part 07. Bibik dan Elana?

49 21 40
                                    

Tidak ada keluarga yang sempurna. -Elana

Pulang sekolah, Elara memasuki rumah dan mendengar suara tangisan yang samar-samar

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Pulang sekolah, Elara memasuki rumah dan mendengar suara tangisan yang samar-samar. Suara itu terdengar di sofa pojok kanan rumahnya.

Elara menghampiri suara itu berharap itu bukanlah hantu ataupun sejenisnya.

"Bismillahirrahmanirrahim." Elara mencoba melangkahkan kakinya perlahan menuju belakang sofa.

Dengan rasa penasaran yang tinggi Elara melihat kearah belakang sofa yang terlihat seorang anak kecil yang masih mengenakan seragam SD sedang meringkuk.

"Ana!!"

Elara kaget akan hal itu dan langsung memeluk adiknya itu. "Kamu kenapa?" tanya Elara mengusap usap belakang Elana.

Adiknya sama sekali tidak memberikan jawaban yang membuat Elara mengerti akan tangisan adiknya itu.

"Ya udah kita ke kamar kakak yuk!" ajak Elara.

Saat di kamar Elara mencoba menenangkan adiknya itu. Dan tetap berada di samping adiknya.

Saat suasana sudah mulai tenang. Elara mulai dengan pertanyaan.

"Dek! Kamu kenapa?" ujar Elara dengan lembut agar adiknya tidak merasa takut untuk bercerita.

"Aku gak bisa cerita kak. Ini sesuai perjanjian juga." batin Elana.

"Cerita dong sama kakak, kakak gak bakalan marah. Janji." Elara menunjukkan jari kelingking nya agar Elana percaya padanya.

"Aku gak papa kak!" jawab Elana.

Mata Elana tidak dapat membohongi Elara. Walaupun Elara hilang ingatan, namun ia bisa merasakan ada sesuatu yang membuat adiknya itu menangis.

"Dek, Dengerin kakak." Memegang kedua tangan Elana. "Kita ini saudara, kalo kamu ada masalah! Kamu cerita sama kakak. Kita selesaikan bareng-bareng."

"Intinya, aku mau ingatan kakak hilang selamanya." Setelah berkata hal itu, Elana langsung berlari meninggalkan Elara.

Dalam hal ini Elara sangat bingung dengan adiknya itu. Mengapa ia tidak menginginkan ingatan Elara kembali.

Namun ada hal yang harus Elana rahasiakan dari Elara agar ia tetap sehat.

"Ana kenapa?" bertanya kepada dirinya sendiri.

"Apa aku salah? Atau dia nangis gara-gara aku?"

Dengan kebingungan yang melanda hatinya. Elara membuka handphone nya dan melihat apakah Moon telah menjawab pertanyaan nya tadi.

Namun saat ia melihat chat nya di grup ia malah kebingungan karena Lala menghapus pesannya. "Kok di hapus?" tanya Elara.

Karena merasa hari yang ia jalani hari ini cukup berat, Elara pun membaringkan dirinya di kasur sambil menatap langit-langit kamar. "Hari ini capek banget!" keluh nya. "Moon, Ana. Semuanya bikin bingung."

Elara [On Going]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें