24. Ketika Mahasiswa Belajar Bareng

446 57 22
                                    

Jari-jarinya terlalu sibuk menari di atas layar ponselnya. Wajah New tampak serius membaca setiap pesan yang ia terima. Ia tidak akan begitu antusias jika pengirim pesannya bukan seseorang yang bernilai lebih baginya. Tapi bukan itu saja alasan yang membuatnya terus bermain ponsel di kamar kosnya dengan beberapa tumpukan buku kuliah di sampingnya. Akhir-akhir ini ia tidak sedang bermain-main. Seperti semester-semester sebelumnya, ujian pasti selalu ada di bagian akhir. Ia tidak sempat lagi untuk sekadar bepergian bersama teman-temannya untuk mencicipi makanan di tempat makan yang baru. Jangankan untuk makan bersama, bahkan ketika Tay memintanya menemani di kampus untuk mengurusi beberapa pekerjaan administrasi kelasnya pun, New harus menolak. Jangan lupa kalau Tay itu adalah koordinator tingkat untuk kelas A, dan biasanya New memang membantu Tay karena mereka kemana-mana selalu bersama. Jadi, bisa dikatakan kalau New itu punya posisi dan peran seperti wakil bagi Tay, hanya saja ia ghoib.

Di kelas, bahkan di lingkungan angkatan sejurusan pun, New memang terkenal memiliki kemampuan akademik yang mumpuni. Tidak heran jika ia cukup dikenal oleh mahasiswa dari kelas lain dan dari kalangan dosen. Tapi New bukan orang yang suka unjuk diri dan pamer kepintaran. Segala penyebab terkenalnya itu terjadi secara alami. Ditambah ia selalu berada di samping Tay yang juga punya posisi di kampus. Dulu ya... Sebelum foto haram terbit dan memberi efek yang bombastis terhadap nama mereka.

Walaupun New tahu ia pandai, ia tidak lengah. Ia sadar dengan kemampuannya, begitu pula dengan kelemahannya. Selain itu, alasan ia menambah intesitas belajarnya sebelum ujian tiba adalah karena ia memiliki tanggung jawab yang mulia. Entahlah, New tidak tahu apakah ini bisa disebut mulia atau tidak. Tapi ini sudah jadi tradisi yang dimulai sejak semester pertama. Meskipun dalam hatinya, ada sedikit rasa terbebani untuk mengurusi hal ini. Lalu, tanggung jawab apa itu? Inilah yang sekarang New bicarakan melalui chatting di ponselnya.

Tay: Teman-teman yang lain pada jadi datang ke kosmu?

Mmm... Iya...

Tay: Yahhh... Padahal aku pengen banget kita belajar bareng berdua aja.

Jangan egois sama teman sendiri... Lagian gak mungkin mereka biarin kita kaya gitu.

Tay: Hmmm...

Kenapa?

Tay: Jadi syediihh...

Jangan ngambek kaya gitu bisa gak? Lagian kalau kita berdua aja, yakin kamu bakal bisa serius belajarnya?

Tay: Hehehe... Ya jangan serius-serius banget lah beb. Bisa sambilan main manja-manjaan sedikit kan bisa...

Tuh kan! Cukup ya Tay! Belakangan ini kamu sudah sering datang ke sini cuma minta cuddle. Memang kamu gak merasa aneh apa? Sadar gak sih sama apa yang kamu lakuin?

Tay: (Stiker pingsan)

Tay: Ahhh... Kalau sama New, aku mah jadi sinting...

(Stiker muka bodo amat)

Lebay...

Tay: Tapi kamu juga suka kan?

Enggak, biasa aja...

Tay: Bohong

Enggak!

Tay: Ya udah terserah, yang penting itu cuma di antara kita doang...

Mmm...

Tay: Teman-teman jam berapa mau ke sana?

Jam 2

Balance of FeelingsOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz