"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..."
-Yang Jeongin, 2020
Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
"Kak Soobin, kucing!" Jiheon nunjukkin kucing ke hadapan Soobin. Kucingnya cuman ngeong tapi Soobin langsung soft.
"Lucu banget sih embul, embul... udah mam belum?" Soobin jadi ikutan mainin paw kucingnya. Gak tahu dia kalau Beomgyu ngelihatin sambil teriak—internal screaming, maksudnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeongin noleh ke Beomgyu. "Lo ngapain gigit-gigit tangan?"
Beomgyu ngicep terus langsung nurunin tangannya. "Ng-nggak pa-pa..." jawabnya gitu padahal dalam hatinya sudah salto.
GEMES BANGET ANJRIT LHA GILA, YANG KAYAK GINI KENAPA GAK GUE PACARIN SIH?! OH IYA, KAN GUE GAK BERANI NEMBAK! AHAHAHAHHAHAHAHAHHAnjir...
Beomgyu tahu dia gak akan bisa menenangkan apalagi menghentikan detak jantungnya tiap kali ada Soobin, tapi dia gak bisa mengabaikan yang lebih tua.
"Kak Soobin mau ke mana?" tanya Beomgyu kemudian.
"Oh, gak kemana-mana. Ini mau pulang kok." terus Soobin menurunkan kucingnya dan beralih ke Beomgyu. "Kalian masih ada kelas habis ini?"
"Enggak, ini kita juga lagi nongkrong aja."
"Oh, dikirain pada mau belajar bareng. Kan bentar lagi UTS."
Jeongin menutup kedua telinga. "Tidak dengar, tidak lihat. Tidak dengar dan tidak lihat, aku bunglon."
Soobin ketawa. "Ya udah, kalau gitu mau makan bareng gak di luar?"
Beomgyu menoleh. "Si-siapa? Kita? Kita berempat?"
"Iyalah, atau mau berdua aja?"
"Ya udah, sana gih makan berdua. Gue mah apa atuh, cuman bunglon." Jeongin balik badan mau pergi tapi keburu dicegat Soobin sama Beomgyu.
"Maaf ya kak, Jeongin kalau udah mau ujian memang dramanya kumat. Jadi cepet baper." kata Jiheon. "Tapi kayaknya gue gak ikut, soalnya ada janjian sama yang lain."
"Oke, ya udah kalau gitu, berdua aja ya—"
"Pokoknya gue bunglon." Jeongin balik badan lagi tapi keburu dicegat Soobin sama Beomgyu lagi.
"Kita pergi bertiga!" Beomgyu menggandeng Jeongin di kanan dan Soobin di kiri. "Kemon! Let's go!"
"Guenya jangan ditinggal! Beomgyu jahat!!"
"Oh iya, lupa. Maap, Heon."
❒❒❒
Setelah melepas kepergian Jeongin yang menaiki bus, Beomgyu dan Soobin kembali ke asrama dengan berjalan kaki lantaran tempat mereka mampir untuk makan gak terlalu jauh, masih dekat sekitar kampus, paling cuman jalan sekitar seperempat jam.
Meski, daripada alasan itu, Beomgyu lebih suka alasan lain yang membuatnya berpuas diri di hati.
"Udah lama kita gak jalan bareng." celetuk Soobin seraya menatap yang lebih muda.
Gampang sekali, cuman dipampangkan seutas senyum dengan cekung dalam di pipi saja, jantung Beomgyu sudah gak karuan debarnya.
"Iya, udah lama kita gak pergi bareng. Kak Soobin kayaknya sibuk banget, lagi hectic ya?"
"Yah, bisa dibilang gitu. Lo juga gimana?"
"Yah, sama aja, masih kayak gini. Untung masih waras, kalau stressnya bablas jadi gila mungkin gedung rektorat bisa gak sengaja gue bakar beneran,"
Ucapan Beomgyu tertahan di sana lantaran tepuk ringan dan usap lembut di atas kepalanya.
"Untung ya sekarang musim dingin, coba kalau musim panas bisa cepet meledak juga ini kepala karena keseringan dipakai."
"Plis deh! Bisa gak sih gak usah ngata-ngatain 'kepala meledak'? Emangnya kepala gue bom apa?!" Beomgyu menepis tangan Soobin sambil merengut kesal, wajahnya memerah campur dingin.
"Bom molotov, hahaha!"
"Ketawa lu kak!"
"Iyalah, soalnya lo lucu," Soobin tertawa geli. Rambut Beomgyu diusap acak dengan cepat sebelum ambil dua langkah lebih cepat. Tinggalkan Beomgyu yang mencak-mencak sambil benerin rambutnya, termasuk—lagi-lagi—hatinya sih.
Terlalu menyenangkan, pikir Beomgyu. Cuman momen kecil yang klasik dan berulang-ulang, tapi dadanya terasa lapang dan perutnya penuh oleh gelitik geli yang membahagiakan. Padahal sebelum-sebelumnya, Beomgyu dipenuhi banyak kecemasan, tapi cuman tukar obrol dan momen bersama saja, seluruh kepenatan itu cepat luruh atau persisnya dilupakan. Padahal Beomgyu tahu, ini semua cuman terjadi dalam waktu yang sekejap.
I like you.
"Gue suka,"
Kepala Beomgyu tertoleh oleh sentak dan kerjapan kaget pada Soobin yang menatapnya sambil tersenyum sampai ke matanya.
"Gue suka tiap kali ngobrol sama elo, bareng sama elo. Elo lucu,"
I tried to holding it back.
"Ah, maksud gue bukan lucu yang lawak sih, yah, maksudnya emang kadang tuh lo lucu kalau lagi melucu. Tapi lebih ke gue nyaman sama elo, dek."
But it's only gone too much bigger.
"Gue gak punya temen yang deket banget selama kuliah, kayak temen ya cuman temen. Temen-temen deket gue gak ada yang kuliah sampai sejauh ini, kadang gue kangen mereka, kita ngomongin banyak hal ngaco yang gak ada sangkut pautnya sama sekali sama akademik atau apa pun, tapi di saat gue bareng mereka tuh rasanya nyaman."
I want...
"Bukannya gue bermaksud bilang kalau teman-teman di kuliah gue juga gak menyenangkan kok, tentu saja semuanya baik, Jongho, Jungmo, Seunghwan dan lain-lainnya. Tapi kadang gue gak berani gitu ngungkapin perasaan gue selain keluhan tentang akademik atau hal-hal kecil yang terlalu dalam, tapi..."
...I want to love...
"Tapi kalau sama elo... rasanya kayak gue udah deket banget sama elo, rasanya kayak rumah. Rasanya kayak gue bisa tumpahin semuanya ke elo, baik senang atau pun enggak. Rasanya kayak gue udah terbiasa sama elo, dek. Makanya kalau gak ketemu elo, kadang gue... kangen."
...you. I want to love you.
Heended it with a little giggle and blush on hischeeks—because of embarrassment or cold, not sure, the youngercan't tell it.
Namun lebih dari itu, Beomgyu justru merasakan perasaan lain yang menyesakkan. Sesuatu yang menyentil dadanya seperti cubitan ngilu yang membuat pelupuk matanya terasa panas namun tengkuknya menggigil karena dingin—yang dia yakin bukan karena temperatur udara luar karena tudung jaketnya cukup tinggi sebetulnya buat menghalu terpa angin.
Perasaan ini... Beomgyu tahu rasanya. Dia pernah merasakannya.
Untungnya kesadaran cepat menarik pikiran Beomgyu agar gak terjebak lama dalam momentum bisu, kendati dia harus berdehem pelan demi melebur serak yang tiba-tiba mencekat kerongkongannya.
"Gue juga kangen elo, kak."
###
[03-08-2021]
WELL WELL WEEELLLLLLLLL.....................................
kayaknya bukannya makin deket malah makin jauh ya ._.