Ramadan Kedua Pandemi Korona

9 2 2
                                    


Selamat membaca. Jgn lupa siapkan like & komen.


Aku membayangkan kalau sebelum Ramadan, rumahku dan halaman rumah akan bersih. Namun, ternyata itu hanya mimpi di dunia nyata.  Dalam kenyataannya, aku hanya bisa menyapu ruanganku, plus membuang sampah dan merapikan pakaian di kasur serta minus membersihkan langit-langit kamar.

Biasanya pada H-1 Ramadan masyarakat di daerahku akan melakukan 'padusan'. Padusan berasal dari Bahasa Jawa 'adus' yang artinya mandi. Jadi, padusan adalah suatu kegiatan mandi besar dengan tujuan untuk membersihkan tubuh sebelum bulan suci Ramadan. Kalau bukan karena adikku, aku tidak akan melakukan tradisi tersebut. Salah satu adikku mengingatkan hal itu pada siang hari. Aku pun berencana untuk mengerjakannya pada sore hari.

Setelah makan sore, aku merasakan ketidakenakan di mulutku. Saat di kamar mandi untuk meludah, dugaanku benar kalau mulutku berdarah di bagian gusi. Cukup sulit untuk membersihkan darah itu. Dalam Islam, makan atau minum darah hukumnya haram, jadi tidak bisa kutelan.

Setelah darahku makin berkurang, aku menaruh odol di sikat gigi. Sebelum gigiku kusikat, aku kumor-kumor terlebih dahulu untuk menjaga kadar kebasahan, sehingga memudahkan odol untuk berbusa. Beberapa detik kemudian, alhamdulillah masalahku selesai.

Waktu mandi aku tidak perlu sikat gigi. Aku hanya sabunan dan samponan. Niatku tentu padusan; membersihkan tubuh dari hadas besar, hadas kecil, dan dengan harapan akan terhindari dari dosa selama melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

Sesudah mandi, aku membayangkan akan mendengarkan siaran TV penentuan 1 Ramadan bersama keluarga. Namun, lagi-lagi itu hanya mimpiku belaka. Konferensi pers sidang isbat—pengumuman jatuhnya 1 Ramadan—dimulai saat azan salat Isya. Beberapa keluargaku ada yang ke masjid untuk melakukan salat jamaah, dan mungkin salat tarawih-witir. Mengenai kegiatan padusan yang sudah kulakukan terlebih dahulu, itu karena aku yakin sekali kalau besok sudah mulai puasa.

Petugas hilal memberi tahu kalau penentuan 1 Ramadan dapat dilakukan melalui hisab atau rukyat. Tahun ini mereka melihat hilal di 86 titik. Di Jakarta sendiri, ada empat titik. Pukul 19.10 WIB adalah puncak konferensi pers sidang isbat. Mereka menetapkan tanggal 13 April 2021 sebagai hari pertama Ramadan.

"Vaksin tidak membatalkan puasa, tapi tetap diperhatikan kesehatan setiap orang," kata Abdullah Zandi, ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Juru bicara wakil presiden di stasiun TV lain juga menyampaikan bahwa kita harus taat kepada ...

"Yang pertama, taat kepada Allah. Kedua, kepada Rasul. Dan ketiga, kepada pemerintah," tuturnya. Beliau berpesan agar mematuhi protokol kesehatan Korona sesuai imbauan pemerintah. Salat jamaah dapat dilakukan, tetapi yang dahulunya shaf diluruskan dan rapat, sekarang shafnya saja yang diluruskan.

Setelah itu, aku salat Isya, tarawih, dan witir. Sesuai tekadku sejak awal, aku pun tidur. Sebelumnya aku mengikuti beberapa 'sunah Rasul sebelum tidur'. Di samping kananku kuletakkan kertas yang berisi pesan kalau besok sahur dan puasa, sebagai pengingat.

Alhamdulillah tengah malam aku bangun tidur. Yang biasanya tidur lagi karena hasrat diri, kini tidak. Entah karena apa, padahal tidak ingat dengan kertas di sebelahku. Saat aku lupa salah satu cara menentukan 1 Ramadan, aku search Google. Aku menemukan jawaban dari rasa penasaranku dan ternyata sesudah melihat posisi hilal, petugas hilal melakukan 'sidang isbat secara rahasia sebelum konferensi pers'.

Tamat

Jangan lupa like & komen

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STT Where stories live. Discover now