2

3.4K 385 156
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

Yang tidak suka dengan storyku bisa pergi...😂
.
Yang merasakan jika storyku monoton, silakan pergi...

Naruto memang pria gila untuk Hinata. Hari masih pagi dan dia sudah menginginkan dirinya. Hari ini, Hinata bolos sekolah karena Naruto yang gila memaksa Hinata melayaninya. Sesuai perjanjian yang sudah dibuat tiga bulan yang lalu.

Bagi para gadis diluar sana, Naruto adalah dambaan mereka walau dingin namun, tak menampik betapa tampannya pria Namikaze tersebut, pesona Naruto tak bisa pria itu tutupi. Namun, bagi Hinata, Naruto adalah sebuah petaka dalam hidupnya. Bolehkah, Hinata menyesali pertemuannya dengan Naruto beberapa bulan yang lalu? Ketika berada dikelas sepuluh dan sebelas, Hinata sangat menikmati sekolahnya meski sering dibully tapi sekolahnya tidak terganggu sama sekali. Setelah bertemu Naruto secara tidak sengaja, hidup Hinata berubah saat disekolah. Naruto dengan seenaknya merenggut kehormatannya dan selalu melecehkan Hinata.

Sejak saat itu, Hinata dijadikan Naruto sebagai alat pemuas nafsunya. Hinata selalu diminta datang ke Apartemen Naruto dan seorang Naruto tidak menerima penolakan. Entah, Hinata tak habis fikir pada Naruto, mengapa pria itu memilih dirinya, atau karena dirinya miskin? Sehingga mudah saja untuk ditindas. Hinata sudah berkata akan mengganti rugi namun, Naruto berkata dia lebih kaya dan dia tidak bisa menunggu Hinata sampai mempunyai uang cukup untuk ganti rugi. Hinata tidak bisa berbuat apa-apa, selain itu Naruto juga mengancam akan membuat Hanabi kesulitan dalam sekolahnya. Naruto, pria itu tau kelemahan Hinata.

Padahal jika saja Naruto sadar bahwa banyak sekali gadis yang akan dengan senang hati menyerahkan dirinya dengan sukarela untuk Naruto, mengapa harus dirinya?

"Kau sudah makan?" Tanya Naruto pada Hinata yang masih berbaring diranjang.

"Belum." Jawab Hinata dengan lemah, tenaganya seakan terkuras habis oleh Naruto. Dari jam delapan pagi hingga jam menunjukkan pukul dua belas siang Naruto mengagahi dirinya.

"Tetap disini, aku akan membelikanmu makanan." Ujar Naruto sembari memakai kemeja seragamnya. Hinata memperhatikan dengan lekat kegiatan Naruto. Tubuh atletis itulah yang pertama menjamahnya, sekaligus menghancurkan harga dirinya sebagai seorang wanita.

Dipandangi oleh Hinata secara lekat seperti itu tentu Naruto tahu. Matanya yang tajam, menatap Hinata sembari melipat tangannya didepan dada.

"Apa kau belum puas? Bukankah kau sudah merasakan semua bagian tubuhku, bahkan yang tersembunyi." Ujaran Naruto membuat Hinata memerah malu, ketahuan sedang memperhatikan Naruto secara diam-diam. Hinata heran, Naruto akan bicara panjang lebar ketika bersamanya dan akan menjadi pendiam saat bersama orang lain. Mana Naruto Namikaze yang terkenal dingin dan pendiam itu.

"Kagum?" Tanya Naruto yang tak disadari Hinata sudah duduk ditepi ranjangnya dengan jarak wajah yang sangat dekat. Ah, Hinata melamun rupanya.

"Ma-maaf." Kepala Hinata menunduk, ia takut kepada Naruto, membenahi selimut yang menutupi tubuh polosnya, kakinya juga bergerak gelisah. Safir biru milik Naruto menatap lekat Hinata. Naruto sadar betul apa yang ia lakukan pada Hinata adalah sebuah kesalahan besar. Mungkin saja juga menjadi bencana bagi Hinata. Namun, ada sesuatu didalam hatinya yang selalu berbeda jika matanya melihat wajah ayu alami seorang Hinata. Naruto menghela nafas pelan.

"Mau makan apa?" Tanya Naruto pada Hinata dengan datar. Hinata yang ditanya seperti itu mendongak menatap Naruto. Saat melihat wajah datar Naruto, Hinata kembali menunduk.

"A-aa-apa saja." Jawab Hinata pada akhirnya dengan gagap. Selalu saja seperti itu ketika berbicara dengan Naruto.

Tanpa Hinata tau, senyum Naruto terbit. Harusnya Hinata mendongak kembali maka, Hinata akan tau wajah Naruto menatapnya dengan lembut.

LOVE DESTINYKde žijí příběhy. Začni objevovat