Brother

Meet My Family.

"Ibu... Aku ingin ikut turnamen bu..." rengek Seungri dan ibunya yang ada disampingnya pun menenangkan Seungri dengan mengusap-usap rambut anaknya sayang.
"Iya nak, diobati dulu ya?"
"Seungri tahan sedikit ne? Ini pasti akan sakit..." ucap dokter Nam lalu menekan lutut Seungri sedikit keras membuat Seungri berjingkat dan berteriak kesakitan.
"Aakkh! Dokter sakit!!" Teriak Seungri.
"Dokter! Cukup Seungri kesakitan!" Jiyong ikut panik.
"Sudah, tenang saja jika Seungri berusaha untuk sembuh dalam waktu dua hari lututnya mungkin sembuh..." Dokter itu menjelaskan sambil tersenyum pada Seungri yang masih terisak.
"Begitu ya dokter, baiklah..."
"Baiklah saya pergi dulu ne?"
"Ne dokter, khamsahamnidah..."

Setelah menemani dokter itu pergi, Jiyong pun kembali dan duduk di samping Seungri.
"Jangan menangis adik kecil..." Jiyong mencolek hidung Seungri gemas.
"Ani hyuung~"
"Seungri... istirahat saja ya nak... sudah jangan menangis..." ibu Kwon mengusap air mata yang masih mengalir di pipi Seungri.
"Ani ibu~ baiklah aku istirahat~"
"Hyung temani ne?"
"Ne hyung..."

Keesokan harinya, Seungri membuka matanya perlahan saat mendengar suara gaduh diruang tamu. Dengan sekuat tenaga Seungri pun keluar sambil tertatih-tatih, dan ternyata diruang tamu sudah ada Youngbae, TOP dan Daesung. Seungri pun tersenyum sambil menghampiri mereka.

"Seungri? Suaramu sih Dae terlalu keras Seungri jadi bangun kan?" Ucap TOP .
"Aha~ ani hyung lagian ini sudah siang..."
"Bagaimana kakimu Seungri? Masih sakit?" Tanya Youngbae.
"Aha~ ani hyung~"
"Baguslah kemarilah..." Youngbae menyuruh Seungri untuk duduk di sebelahnya. Tapi saat Seungri melangkah tiba-tiba dadanya tercekat sakit, Seungri merunduk mencengkeram dada sebelah kirinya dan meringis kesakitan.
"Seungri? Kau kenapa? Seungri!!" Jiyong berteriak panik.
"H-hyung...d-dadaku..." nafas Seungri menjadi tidak beraturan, keringat dingin pun keluar.
"Ibu!!" Teriak Jiyong dan tidak lama kemudian ibunya pun datang.
"Ji... bantu dia tidur Ji!"
"Baik bu!"
"Ukh!" Tiba-tiba Seungri memuntahkan seperti cairan kental dan setelah itu dia lemas terjatuh di sofanya.
"Seungri? Kau kenapa?" Youngbae menghampiri Seungri yang terbaring lemah di sofa.
"Bu cepat siapkan obat Seungri bu!" Teriak Jiyong tidak sabaran karena saat ini Seungri begitu pucat.

Setelah meminum obatnya, Seungri pun mulai tenang dan memilih untuk tiduran di sofa. Teman-teman yang lain sangat panik saat melihat Seungri kesakitan tadi.

"Ri..." panggil Jiyong pelan dan sedikit canggung.
"Ne hyung?"
"Kau sakit... Tidak usah ikut turnamen ya? Iya... ini demi kebaikanmu..." ucap Jiyong berhati-hati tapi Seungri langsung berdiri dan menatap hyungnya tajam, ini baru pertama kali Seungri menatap Jiyong dengan tatapan tajam.
"Turnamen ini sudah kutunggu-tunggu hyung! Ani! Tidak bisa! Aku harus ikut!"
"Seungri... Hyung takut terjadi sesuatu padamu..."
"Aku harus ikut!"
"Seungri... Apa yang dikatakan Jiyong hyung itu benar Ri..." Youngbae menenangkan Seungri yang terlihat hampir menangis.
"TIDAK! Kenapa kalian semua tidak mengerti perasaanku sih?!" Pertahanan Seungri pun runtuh dan dia mulai menangis keras.
"Ya sudah... ya sudah... Kau tetap ikut..." Jiyong pun mengalah.
"Hiks!" Seungri pun langsung berlari ke kamarnya meskipun dengan langkah gontai karena kakinya masih belum sepenuhnya pulih.

Ibu Kwon mendatangi kamar Seungri karena Jiyong bilang Seungri sedang marah, ibu Kwon tersenyum saat Seungri hanya cemberut di ranjangnya.

"Kenapa nak?"
"Ibu... Jiyong hyung melarangku ikut turnamen..."

Ibu Kwon menarik nafasnya lalu menghembuskannya kasar, dia genggam tangan Seungri dan menatap Seungri lekat.

"Tapi apa yang dikatakan Jiyong hyung benar nak..."
"Tuh kan... Ibu sama saja dengan Jiyong hyung!" Seungri semakin merengek.
"Nanti kau lelah, kau harus banyak istirahat kan nak?"
"Ibu... Apakah penyakitku parah?"