***

Rey tidak bisa fokus pada pelajaran hari ini, selain penasaran menunggu kabar Asa, pikiran Rey juga terus melayang pada kejadian tadi pagi.

Rey tersenyum sendiri, tangannya terus memegang bibirnya. Kecupan Asa benar-benar membekas di hatinya, first kiss.

Cup! Cup! Cup!

"Aaaahhh!" Rey membenamkan wajahnya di atas meja mengingat kiss scene tadi. "Kok gue bisa seberani itu ya?"

"Aaaaaaahh, Asaaaaaaa."

"Kesurupan apa lo Rey, masih pagi juga udah setress?" Gavin meletakkan seragam yang sudah terlipat di atas meja.

Rey mengangkat kepalanya, melihat Gavin yang sudah memakai seragam basket. "Minggu depan turnamennya?"

"Ho-oh, Rhey. Tapi Elvan nggak ikut."

"Hah? Kenapa? Dia kan kapten?"

"Kayaknya lagi sakit." Mampus sih kalau sakit, biar insyaf dikit!

Gavin baru saja ingin pergi, tetapi Rey sudah buru-buru menahan tangannya. "Gav, kasih lagi dong."

"Kasih apaan?" Gavin membalikkan tubuhnya menghadap Rey.

"Link kayak kemaren!"

Gavin tersenyum elegan, pria itu memegang kepala Rey. "Allahu laa ilaaha ila huwal hayyul qayyum...,"

"Damn!" Rey menyingkirkan tangan Gavin. "Lo pikir gue kesurupan?"

"Ya lo sih ada-ada aja, anak Buna sekarang minta link bokep ke gue. Gue aduin ke Mamak kau tau rasa, Rey."

"Ya gue kan cuma pengen belajar, gue nggak tau caranya nyari di internet."

"Berguru noh sama Akang Elephant! Biar sekali-kali akur lu bedua." Gavin menjulurkan lidah mengejek, lalu kabur dari dalam kelas.

"Sesat banget sarannya."

"Gav!" panggil Rey berdiri, melihat Gavin dari jendela kelas. "Serius nggak mau bagi link lagi? Ah pelit banget lo jadi temen!"

Drrt! Drrttt! Ponsel Rey bergetar lama, Rey sontak mengangkat panggilan dari Bundanya.

"Bokep, eh, Buna, kenapa?"

"Rey, saru banget kamu ya?! Asa udah selesai priksa, janinnya sehat, cuma katanya suruh banyakin olahraga."

"Olahraga apa, Bun? Olahraga malam?"

"Rey! Kamu tuh ya!" Suara Nisha terdengar marah di sebrang sana.

"Becanda, Buna Sayang. Besok Rey ajakin jalan-jalan pagi si Asanya."

"Yaudah, Mas fokus sekolahnya. Mikir Asanya disambung nanti lagi."

"Iya, Buna Sayang. Jagain Asanya Rey ya?"

"Iya, iya. Asalamualaikum."

Tut! Telpon dimatikan secara sepihak, padahal Rey ingin berbicara dengan Asa.

Jika sedang di luar seperti itu, Asa selalu meninggalkan ponselnya di rumah. Rey kan jadi kesulitan menghubunginya, menyebalkan.

DASA (END)Where stories live. Discover now