Chapter 5: Abel Forsetti

28 12 25
                                    


Rion memegangi bagian perutnya yang mengeluarkan banyak darah. Pandangannya menjadi buram dan kepalanya mulai terasa berputar, sementara telinganya masih bisa mendengar suara Lurecia yang memanggil-manggil, sambil terus mengguncang-guncang tubuhnya.

"Rion ... Rion ... bertahanlah, " isak Lurecia sambil berusaha mengalirkan magis penyembuh ke bagian yang terluka, serta meminumkan beberapa botol pemulih luka ke mulut pemuda yang mulai kehilangan kesadarannya.

"Percuma, ia layak mati karena tak pantas menyandang kehormatan sebagai ras Vallian! Percampuran dengan ras manusia membuatnya tidak istimewa, tapi menjadi sangat lemah!" Pria di hadapannnya mencela dengan angkuh.

"Diam kau!" Lurecia berteriak keras.

Ia membaringkan tubuh Rion yang tergenang darahnya sendiri di lantai kuil, Kemudian bangkit dan berlari dengan cepat ke arah pria berzirah merah yang berdiri dengan sombong bertumpu pada trisulanya.

"Sudah cukup kau membunuhnya. Jangan katakan hal buruk lagi tentangnya!" Sambil berurai air mata, ia berteriak menembakkan magis yang ia punya ke arah pria tersebut.

Tentu saja serangan itu tidak berefek apa pun. Setelah beberapa serangan yang ia kerahkan gagal, Lurecia merasa frustasi dan menjatuhkan kedua lututnya ke lantai kuil. Kedua tangannya mengepal dengan kuat. Tongkat magisinya tergeletak begitu saja di sampingnya. Ia merasa kecerdasan yang selama ini ia banggakan ternyata percuma, karena tidak bisa melakukan apa pun. Dirinya masih tergantung pada kemampuan Rion Angel.

"Siapapun, tolong ... tolong selamatkan dia ...," ujarnya dalam bisikan tangis.

Derap langkah kaki terdengar mendekatinya. Suara dentingan logam juga terdengar oleh telinganya.

"Jangan khawatir. Aku akan berbaik hati mengirimmu ke tempat sampah itu berada sekarang." Sebuah suara angkuh terdengar oleh telinganya.

Alcholyte Saga : Tujuh AstralisWhere stories live. Discover now