai aja lo disini liatin pantat cewek-cewek?!" sarkas Fira.

Reza dan Dion melempar pandang, mereka menatap Senan karena mereka penasaran dengan reaksi Senan. Senan masih diam tak bergeming dan memantau keributan itu dari posisinya.

SENANDIKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang