Really?

203 23 9
                                    

Semenjak kepergian Jiyong dari rumah, ibu Kwon menjadi kepikiran. Hari-harinya sangat kacau dan itu berdampak sekali pada pekerjaannya. Dia menjadi sering melamun, terlambat datang, dan menjadi tidak fokus. Beberapa kali dia di marahi oleh bossnya dan kali ini dia dipanggil ke kantor.

"Maaf sekali nyonya Kwon, jika kau masih seperti ini terus... kami tidak bisa melanjutkanmu." Ucap perwakilan dari bossnya.

"Ap-apa? Kumohon... berikan saya kesempatan, saya punya dua anak yang masih bersekolah tuan..." ibu Kwon memohon.
"Baiklah, saya beri satu kesempatan lagi..."
"Terimakasih tuan..."


Ibu Kwon sangat bingung saat mereka berkata bahwa harus memotong gajinya padahal dia harus membeli obat Seungri, sudah satu bulan ini Seungri tidak minum obat karena mereka tidak mampu beli.

Saat ibu Kwon masuk ke rumah, dia hanya melihat Jiyong yang sudah tiduran di sofa. Ketika dia melihat jam, sudah menunjukkan pukul 10 malam.   Ibu Kwon masuk ke kamar Seungri dan ternyata dia belum pulang.

"Ji kau tadi lihat Seungri tidak?" Tanya ibu Kwon.
"Tidak bu..."
"Aku pulang~" ucap Seungri.
"Dari mana saja? Kau tidak lihat jam berapa ini huh?" Bentak ibunya membuat Seungri berjingkat pasalnya ibunya tidak pernah membentaknya.
"Bu... Aku... Aku..."
"Apa??!!"
"Maaf bu..." lirih Seungri dan tidak berani menatap ibunya.
"Belajar jadi anak nakal? Huh?!"


BUGH!! Ibu Kwon memukul punggung Seungri dengan tongkat rotan membuat Seungri meringis kesakitan. Jiyong yang ada di sofa hanya menatap keduanya ketakutan.

"Ibu tidak pernah mengajarkanmu menjadi anak nakal Seungri!"

BUGH!! BUGH!!


Ibu Kwon masih memukuli Seungri, bahkan sampai Seungri terjatuh ke lantai dan menjatuhkan tasnya membuat seragam sepak bolanya berhambur keluar.


"Seungri?" Lirih ibu Kwon.
"Uhuk...uhuk.." Seungri terbatuk dan memegang dadanya.
"Seungri... maafkan ibu..."
"Uhuk...uhuk..." Seungri masih terbatuk bahkan sampai memuncratkan darah dari mulutnya.
"Seungri?! Seungri ayo kita ke rumah sakit nak!"




Saat ibunya dan Seungri pergi, Jiyong mengambil seragam sepak bola Seungri dan memandanginya sedih lalu melipatnya dan menaruhnya di sofa dengan rapi.






Sementara itu di rumah sakit, ibu Kwon memandangi Seungri yang masih terbaring lemah di ranjang dengan selang infus yang menancap di tangan kanannya.

Ucapan dokter baru saja menghantui ingatan ibu Kwon dan teringat bagaimana pertama kali dia mendengar bahwa Seungri memiliki masalah pada jantungnya.



'Seungri bergantung pada obat itu nyonya, jangan biarkan dia terlambat untuk meminumnya... keadaan Seungri sangat lemah, jangan biarkan dia kelelahan...'



Ibu Kwon meneteskan air matanya sampai kemudian Seungri membuka matanya perlahan.


"Ibu..." lirih Seungri.
"Seungri... maafkan ibu... maaf..."
"Ibu... aku yang salah bu... Aku tidak bilang pada ibu jika ada latihan sepak bola..."
"Seungri... ibu hanya khawatir... maafkan ibu..."
"Tidak apa bu..."
"Ya sudah kau disini dulu ya nak... sampai kau sembuh..."
"Bu... apakah penyakitku parah?"
"Tidak nak... istirahatlah sayang..."





Keesokan harinya, Seungri sudah boleh pulang dan saat mereka masuk ke rumah ternyata ada Jiyong yang sedang duduk di meja makan.

"Ji? Kau tidak ke sekolah nak?" Tanya ibu Kwon.
"Ibu dari mana saja sih? Aku jadi bangun terlambat dan kelaparan!" Teriak Jiyong.
"Ibu di rumah sakit Ji... Kau kan tau kemarin nak?"
"Ibu pilih kasih! Dirumah kan juga ada anak ibu? Harusnya ibu pulang dan menengokku!"



BrotherWhere stories live. Discover now