"Deal."
Chahyuk dan Beomgyu berjabat tangan tanda kesepakatan bersama.
Duit jajan gue... (T_T)
Tahu-tahu, Chanhyuk bergabung saja duduk di sebelah Jeongin karena bagian kosong di sebelah Beomgyu terhalang tas di bangku dan meja bagiannya cukup penuh oleh notebook dan print out.
"Jeongin, temen lo ambis banget? Lo gak gila bareng sama dia? Gue sih iya, makanya jarang pulang ke kamar." kata Chanhyuk buat Beomgyu terpelatuk.
"Gue nggak—"
"Dia mah mending kak, kalau lagi ambis mulutnya gak bacot. Soalnya yang bikin stress was-wes-wosnya bikin gue ngerasa goblok karena gak paham, padahal kita belajar materi yang sama." jawab Jeongin cepet.
"Relate."
Cemberut Beomgyu dan begitu saja dia ngeberesin lembaran print out-nya jadi satu, sambil mencibir gara-gara Chanhyuk dan Jeongin jadi akrab gitu karena—kayaknya—cocok perkara kemampuan otak mah.
Gak heran sih harusnya, soalnya mereka agak lebih waras, eh.
"Gak usah manyun-manyun loh, mau gue jepit bibirnya?"
"Jepit pake apa?"
"Steples, biar nancep sekalian gak repet mulu kayak knalpot bocor."
"Bangke lu!" Beomgyu menggetok kepala Jeongin pakai bundel print out, tepat di atas kepalanya sampai bunyi 'pok' begitu. Satifying lah suaranya, makanya Beomgyu ngaceng alias ngakak kenceng. Puas banget sampai gak begitu sadar kalau dilihatin sama yang paling tua di antara mereka.
"K-kenapa gitu banget ngelihatinnya, kak?" Beomgyu menggigit bibirnya pelan sambil nutupin separuh wajahnya pakai bundelan print out. "Enggak elu, gak Jeongin, pada gitu amat ngelihatinnya. Pada ngira gue mabok kali ya?"
Bukannya jawab, Chanhyuk malah ketawa sambil setengah menunduk. "Nggak ngerti lagi gua, lu lucu banget dah, Beomgyu... Beomgyu..."
Tadinya Beomgyu mau bertanya maksudnya apa, tapi batal karena keburu disela celetukan Jeongin.
"Emang lucu dia kayak badut Mekdi!"
Bundelan print out kembali menghantam Jeongin, tapi kali ini di mukanya yang bikin Chanhyuk ngakak.
❏❏❏
Kebetulan, setelahnya, Chanhyuk, Jeongin, dan Beomgyu memiliki kelas yang sama. Ketiganya pun masuk kelas bersamaan yang iseng diceletukin salah seorang di kelas.
"BAH, ANJIR! Udah berasa kek antek-antek Go Junpyo aja kalian! Tinggal tambahin soundtrack Almost Paradise!"
"Nggak zaman Almost Paradise, zamannya Butter sekarang." sahut Beomgyu asal sambil jalan menyerobot ke bangku kosong seolah gak terusik sama sekali. Jeongin tentu saja cuman ngintilin tanpa banyak menyahut, menoleh pun enggak. Sementara Chanhyuk sendiri duduk di bagian belakang.
Nggak lama kemudian, sang dosen pun masuk. "Selamat siang."
Nggak pas sekolah atau kuliah, tapi belajar siang-siang itu memang godaannya paling berat. Antara kekenyangan sama makan siang atau semilir air conditioner yang sekarang gak mungkin dinyalakan karena lagi musim gugur, tapi tetap saja rasanya kayak celotehan dosen di depan itu mirip-mirip sama lullaby yang bikin beberapa mahasiswa termasuk Jeongin sudah merem sekarang.
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
46 : under control
Start from the beginning
