Finally

228 27 18
                                    

Seungri membuka matanya perlahan dan dia melihat Youngbae yang sedang tersenyum padanya.

"Sudah enakan? Ada yang sakit?" Tanya Youngbae sambil mengusap tangan Seungri lembut.
"Hyung..." lirih Seungri sambil terisak.
"Seungri? Hey... wae? Kenapa menangis?"
"Hyung tidak tau perasaanku... Aku tidak ingin tinggal disini... bawa aku pergi hyung..." Seungri semakin terisak.
"Kau bicara apa? Kau harus di sini! Ini rumahmu!"
"Bukan hyung... bukan..."
"Youngbae ini teh untuk- Seungri? Sudah bangun nak?" Melihat ibunya masuk, Seungri segera menghadap tembok dan menyembunyikan wajahnya.
"Bi... duduklah..." Youngbae mempersilahkan ibu Kwon untuk duduk.
"Anakku Seungri... minum teh nya nak..."
"Hiks...hiks...hiks..." Seungri semakin terisak.
"Seungri... lihat ibu nak! Lihat ibu!" Ibu Kwon mencoba untuk membalikkan badan Seungri.
"Mianhanda...." lirih Seungri disela isak tangisnya kini dia sudah duduk dihadapan ibunya.
"Lihat ibu! Seungri! Lihat ibu!" Ibu Kwon menangkup wajah Seungri. Seungri dengan canggung menatap mata ibunya.
"Hiks...hiks...mianhanda..." Seungri semakin terisak.
"Panggil aku ibu! Cepat panggil aku ibu Seungri!" Teriak ibunya karena dari tadi Seungri tidak memanggilnya.
"Aku pembunuh... Aku hanya orang lain... Tapi aku sudah membuat masalah... maafkan aku..."
"Seungri... Kau bukan orang lain, kau anak ibu! Yah panggil aku ibu!"
"Ibu..." lirih Seungri.
"Iya nak, aku ibumu! Aku ibumu!!" Ibu Kwon langsung memeluk Seungri erat. Youngbae terlihat mengusap air matanya.





Saat malam hari, Youngbae masih setia menemani Seungri sedangkan Daesung dan TOP mereka berpamitan untuk pulang.


"Hyung..." Panggil Seungri.
"Ne?"
Dimana Jiyong hyung?" Tanya Seungri sambil memakan makanannya.
"Dikamar..."
"Ibu tidak memarahinya kan hyung?"
"Tidak..."




Kemudian mereka hening.







"Hyung..."
"Ne?"
"Terimakasih sudah baik padaku..."
"Kau adikku... melihatmu aku jadi teringat adikku..."
"Adik? Kau punya adik hyung?"
"Namanya Donghyuk... Tapi dia sudah meninggal setahun yang lalu..."
"Kenapa hyung?"
"Aku yang bersalah, tapi adikku yang jadi korbannya... Dia dikeroyok oleh musuhku..." Youngbae mulai menangis.
"Hyung maaf... jangan menangis..." Seungri menghapus air mata Youngbae.
"Kenapa Jiyong sangat bodoh... Harusnya dia bersyukur mempunyai adik sepertimu..."






Tanpa mereka sadari ternyata Jiyong mendengarkan obrolan mereka dari pintu. Air mata Jiyong pun terjatuh di pipinya kemudian dia pergi dari situ.





Hari-hari berikutnya, Seungri menjalani harinya seperti biasa tapi dia merasa bahwa dia membebani ibu dan hyungnya. Dia pun mulai mencari pekerjaan agar biaya hidupnya ibunya tidak ikut menanggung dan bisa membantu ibunya sedikit.



"Seungri? Kau sedang apa disini?" Tanya Daesung yang baru saja keluar dari toko toserba.
"Hyung? Aku... Aku... uhm... Aku..."
"Jangan bilang jika kau ingin melamar pekerjaan?"
"I-iya benar hyung..."
"Seungri ini toserba pamanku, dia mencari pekerja untuk mengangkat kardus-kardus yang baru datang dari truk, itu sangat berat untukmu!"
"Tidak apa hyung aku kuat!"
"Terserah lah... kalau begitu ayo masuk..."





Seungri sangat senang karena dia diterima kerja di Tempat paman Daesung dan mulai minggu depan dia sudah boleh bekerja, saat masuk ke rumah disana hanya ada Jiyong yang membaca bukunya di ruang tamu.

"Kau bisa masak telur tuna kan? Aku lapar!" Ucap Jiyong tanpa melihat Seungri.
"Kau mau hyung? Aku buatkan dulu ne hyung?" Seungri terlihat sangat senang.



Saat telur itu selesai, Seungri pun memberikannya pada Jiyong yang sudah menunggunya di sofa. Jiyong langsung melahapnya dan langsung habis, kemudian ibu mereka datang setelahnya.


BrotherWhere stories live. Discover now