01. New Circle

3.3K 132 18
                                    

Hari ini bukan hari biasa. New memegang erat tali pada tas selempangnya. Ia masih saja berjalan dengan perlahan. Menengok ke berbagai arah seperti sedang mengunjungi tempat baru. Walaupun sebenarnya bukan seperti itu, yang benar adalah suasananya yang baru. Beberapa orang sudah melaluinya di sepanjang jalan. Tapi New tetap saja memasang wajah datar. Tidak pernah barang sekejap ia berniat untuk melempar sebuah senyuman kepada orang yang memandangnya.

Diperhatikannya ke sekeliling. Semuanya berpenampilan sama dengan dirinya. Yang New lihat adalah manusia-manusia berpakaian kemeja putih dengan bawahan hitam. Sangat formal. Tapi memang begitulah jika pendidikan sudah memasuki jenjang perguruan tinggi. Rasa tidak nyaman ini tetap menyelimuti New. Rasa selama menjalani hari di mana ia masuk kuliah untuk yang pertama kalinya.

Langkah New sudah berakhir di gedung jurusan. Terlihat banyak mahasiswa seangkatannya yang masih berseliweran tidak karuan. Ada yang sibuk ngerumpi, berlari terbirit-birit karena dikejar waktu, dan ada juga yang bingung untuk mencari ruang kelasnya. Ya, seperti New sekarang ini. Ia akhirnya mengambil ponsel di dalam sakunya dan memeriksa kembali jadwal kuliahnya. Pagi ini ada mata kuliah praktikum komputer, tapi ia belum tahu benar dimana letak lab komputernya. Huh! New merasa menyesal karena ia tidak serius memperhatikan denah gedung jurusannya ketika masa orientasi.

Jurusan akuntasi memang salah satu jurusan favorit di kampusnya. Dan New bersyukur sekali karena ia mendapat kesempatan untuk menjadi mahasiswa di sini. Ia juga tidak perlu bersusah payah menjalani tes tertulis, karena nilai akademiknya selama SMA sudah sangat memenuhi persyaratan. Ditambah lagi dengan segudang prestasi yang ia miliki membuat New seperti mendapat Golden Ticket. Tapi New tetap manusia biasa yang bisa gugup di tengah persaingan. Menjelang hari pengumuman penerimaan, New bahkan tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan hal tersebut. Namun, setelah hari itu berlalu, semua terasa biasa saja. Sampai detik ini pun, langkah New masih gontai mencari lab komputer. Seperti tidak punya semangat muda.

Ponselnya terus mengeluarkan suara berisik. Banyak pesan LINE masuk dari grup kelasnya. New mendesah, ia heran, ia bahkan belum pernah bertemu dengan teman-teman sekelasnya. Tapi ajaibnya grup tersebut sudah terbentuk. Selain itu, mereka sangat ribut seperti sudah jadi teman akrab selama bertahun-tahun. Namun, walaupun begitu setidaknya New bisa mendapat info mengenai letak kelas pertamanya di sana.

"Kamu kelas A, kan?" seorang gadis secara tiba-tiba berbicara pada New.

New memperhatikan sejenak perempuan asing yang bertanya kepadanya. "Iya, aku kelas A."

"Wah! Kebetulan banget, aku juga kelas A. Kenalin aku Mild." Dengan antusias ia mengulurkan tangannya.

New hanya tersenyum tipis dan menerima jabatan tangan Mild sekilas

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

New hanya tersenyum tipis dan menerima jabatan tangan Mild sekilas. "Aku New."

Mild tampak tak memiliki rasa canggung dengan orang baru. Ia mengedar pandangannya dan tetap memajang wajah penuh senyum berseri. "New, udah tau belum lab komputernya di mana?"

Balance of FeelingsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt